Sekian lama wira-wiri di MP, kesan saya : sangat mengasyikkan! Saya bisa dapat info menulis, memperoleh berita-berita menarik, termasuk mendapat teman baru.
Khusus yang saya sebutkan terakhir, susah-susah gampang. Dapat teman. Siapa sih yang nggak suka? Pengennya sih langsung akrab dan bisa ngobrol-ngobrol seperti layaknya teman yang sudah lama kenal. Tapi disinilah saya sering terkecoh.
Untuk berakrab-akrab ria, saya sering memerhatikan siapa teman baru itu. Apakah dia golongan orang kaya, orang penting atau orang berpendidikan tinggi.. Uupsssssssss… Bukan itu!!!!! Sama sekali bukan itu!!!!
Saya selalu menebak, kira-kira si teman ini usianya berapa ya? Kalau usianya sama atau sebaya, saya akan memanggil namanya saja. Tanpa embel-embel Mbak, Mas, atau yang lainnya. Bukan bermaksud untuk nggak sopan, cuma ingin lebih akrab saja kok.
Nah, untuk itu, saya melihat postingan-postingan orang tersebut. Bagaimana gaya bahasanya, apakah sudah menikah atau belum, apakah sudah punya anak atau belum. Memang sih itu tidak bisa dijadikan patokan yang pas. Tapi paling tidak saya punya gambaran, bagaimana akan menyapa orang tersebut.
Di suatu waktu, saat saya membaca postingan seseorang di MP, saya merasa langsung akrab. Gaya bahasanya sama dengan saya. Cara dia memberikan tanggapan di posting-posting saya juga mengesankan bahwa ia sebaya. Bahkan saya sampai sms-an dengannya.
Awalnya saya bingung menyapa orang itu. Kadang pakai embel-embel yang mengesankan bahwa ia lebih tua dari saya, kadang saya hanya menyebutkan nama. Tapi saya malu juga. Kok manggilnya beda-beda. Kesannya nggak konsisten dan mengurangi keakraban. Akhirnya saya memutuskan untuk menyapanya dengan hanya menyebut namanya saja, tanpa embel-embel. Alasannya masih sama : pengen lebih akrab.
Usut punya usut…. Ealahhhh… Ternyata orang itu lebih tua dari saya. Jarak umur kami lumayan jauh. Duhhh, malu deh saya….. Terkecoh deh…
Leave a Reply