• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Travel / Indonesia / Satu Hari Menjelajah Museum Bahari

Satu Hari Menjelajah Museum Bahari

November 14, 2016 Nunik Utami 1 Comment

Bayangkan! Kita punya gudang rempah-rempah! Dari mulai lada, pala, ketumbar, merica, sampai kayu manis, semua ada di gudang ini. Jumlahnya tidak sedikit, tapi berton-ton!

Lokasi gudang rempah-rempah ini ada di Jl. Pasar Ikan, Jakarta Pusat. Sayangnya, itu dulu, ketika gedung ini masih menjadi gudang rempah-rempah. Belanda lah yang menggunakan gedung ini untuk menyimpan hasil bumi kita, bangsa Indonesia. Ya, rempah-rempah yang jumlahnya menakjubkan itu adalah hasil panen para petani pribumi yang dibeli dengan harga murah oleh Belanda, kemudian dijual lagi di pasar Eropa dengan harga setara emas. Sekarang gudang rempah-rempah itu sudah menjelma menjadi museum dan diberi nama Museum Bahari.

Dahulu, Museum Bahari digunakan sebagai gudang rempah-rempah oleh Belanda.
Dahulu, Museum Bahari digunakan sebagai gudang rempah-rempah oleh Belanda.
Sekarang ada satu ruangan yang sengaja digunakan untuk emnyimpan rempah-rempah, sebagai contoh. Rempah-rempahnya betulan, lho. Masuk ke sini, kita disambut oleh harumnya tanaman bumbu-bumbuan hasil kekayaan alam Indonesia.
Sekarang ada satu ruangan yang sengaja digunakan untuk emnyimpan rempah-rempah, sebagai contoh. Rempah-rempahnya betulan, lho. Masuk ke sini, kita disambut oleh harumnya tanaman bumbu-bumbuan hasil kekayaan alam Indonesia.
Nih, salah satu contohnya. Lada. Masih ada yang lain, seperti kunyit, pala, ketumbar, dan lain-lain.
Nih, salah satu contohnya. Lada. Masih ada yang lain, seperti kunyit, pala, ketumbar, dan lain-lain.
Mungkin begini ya, gambaran aktivitas rakyat Indonesia berkaitan dengan rempah-rempah di zaman penjajahan dahulu.
Mungkin begini ya, gambaran aktivitas rakyat Indonesia berkaitan dengan rempah-rempah di zaman penjajahan dahulu.

Perasaan saya selalu teraduk-aduk ketika memasuki gedung yang penuh sejarah. Begitu masuk, saya langsung membayangkan suasana dulu ketika tentara Belanda masih berseliweran di sini. Pintu kayu besar yang ada di bagian depan sangat khas sebagai bangunan zaman kolonial. Begitu juga bagian atasnya. Kayu-kayu penyangga tidak menggunakan paku melainkan diikat dengan tali besar dan kuat, lalu disatukan dengan dinding.

Suasana bahari langsung terasa begitu masuk di bagian awal. Peta perjalanan para penjelajah lautan terbentang berbingkai kaca. Namanya juga Museum Bahari, ya, hiasan-hiasannya serba berbau bahari. Ada replika kapal layar yang dahulu pernah digunakan oleh pelayar Indonesia sampai ke perairan Meksiko, ada juga foto-foto berbagai suasana pelayaran zaman dulu.

Bangunannya masih asli dari zaman Belanda. hanya ada beberapa bagian yang sempat mengalami renovasi. Lihat, deh, tambang yang ad di atas jendela! Itu tali pengikat kayu atap gedung ini. Jadi, pengikatnya bukan berupa paku, melainkan tambang.
Bangunannya masih asli dari zaman Belanda. hanya ada beberapa bagian yang sempat mengalami renovasi. Lihat, deh, tambang yang ad di atas jendela! Itu tali pengikat kayu atap gedung ini. Jadi, pengikatnya bukan berupa paku, melainkan tambang.
Jendela-jendela ini khas banget bangunan zaman masa penjajahan.
Jendela-jendela ini khas banget bangunan zaman masa penjajahan.
Kayu-kayu ini masih asli dari zaman penjajah. Terbuat dari kayu jati yang berasal dari Jakarta, yaitu Kramat Jati. Iya, Kramat Jati (Jakarta Timur) itu dahulunya adalah hutan jati.
Kayu-kayu ini masih asli dari zaman penjajah. Terbuat dari kayu jati yang berasal dari Jakarta, yaitu Kramat Jati. Iya, Kramat Jati (Jakarta Timur) itu dahulunya adalah hutan jati.
Begitu masuk museum, nuansa bahari langsun terasa. Ini adalah salah satu contoh perahu yang dahulu digunakan oleh penduduk.
Begitu masuk museum, nuansa bahari langsun terasa. Ini adalah salah satu contoh perahu yang dahulu digunakan oleh penduduk.
Ada kapal Cadik Nusantara juga, kapal kebanggaan Indonesia.
Ada kapal Cadik Nusantara juga, kapal kebanggaan Indonesia.
Di sini terpajang tokoh-tokoh yang pernah berperan dalam dunia bahari Indonesia.
Di sini terpajang foto tokoh-tokoh yang pernah berperan dalam dunia bahari Indonesia.
Ini halaman dalam gedung museum. Tampilannya sama dengan bagian luar, banyak jendelanya.
Ini halaman dalam gedung museum. Tampilannya sama dengan bagian luar, banyak jendelanya.
Jangan lupa naik ke lantai dua. Di atas ada info penting yang harus kamu lihat.
Jangan lupa naik ke lantai dua. Di atas ada info penting yang harus kamu lihat.

Tadinya saya pikir museum yang pada masa penjajahan Jepang ini digunakan sebagai gudang senjata hanya memberi pengetahuan tentang bahari Indonesia. Ternyata ada ruangan lain yang keren banget. Ruangan itu berisi patung-patung tokoh sejarah Indonesia. Uniknya, tokoh yang ada di sana bukan hanya pahlawan di masa perjuangan kemerdekaan tapi juga banyak tokoh dari masa sebelum penjajahan.

Ada Ferdinand Magelhaens, orang Portugal yang berniat keliling dunia dan berlayar dari Spanyol hingga sampai ke Samudera Pasifik, Vasco da Gamma, hingga Christopher Columbus, bahkan Laksamana Cheng Ho. Pokoknya, di museum ini, waktu seakan ditarik mundur hingga ribuan tahun yang lalu.

Yang nggak kalah keren, di sini ada cerita tentang Dewa Neptunus, dewa laut yang saya kenal pertama kali lewat Majalah Bobo zaman saya SD. Lalu, saya senyum-senyum lihat Keumalahayati. Sayangnya nggak banyak yang mengenal tokoh pejuang wanita asal Aceh ini. Padahal, Keumalahayati atau yang sering disebut dengan Malahayati saja adalah orang yang berhasil membunuh Cournelis de Houtman, jenderal Belanda yang sangat bengis. Saya senyum-senyum karena beberapa hari sebelum mengunjungi museum ini, saya baru saja menulis cerita sejarah tentang Keumalahayati untuk sebuah buku. Jadi, saya sudah tahu duluan. Heran juga sih, kenapa tokoh sehebat Keumalahayati ini kurang terdengar gaungnya bahkan di buku-buku sejarah sekolah, ya?

Di lantai atas ada cerita tentang tokoh-tokoh pelayaran dunia, lho.
Di lantai atas ada cerita tentang tokoh-tokoh pelayaran dunia, lho.
Ada cerita tentang Laksamana Cheng Ho yang berlayar sampai ke Samudera Pasifik.
Ada cerita tentang Laksamana Cheng Ho yang berlayar sampai ke Samudera Pasifik.
Ada kisah tentang Vasco da Gamma dan Ferdinand Magelhaens. Saya "kenal" kedua tokoh ini dari pelajaran sejarah waktu SD.
Ada kisah tentang Vasco da Gamma dan Ferdinand Magelhaens. Saya “kenal” kedua tokoh ini dari pelajaran sejarah waktu SD.
Kamu juga perlu tahu tentang legenda laut internasional.
Kamu juga perlu tahu tentang legenda laut internasional.
Bahkan di sini ada kisah tentang Putri Duyung.
Bahkan di sini ada kisah tentang Putri Duyung.
Ini dia Keumalahayati, pahlawan wanita hebat yang berhasil mengalahkan Cournelis de Houtman, jenderal Belanda yang kejam terhadap rakyat Indonesia.
Ini dia Keumalahayati, pahlawan wanita hebat yang berhasil mengalahkan Cournelis de Houtman, jenderal Belanda yang kejam terhadap rakyat Indonesia.
Yang ini legenda dari Sumatera Barat, Malin Kundang, Si Anak Durhaka yang kisahnya masih terkenal sampai saat ini.
Yang ini legenda dari Sumatera Barat, Malin Kundang, Si Anak Durhaka yang kisahnya masih terkenal sampai saat ini.
Eh, ada kisah tentang Nyi Roro Kidul juga. Beliau adalah Ratu Pantai Selatan.
Eh, ada kisah tentang Nyi Roro Kidul juga. Beliau adalah Ratu Pantai Selatan.

Saya takjub banget dengan penuturan cerita sejarah ini. Tampilannya bukan berupa tulisan atau diorama seperti di museum-museum lainnya, tapi berupa patung setinggi manusia dewasa. Suasananya juga dibuat gelap dan ada efek-efek dramatis gitu dari lampu-lampunya.

Sebenarnya ada perpustakaannya, tapi saya nggak sempat masuk ke sini. Akhirnya foto aja deh, di depannya.
Sebenarnya ada perpustakaannya, tapi saya nggak sempat masuk ke sini. Akhirnya foto aja deh, di depannya.
Jangan lupa foto-foto di luar. Jendelanya bagus banget buat background foto. Hehehe
Jangan lupa foto-foto di luar. Jendelanya bagus banget buat background foto. Hehehe

Saya ke Museum Bahari ini bareng acara jalan-jalannya Jakarta Corner, yang sekarang sudah berubah jadi Indonesia Corner. Sebenarnya Mas Rexy pengin banget ke museum ini, tapi mau ke sana belum jadi-jadi terus. Kapan-kapan saya agendakan bawa anak ke sana, deh. Biar pada ngerti sejarah negerinya sendiri.

Indonesia, Travel museum, museum bahari

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Comments

  1. kumpulan informasi seputar asuransi says

    January 9, 2017 at 00:48

    Mantap 😀

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Kulkas 2 Pintu Terbaru dari Panasonic, Ini Kelebihannya
  • Pijer? Apa itu?
  • Capcay Bakso Kuah So Good
  • RS Premier Bintaro dan Info dr. Ajiantoro tentang Penanganan Saraf Kejepit
  • Agar Tampak Elegan dan Berkelas, Pahami Tata Cara Makan Daging Steak yang Benar

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,116 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

asuransi batik bayi tabung belanja online bisnis bitcoin blog budaya buku cerpen fashion film financial planner finansial gadget hijab hotel indonesia investasi jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kosmetik kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil musik muslimah otomotif parenting pashmina properti seni teknologi toko online traveling travelling UMKM voucher diskon

Posting Terbaru

  • Berburu Hidangan Khas Timur Tengah untuk Buka Puasa
  • Inilah Jenis-Jenis Coin Crypto yang Menjanjikan untuk Investasi
  • Tips Mengelola keuangan Usaha Agar Cuan Cepat Datang
  • Tips Menghemat Biaya Pemasangan CCTV Outdoor di Rumah
  • 3 Rekomendasi Produk Bibir Terbaru Somethinc

Komentar Terbaru

  • teguhedis on Patuhi Hal-Hal Ini Agar Aman dan Nyaman Berwisata di Kabupaten Semarang
  • Djangkaru Bumi on Cegah Ruam Popok Bayi Jangan Lupa Konsultasi ke Dokter
  • Agung Han on Cegah Ruam Popok Bayi Jangan Lupa Konsultasi ke Dokter
  • Reyza dahlia on Cegah Ruam Popok Bayi Jangan Lupa Konsultasi ke Dokter
  • Maya Nirmala Sari on Cegah Ruam Popok Bayi Jangan Lupa Konsultasi ke Dokter
Copyright © 2023 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis