• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Artikel / Suasana di Tanah Abang Menjelang Lebaran

Suasana di Tanah Abang Menjelang Lebaran

July 18, 2015 Nunik Utami 4 Comments

Nah, ini cerita tentang keajaiban saya. Ajaib, maksudnya kali ini saya mau melakukan hal-hal yang biasanya malas banget dilakukan.

Jadi, begini. Saya sudah lamaaa banget nggak belanja di Tanah Abang. Terakhir ke sana, sekitar 10 tahun (atau lebih) yang lalu. Aslinya sih, penasaran banget. Kepengin lagi merasakan suasana Tanah Abang. Karena, dulu, lumayan sering ke sana.

www.nunikutami.com
Suasana di seberang Stasiun Tanah Abang. Pedagang tumpah ruah di sepanjang jalan.

Seminggu sebelum puasa, saya janjian sama Erma, mau ke Tanah Abang sama-sama. Dari dulu saya tahu, Erma adalah teman yang tepat untuk hunting barang-barang di pasar yang terkenal itu. Alasannya, dia tahan banting dan kuat banget keliling-keliling. Saya masih ingat, belasan tahun yang lalu dia pernah bilang, kalau ke Tanah Abang harus keliling dulu, menjelajahi semua tempat. Hahaha … ini sih, prinsip saya banget!

Seiring waktu, prinsip saya yang itu, nggak sekuat dulu lagi. Semakin ke sini saya semakin malas mendatangi tempat-tempat yang penuh, apalagi Tanah Abang ini. Malas banget, deh!

Tapi, rasa “kangen” dengan suasana keramaian Tanah Abang, semakin kuat. Keinginan main ke sana seminggu sebelum puasa, nggak terlaksana. Akhirnya, di suatu malam Minggu, minggu terakhir puasa, tanpa rencana saya mengajak Erma untuk merealisasi janjian kami. Erma terkaget-kaget dengan ajakan saya. Tapi toh dia setuju juga.

Minggu pagi, dengan menumpang commuter line, saya dan Erma pun sampai di Tanah Abang. Setengah hati saya bersorak girang melihat keriuhan Tanah Abang. Setengah hatinya lagi, merasa cemas karena sudah sangat lama nggak main ke tempat yang penuh sesak seperti itu.

wpid-p_20150712_101709_ll.jpg
Ini masih di luar blok. Mau belanja di sini? Harus pintar nawar, ya.

Wah, jangan ditanya deh, suasananya. Di sepanjang jalan antara stasiun dan Pasar Tanah Abang, berjajar para pedagang. barang yang dijual pun macam-macam. Ada pakaian wanita, pakaian anak, sandal, sepatu, taplak meja, hiasan rumah, dan … macam-macam lagi.

Pembelinya? Buanyaaak! Saya ikut berdesak-desakan bersama para pengunjung. Saya dan Erma bergandengan erat-erat agar tidak terpisah. Saya tahu, di antara pengunjung yang membludak itu, sudah pasti ada copet berseliweran. Jadi, tangan kanan saya menggandeng lengan Erma, tangan kiri saya mendepak tas erat-erat. Nggak seru dong, kalau acara jalan-jalannya pakai kecopetan segala.

wpid-p_20150712_101704_ll.jpg
Kalau mau masuk ke blok-blok, harus melewati selasar ini. Siapkan kaki yang kekar dan tangguh, ya πŸ˜€

Di sana-sini terdengar para pedagang berteriak-teriak menjajakan barang dagangan. Para pembeli pun tak kalah riuh menawar barang. Oh ya, tips saya, kalau berbelanja di Tanah Abang, harus pintar nawar. Sebagai contoh, saya beli taplak meja makan plastik. Pedagangnya memberi harga Rp35rb. Saya tawar Rp10rb, eh, boleh! Hahaha … Erma pun ikut beli. Di mana lagi bisa dapat meja makan plastik ukuran 2 x 2 m dengan harga segitu?

www.nunikutami.com
Ini di dalam blok. Nggak semuanya penuh kayak gini. Ada bagian lain yang kita bisa berjalan lebih santai. Berani “uji nyali” ke sini?

Jangan bayangkan berjalan di situ bisa melenggang santai. Satu jengkal di depan kita, sudah kepala orang lain. Dan barisan manusia itu memanjang, entah sampai mana. Saya saja sampai langsung terbayang tawaf di Ka’bah. Karena padatnya memang seperti itu. Langkah kaki pun nggak bisa lebar-lebar. Kami harus membagi dua jalan. Tidak boleh berjalan terlalu di kanan, karena bagian itu untuk orang-orang yang berjalan dari arah sebaliknya. Berjalan pun harus hati-hati dan sabar, kalau kaki tidak mau menginjak atau terinjak orang lain.

Bahkan, saya terkejut ketika ada “gelombang arus” saat melewati perempatan jalan. Di sini saya terasa agak terseret. Saya lirik Erma. Dia hanya cengengesan sambil bilang,”Nggak biasa begini, ya? Gue sih, udah biasa. Hehehe.”

Saya melongo. Dulu saya terbiasa dengan keadaan seperti ini. Tapi, sekarang saya diketawain Erma! Ah, betapa lamanya saya “meninggalkan” pasar ini.

Bisa senyum karena keperluan lebaran untuk seluruh anggota keluarga besar, terbeli sudah.
Bisa senyum karena keperluan lebaran untuk seluruh anggota keluarga besar, terbeli sudah.

Prinsip kedua saat berbelanja di Tanah Abang adalah, kalau naksir sesuatu, langsung saja beli. Jangan cari barang yang sama di toko lain untuk perbandingan, karena belum tentu bisa menemukan barang yang sama dengan harga yang lebih baik. Jangan juga menunda beli barang dengan niat mau lihat-lihat yang lain dulu, nanti balik lagi ke toko ini. Karena, belum tentu kita bisa balik lagi dan menemukan toko itu lagi. Ribet dan susah balik laginya.

www.nunikutami.com
Suasana di dalam blok.

Meskipun penuh, desak-desakan, dan berisik, saya dan Erma tertawa-tawa sepanjang berbelanja. Bagaimana pun, rasa penasaran saya terjawab. Sekarang, saya tahu suasana di Tanah Abang menjelang lebaran kemarin.

Prinsip ketiga, perjuangan untuk sampai dan selama berbelanja, sudah sedemikian berat. Jadi, kita harus dapat banyak belanjaan. Saya berhasil membeli kebutuhan lebaran untuk keluarga besar. Ada pakaian pria, seperti kemeja, untuk bapak dan suami, baju untuk ketiga adik saya, serta baju untuk anak dan keponakan. Untuk saya? Jelas paling banyak.

Barang-barang di Tanah Abang juga banyak yang bagus. Kemeja-kemeja berbahan halus, harganya setengah dari harga di mall, dengan kualitas yang sama. Cuma beda merk.

Prinsip keempat, kalau ingin berbelanja ke Tanah Abang pada saat bulan puasa, pilihlah hari di mana kita sedang tidak berpuasa. Ini kebetulaaaan banget, saya dan Erma sedang berhalangan puasa. Maka, ketika baru tiba di Tanah Abang, tujuan kami adalah … makan bakso. Lalu, saat mau pulang, perut diisi lagi dengan soto betawi. Jadi, kami nggak kehabisan tenaga saat pulang dengan menenteng banyak belanjaan di commuter line.

Untung saja sedang tidak puasa. Jadi bisa makan soto betawai dulu biar nggak pingsan saat belanja.
Untung saja sedang tidak puasa. Jadi bisa makan soto betawi dulu biar nggak pingsan saat belanja.
www.nunikutami.com
Hasil berburu di tempat yang penuh sesak itu.

Sampai di rumah, adik saya kaget. Katanya, tumben banget saya mau belanja ke tempat yang penuh sesak kayak cendol dan desak-desakan kayak gitu. Biasanya kan, paling menghindari tempat seperti ini, apalagi menjelang lebaran.

Nggak usah dia, wong saya sendiri juga kaget, kok. Hehehe ….

Ini rekaman riuhnya Tanah Abang menjelang lebaran:

Artikel, Opinion baju wanita, belanja, kemeja pria, lebaran, pakaian anak-anak, pakaian wanita, tanah abang

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Comments

  1. Lidya says

    July 18, 2015 at 17:29

    jagoan nih mak nuniek ke tanah abang saat ramadhan

    Reply
    • Nunik Utami says

      July 18, 2015 at 18:47

      Penasaran, Mbak. Pengen uji nyali lagi. Hehehe

      Reply
  2. Choirul Huda says

    July 20, 2015 at 13:17

    ebuset, lagi rame gitu sempet2nya difoto πŸ™‚
    saya ke blok f pas 2 minggu mau lebaran
    parah banget, padat dari lantai 1 sampe atas…

    apalagi waktu itu siang2 liat es tebu gimana gitu
    he he he

    Reply
    • Nunik Utami says

      July 21, 2015 at 23:02

      Iya, Rul, ini kepikiran motretnya pun setelah selesai dapat belanjaan. Langsung kepikir mau bikin blogpost. Hahaha … eh, aku ke sana pas lebaran kurang 5 hari, lho. Dan untungnya jadi cewek, bisa disesuaikan dengan “jadwal” jadi nggak perlu gimana-gimana pas lihat es atau bakso atau soto. Langsung pesen aja :))

      Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Menerbitkan Buku
  • Pijer? Apa itu?
  • Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Revisi Minor
  • Paket Freedom Internet IM3 Ooredoo, Kuota Habis, Pulsa Tidak Terpotong

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,056 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

nunikutami

Writer

Nunik Utami Ambarsari
Ini enak banget! Biasanya saya masak, tapi hari in Ini enak banget! Biasanya saya masak, tapi hari ini banyak banget kesibukan. Jadinya ambil persediaan Fiesta Ready Meal di freezer. Kali ini pilih yang ayam tandori. 

Cara menyajikannya juga gampang banget. Tinggal bolong-bolongin bagian atas kemasan, lalu panasin pakai microwave. 

Nggak punya microwave? Bisa pakai pengukus, kok. Nggak perlu repot-repot. 

Ini juga praktis banget. Di dalam kemasannya tuh, sudah ada nasinya. Jadi begitu selesai dipanasin, langsung bisa dimakan. 

Udah praktis, enak pula! Harganya juga terjangkau banget  Di freezer masih ada varian lainnya. Ada chicken teriyaki dan kari. Buat persediaan. 

Kamu udah simpan ini di dalam kulkas? 

#FiestaReadyMeal #EnakPraktisTerjangkau #TasteOfTheWorld #SatuRasaBanyakCerita #CharoenPokphandIndonesia
Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jal Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jalan maju sedikit, ada candi. Ke depan sedikit lagi, ada gapura batas desa dengan desain khas Jawa. Ke sanaan lagi, ada rumah joglo. Benteng. Dinding bermotif batik. Baligo bergambar wayang. Gedung berarsitektur khas kolonial yang tidak mencakar langit. Fly over berpemandangan gunung berapi. Papan nama jalan lengkap dengan aksara Jawa. Bangunan peninggalan zaman Jawa kuno. Hamparan pasir yang  masih agak jauh dari pantai. Mbah-mbah yang masih sehat, kuat, dan ceria. Orang tua yang ikut memutar roda perekonomian. Anak-anak berbahasa Jawa.

Lengkap. Pokoknya lengkap. Jogja punya semuanya. Dan, semua itu, sudah berhasil menjadi "support system" untuk saya.

#lifeinjogja #gumukpasirparangkusumo
Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekal Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekaligus nakutin. Disebut mercon, karena masakan ini dibuat sangat pedas. Saya sering pengin makan oseng mercon. Suka sih, masakan pedas, tapi sekadarnya aja. Hanya ada rasa pedasnya. Bukan pedas yang pedas banget sampai-sampai malah jadi nggak bisa nikmatin makanannya. 

Oseng-oseng mercon ini bahan utamanya bervariasi. Ada yang menggunakan daging sapi dicampur tetelan, ada yang pakai sandung lamur (daging sapi yang banyak lemaknya), ada juga yang menggunakan kikil. 

Yang di foto ini adalah daging sapi dicampur tetelan. Saya makannya di Kampoeng Mataraman. Enak nih, pedasnya nggak gila-gila amat. 

Dulu di sini makannya sistem prasmanan. Ada penyewaan jarik dan kebaya juga, buat foto-foto di tempat. Sejak pandemi, makannya nggak prasmanan lagi. Nggak ada penyewaan baju-baju Jawa juga. Malah, minggu lalu saya lewat lagi, resto ini tutup. 

Mudah-mudahan kondisi segera membaik. PSBB/PPKM segera berakhir. Biar semua resto di Jogja (dan seluruh dunia) buka lagi seperti biasa.

#osengmercon #kulinerjogja #jogjafood #lifeinjogja
Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepa Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepat, seperti terbang. Kata seorang sahabat, hidup di Jogja bisa terbawa santai. Ritme hidup lebih lambat. Pada kenyataannya, setelah menjalani hidup di kota kelahiran ini, produktivitas saya meningkat. Semua berawal dari rasa semangat. Di sini, kalau capek, istirahatnya nyusurin jalan yang masih banyak hijau-hijaunya. Deretan pohon yang subur, hamparan sawah yang padinya mulai menguning, enak banget buat dipandangi lama-lama. Enak banget buat dihirup udaranya. Kalau mau menikmati Jogja dari ketinggian seperti di foto ini, ya bisa juga. 

Yuk, semangat! 😍

#jogja #yogyakarta #lifeinjogja #lifelessons
Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita b Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita bisa melakukan apa saja untuk memutar roda kehidupan. Cari nafkah, mendidik anak, bergaul dengan teman-teman, baca buku, nyoba resep masakan, ngepoin instagram seleb, nonton drakor. Pokoknya semuanya.

Sayangnya kita suka lupa. Ketika sehat, lupa bahwa kesehatan itu perlu dijaga. Ketika sakit, baru tersadar kesehatan itu mahal harganya. Selain olahraga teratur dan cukup istirahat, tubuh juga butuh suplemen multivitamin terutama ketika menu makan kita kurang variatif, jarang makan buah & sayur serta tetap harus beraktivitas di luar rumah di masa pandemi ini. 

Karenanya, saya minum Therabex dari Combiphar, satu kaplet sehari setiap pagi. Kualitasnya tak perlu diragukan lagi karena Therabex telah dipercaya Indonesia sejak tahun 1985 & terdaftar di BPOM. Kandungan vit C 500 mg & 6 vit B kompleks dalam Therabex setia menjaga daya tahan tubuh keluarga di tengah pandemi. 

Therabex ini jg sugar-free jadi cocok buat mereka yang mengidap diabetes dan yang terpenting harganya ekonomis. 1 box family pack isi 100 seperti ini bisa untuk konsumsi 3 anggota keluarga selama 1 bulanan.

Nah, kalau Moms yang lain gimana? Sudah minum vitamin hari ini? Therabex nya lagi diskon 15% + ada potongan voucher toko Rp 5.000 lho di Combiphar Official Store di Shopee & Tokopedia. Tapi, kuota vouchernya terbatas nih. Jadi sebaiknya beli sekarang deh, takutnya kehabisan.

#TherabexSetiaMenjaga #Sejak1985 #MultivitaminKeluargaIndonesia #KarenaKeluargaNo1
Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saj Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saja. Ngedit novel, bikin naskah komik, jadi juri lomba, dan ngurusin batik, semuanya menyenangkan. Meskipun hujan terus selama belasan jam, tetap aja betah di rumah.

Nanti kalo matanya udah terasa capek karena kelamaan ngeliatin gadget, baru deh, butuh ke luar rumah. 

Mumpung saat ini lagi nggak hujan, jalan-jalan, deh, sambil momong bocah, sambil nyari makanan, sambil ngafalin jalan. Btw, sekarang kalo ke mana-mana udah nggak pake GPS. Udah hafal sebagian jalan utama. 

Hmmm ... Penasaran sih, pengen nyoba ke Solo bawa motor. Etapi, bocahnya malah minta ke Semarang. Lhaaa... Ke Solo aja belum tentu berani, je πŸ˜…

#lifeinjogja #yogyakarta #hometown
Load More... Follow on Instagram

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

batik belanja online blog budaya buku cerpen editor fashion film financial planner finansial freelancer hijab hijab tutorial hotel hukumonline hukumpedia indonesia jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil muslimah parenting pashmina penulis properti restoran savana hijab seni toko online traveling travelling voucher diskon wisata Writer yogyakarta

Posting Terbaru

  • Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Penggabungan FWD Life dan FWD Insurance Serta Inspirasi Every Heroes
  • Review Kelebihan dan Kekurangan Realme XT
  • Bisnis Online, Sudah Saatnya Melatih Para Pelaku UMKM
  • Tinggalkan yang Lalu, Sambut 2021 dengan Resolusi Baru

Komentar Terbaru

  • Oca on Menjelajah Sumatera Utara Bersama Anak Tercinta
  • Caroline Adenan on Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Telkom University on Lewat Pintaria, Kuliah Sambil Kerja Jadi Mudah Terlaksana
  • Nunik Utami on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Catur on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
Copyright © 2021 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis