• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Artikel / Nature / Sansevieria, Tumbuh Tanpa Disentuh

Sansevieria, Tumbuh Tanpa Disentuh

July 15, 2020 Nunik Utami 3 Comments

Saya semakin menyadari bahwa selama ini saya sering menahan diri untuk melakukan sesuatu yang saya sukai. Saya masih hobi berkesenian seperti tari dan teater, saya tahan-tahan. Saya hobi menggambar, saya pilih untuk tidak melakukannya. Bukan apa-apa. Saya ini tipe orang yang kalau melakukan aktivitas, jadi tekun banget. Benar-benar serius menekuni. Nanti kalau saya terlalu tekun, bisa-bisa “jadi” banget. Alasan utama saya menahan diri adalah demi kestabilan kondisi orang-orang sekitar dan tidak menjadi lebih “tinggi” lagi. Iya, jaga nama baik pihak tertentu agar tidak “terintimidasi” dengan ketekunan dan “prestasi” saya.

Nah, satu keinginan yang juga sudah luamaaaa banget saya “kekang” adalah punya tanaman. Dahulu, sewaktu (alm) Mamak masih ada, kami punya pekarangan kecil yang berisi banyak tanaman. Saya suka bantu-bantu nyiram tanaman-tanaman itu. Kalau nggak pagi, ya sore.

Akhir-akhir ini, keinginan yang saya pendam sejak lama untuk punya tanaman, muncul lagi. Saya memang sudah telanjur menganggap diri sendiri nggak pantas memelihara tanaman, nggak mampu mengurus tanaman, dan nggak akan pernah berhasil punya tanaman. Sekarang, saya bisa lebih “lunak” pada diri sendiri. Wong cuma perkara punya tanaman, siapa pun bisa, termasuk saya. Akhirnya, saya memberanikan diri memelihara tanaman.

Tanaman yang paling saya suka adalah sansevieria. Sejak bertahun-tahun lalu saya pengin banget punya tanaman ini dan diletakkan di dalam ruangan. Saya sudah lama tahu bahwa sansevieria berfungsi menyerap polusi. Tujuan saya menaruh di dalam ruangan adalah untuk menetralkan asap rokok. Maksudnya saya pengin jaga paru-paru anak supaya tidak terpapar asap rokok, dengan menaruh sansevieria di dalam ruangan. Namanya juga usaha, ya.

Better late than never, deh. Sekarang, meskipun sudah nggak ada anggota keluarga yang merokok, saya berhasil memelihara dua pot sansevieria. Ini pun berbekal sansevieria yang dikasih teman. Ada dua jenis sansevieria yang saya punya, yaitu superba (ini yang pinggiran daunnya berwarna kuning) dan yang seluruh daunnya hijau bercak-bercak (ini jenis apa, sih? Saya nggak tahu namanya). Lalu, saya juga menanam sirih gading. Jenis yang saya suka adalah yang hijau dengan sedikit bercak putih.

Jadilah saya semangat banget hunting ke Trubus untuk beli pot yang lebih cantik untuk dua sansevieria dan pot gantung untuk sirih gading. Sayangnya di Trubus nggak ada tatakan pot yang ukuran dan warnanya sesuai. Akhirnya saya beli tatakan potnya di marketplace.

Nggak berhenti sampai di sini, saya lanjut hunting tanaman lain. Ada peperomia yang saya beli di tukang tanaman dekat rumah, lalu ada banyak sukulen dan kaktus yang saya beli dari mana-mana. Tentang yang ini, akan saya ceritakan nanti di tulisan terpisah, ya.

Kembali lagi ke sansevieria, saya suka karena perawatannya nggak terlalu susah. Hanya perlu disiram seminggu dua kali. Ini sih, enteng, lah. Masalahnya, Mas Rexy ketawa-ketawa lihat saya serius nanam sansevieria. Kata dia, pasti tanamannya bakalan mati karena saya nggak biasa nanam. Kata dia, saya cuma senang belanjanya aja. Ya, memang, sih, betapa asyiknya lihat-lihat tanaman dan pernak-perniknya di marketplace. Betapa serunya main ke pedagang tanaman, lihat ijo-ijoan segar sambil hunting tanaman. Benar juga ya, kata Mas Rexy. Saya Cuma senang belanjanya!

Eh, tapi ….

Di suatu sore saat mboyong dua pot sansevieria ke luar rumah untuk disiram, saya dapat kejutan. Tanaman itu tumbuh tunasnya! Bakalan ada sansevieria baru yang ikut menghuni salah satu potnya. Ya ampun,  betapa terharunya saya! Ini kabar bahagia! Lalu, saya cepat-cepat manggil Mas Rexy untuk memberi kabar bahagia ini.

Kami pun ngakak barengan. Saya terharu banget karena akhirnya ada tanaman yang tumbuh melalui tangan saya, setelah seumur hidup menancapkan kata-kata bahwa saya nggak bakalan berhasil ngerawat tanaman. Bahwa tanaman akan mati kalau saya yang ngurusin. Bahwa saya nggak “berhak” punya tanaman.

Mas Rexy pun ikut terharu. Dia setuju bahwa punya tanaman dan mengikuti pertumbuhannya, benar-benar membahagiakan. Saya kasih tau ke dia, begitulah rasanya punya anak dan mengikuti pertumbuhan dan perkembangannya. Bahagia dan mengharukan! Oke, mungkin saya lebay, tapi kata Mas Rexy, mama punya tanaman yang numbuh, senangnya kayak orang dikasih mobil. Saya pun ngakak nggak berhenti-berhenti. Iya, segitunya, lho.

Malah, kata Mas Rexy lagi, tanaman itu berhasil tumbuh bukan karena saya yang pandai merawat tanaman, tapi memang sansevieria-nya yang bisa tumbuh tanpa disentuh. Katanya lagi, padahal saya hanya hobi belanja, itu pun hanya pot, tatakan, dan media tanamnya. Kan, sansevieria-nya dikasih teman. Saya benar-benar ngakak terus-terusan.

Tapi ya, fyi, beberapa hari yang lalu saya ke kios tanaman mau beli sanseviera yang agak besar, pedagangnya lagi nggak ada. Tadi malam, saya ke sana lagi, eh, sansevieria yang saya incar, sudah nggak ada. Duh, pengin nangis rasanya.

Jadi, sekarang saya nggak mau mengekang diri sendiri. Nggak mau menahan keinginan hanya karena menjaga perasaan orang lain. Padahal yang dijaga perasaannya pun nggak ngerti perjuangan ini. Selama keinginan itu positif seperti mengembangkan diri di dunia kesenian, menggambar, atau menanam bunga, apa salahnya dilakukan? Kalau nantinya saya jadi terlalu tekun dan melesat tinggi, ya nggak apa-apa juga, kan? Yang penting bukan hal buruk yang melanggar norma dan agama.

Terbukti, kalau kita mau dan tidak merendahkan diri sendiri, bisa kok. Toh, cuma menanam tanaman. Bukan hal yang aneh-aneh banget. Intinya adalah menghargai diri sendiri dan nguwongke uwong (memanusiakan manusia).

Artikel, Nature lidah mertua, sansevieria, snake plant, tanaman hias, tanaman hias indoor

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Comments

  1. Dian farida ismyama says

    July 31, 2020 at 23:13

    Lalu aq kepo siapa yg perasaannya dijaga agar Mbak Nunik ga melesat lagi? Hehe

    Reply
  2. Donna Imelda says

    August 3, 2020 at 05:50

    Mungkin karena di dalam rumah nyiramnya cuma seminggu dua kali ya, Nik. Kalau yang di luar dan kena terik matahari tiap hari gak ya? Aku baru nanam dua hari lalu soalnya hahaha

    Reply
    • Nunik Utami says

      August 3, 2020 at 06:56

      Yang di luar rumah (kena terik matahari) juga seminggu dua kali, Mbak. Kata penjualnya, klo disiram tiap hari akan busuk. Sansevieria memang gak butuh banyak air.

      Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Menerbitkan Buku
  • Pijer? Apa itu?
  • Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Myeongdong, Tempat Belanja Kosmetik Murah di Korea
  • Revisi Minor

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,056 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

nunikutami

Writer

Nunik Utami Ambarsari
Ini enak banget! Biasanya saya masak, tapi hari in Ini enak banget! Biasanya saya masak, tapi hari ini banyak banget kesibukan. Jadinya ambil persediaan Fiesta Ready Meal di freezer. Kali ini pilih yang ayam tandori. 

Cara menyajikannya juga gampang banget. Tinggal bolong-bolongin bagian atas kemasan, lalu panasin pakai microwave. 

Nggak punya microwave? Bisa pakai pengukus, kok. Nggak perlu repot-repot. 

Ini juga praktis banget. Di dalam kemasannya tuh, sudah ada nasinya. Jadi begitu selesai dipanasin, langsung bisa dimakan. 

Udah praktis, enak pula! Harganya juga terjangkau banget  Di freezer masih ada varian lainnya. Ada chicken teriyaki dan kari. Buat persediaan. 

Kamu udah simpan ini di dalam kulkas? 

#FiestaReadyMeal #EnakPraktisTerjangkau #TasteOfTheWorld #SatuRasaBanyakCerita #CharoenPokphandIndonesia
Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jal Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jalan maju sedikit, ada candi. Ke depan sedikit lagi, ada gapura batas desa dengan desain khas Jawa. Ke sanaan lagi, ada rumah joglo. Benteng. Dinding bermotif batik. Baligo bergambar wayang. Gedung berarsitektur khas kolonial yang tidak mencakar langit. Fly over berpemandangan gunung berapi. Papan nama jalan lengkap dengan aksara Jawa. Bangunan peninggalan zaman Jawa kuno. Hamparan pasir yang  masih agak jauh dari pantai. Mbah-mbah yang masih sehat, kuat, dan ceria. Orang tua yang ikut memutar roda perekonomian. Anak-anak berbahasa Jawa.

Lengkap. Pokoknya lengkap. Jogja punya semuanya. Dan, semua itu, sudah berhasil menjadi "support system" untuk saya.

#lifeinjogja #gumukpasirparangkusumo
Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekal Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekaligus nakutin. Disebut mercon, karena masakan ini dibuat sangat pedas. Saya sering pengin makan oseng mercon. Suka sih, masakan pedas, tapi sekadarnya aja. Hanya ada rasa pedasnya. Bukan pedas yang pedas banget sampai-sampai malah jadi nggak bisa nikmatin makanannya. 

Oseng-oseng mercon ini bahan utamanya bervariasi. Ada yang menggunakan daging sapi dicampur tetelan, ada yang pakai sandung lamur (daging sapi yang banyak lemaknya), ada juga yang menggunakan kikil. 

Yang di foto ini adalah daging sapi dicampur tetelan. Saya makannya di Kampoeng Mataraman. Enak nih, pedasnya nggak gila-gila amat. 

Dulu di sini makannya sistem prasmanan. Ada penyewaan jarik dan kebaya juga, buat foto-foto di tempat. Sejak pandemi, makannya nggak prasmanan lagi. Nggak ada penyewaan baju-baju Jawa juga. Malah, minggu lalu saya lewat lagi, resto ini tutup. 

Mudah-mudahan kondisi segera membaik. PSBB/PPKM segera berakhir. Biar semua resto di Jogja (dan seluruh dunia) buka lagi seperti biasa.

#osengmercon #kulinerjogja #jogjafood #lifeinjogja
Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepa Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepat, seperti terbang. Kata seorang sahabat, hidup di Jogja bisa terbawa santai. Ritme hidup lebih lambat. Pada kenyataannya, setelah menjalani hidup di kota kelahiran ini, produktivitas saya meningkat. Semua berawal dari rasa semangat. Di sini, kalau capek, istirahatnya nyusurin jalan yang masih banyak hijau-hijaunya. Deretan pohon yang subur, hamparan sawah yang padinya mulai menguning, enak banget buat dipandangi lama-lama. Enak banget buat dihirup udaranya. Kalau mau menikmati Jogja dari ketinggian seperti di foto ini, ya bisa juga. 

Yuk, semangat! 😍

#jogja #yogyakarta #lifeinjogja #lifelessons
Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita b Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita bisa melakukan apa saja untuk memutar roda kehidupan. Cari nafkah, mendidik anak, bergaul dengan teman-teman, baca buku, nyoba resep masakan, ngepoin instagram seleb, nonton drakor. Pokoknya semuanya.

Sayangnya kita suka lupa. Ketika sehat, lupa bahwa kesehatan itu perlu dijaga. Ketika sakit, baru tersadar kesehatan itu mahal harganya. Selain olahraga teratur dan cukup istirahat, tubuh juga butuh suplemen multivitamin terutama ketika menu makan kita kurang variatif, jarang makan buah & sayur serta tetap harus beraktivitas di luar rumah di masa pandemi ini. 

Karenanya, saya minum Therabex dari Combiphar, satu kaplet sehari setiap pagi. Kualitasnya tak perlu diragukan lagi karena Therabex telah dipercaya Indonesia sejak tahun 1985 & terdaftar di BPOM. Kandungan vit C 500 mg & 6 vit B kompleks dalam Therabex setia menjaga daya tahan tubuh keluarga di tengah pandemi. 

Therabex ini jg sugar-free jadi cocok buat mereka yang mengidap diabetes dan yang terpenting harganya ekonomis. 1 box family pack isi 100 seperti ini bisa untuk konsumsi 3 anggota keluarga selama 1 bulanan.

Nah, kalau Moms yang lain gimana? Sudah minum vitamin hari ini? Therabex nya lagi diskon 15% + ada potongan voucher toko Rp 5.000 lho di Combiphar Official Store di Shopee & Tokopedia. Tapi, kuota vouchernya terbatas nih. Jadi sebaiknya beli sekarang deh, takutnya kehabisan.

#TherabexSetiaMenjaga #Sejak1985 #MultivitaminKeluargaIndonesia #KarenaKeluargaNo1
Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saj Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saja. Ngedit novel, bikin naskah komik, jadi juri lomba, dan ngurusin batik, semuanya menyenangkan. Meskipun hujan terus selama belasan jam, tetap aja betah di rumah.

Nanti kalo matanya udah terasa capek karena kelamaan ngeliatin gadget, baru deh, butuh ke luar rumah. 

Mumpung saat ini lagi nggak hujan, jalan-jalan, deh, sambil momong bocah, sambil nyari makanan, sambil ngafalin jalan. Btw, sekarang kalo ke mana-mana udah nggak pake GPS. Udah hafal sebagian jalan utama. 

Hmmm ... Penasaran sih, pengen nyoba ke Solo bawa motor. Etapi, bocahnya malah minta ke Semarang. Lhaaa... Ke Solo aja belum tentu berani, je 😅

#lifeinjogja #yogyakarta #hometown
Load More... Follow on Instagram

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

batik belanja online blog budaya buku cerpen editor fashion film financial planner finansial freelancer hijab hijab tutorial hotel hukumonline hukumpedia indonesia jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil muslimah parenting pashmina penulis properti restoran savana hijab seni toko online traveling travelling voucher diskon wisata Writer yogyakarta

Posting Terbaru

  • Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Penggabungan FWD Life dan FWD Insurance Serta Inspirasi Every Heroes
  • Review Kelebihan dan Kekurangan Realme XT
  • Bisnis Online, Sudah Saatnya Melatih Para Pelaku UMKM
  • Tinggalkan yang Lalu, Sambut 2021 dengan Resolusi Baru

Komentar Terbaru

  • Oca on Menjelajah Sumatera Utara Bersama Anak Tercinta
  • Caroline Adenan on Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Telkom University on Lewat Pintaria, Kuliah Sambil Kerja Jadi Mudah Terlaksana
  • Nunik Utami on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Catur on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
Copyright © 2021 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis