Gue harus operasi. Saraf kejepit.
Begitulah pesan singkat yang saya terima dari salah seorang sahabat. Saat itu juga saya tercengang. Saraf kejepit? Rasanya kok, penyakit ini familier banget, ya. Waktu saya SMP, (alm) Mama juga mengalami. Rasa sakitnya ada di pinggang dan selanjutnya Mama nggak bisa jalan. Cuma, dulu nggak dioperasi. Saya lupa prosesnya, tapi waktu itu bisa sembuh.
Nah, ketika sahabat saya ngomong lagi soal saraf kejepit, saya langsung berpikir, kok, banyak amat orang yang pernah mengalami saraf kejepit, ya? Saya benar-benar nggak asing dengan nama penyakit yang satu ini. Beruntung, saya nggak pernah mengalami. Semoga tidak akan pernah.
Info dari dr. Ajiantoro tentang Saraf Kejepit
Beberapa waktu lalu saya berkesempatan mengunjungi Rumah Sakit Premier Bintaro. Saya mau tanya-tanya tentang saraf kejepit untuk menambah pengetahuan. Ada dr. Ajiantoro yang mengajak saya dan teman-teman berdiskusi tentang penyakit ini.
Menurut dr. Ajiantoro, orang-orang di usia produktif, sudah pasti pernah mengalami nyeri punggung bagian bawah, paling tidak satu kali dalam hidupnya. Sakit punggung bagian bawah ini erat kaitannya dengan saraf kejepit.
Pasien saraf kejepit, urutan kedua tersering yang datang memeriksakan diri ke dokter, penyakit ini urutan kelima sebagai penyebab masuk rumah sakit, urutan ketiga penyakit yang membutuhkan pembedahan, dan penyebab disabilitas tertinggi. Wah, ini info luar biasa. Ternyata kondisi saraf kejepit itu dekat dengan keseharian dan dampaknya cukup parah. Perlu lebih waspada, nih.
Rasa nyeri karena saraf kejepit tentu saja sensasinya bikin emosi dan tubuh tidak nyaman. Jenis rasa nyerinya ada yang akut, ada yang kronis. Penyakit dikatakan akut kalau sudah diderita kurang dari enam bulan. Sementara, dikatakan kronis, kalau sudah diderita lebih lama, lebih dari enam bulan.
Rasa sakit pada tulang belakang atau punggung bagian bawah adalah alarm dari tubuh kita bahwa ada sesuatu yang tidak beres, terutama adanya kerusakan jaringan di dalam tubuh.
Diagnosis Harus Ditegakkan
Tidak semua rasa sakit di punggung bagian bawah adalah saraf kejepit. Ada beberapa tanda yang harus diwaspadai dan mengarah ke saraf kejepit, yaitu:
- Nyeri yang terjadi secara mendadak dan tidak tertahankan.
- Nyeri yang sifatnya progresif atau berangsur-angsur rasa sakitnya meningkat dan tidak hilang meskipun sudah beristirahat.
- Nyeri yang menjalar ke kedua tungkai kaki.
- Nyeri yang terjadi ketika perubahan posisi.
- Nyeri disertai tungkai kaki yang terasa lemah.
- Kesemutan, baal, atau kebas pada tungkai kaki.
- Rasa lemah kedua tungkai kaki saat berdiri atau berjalan.
Kalau mengalami kondisi atau rasa sakit yang sudah disebutka di atas, segeralah memeriksakan diri ke dokter karena besar kemungkinan itu adalah tanda kamu mengalami saraf kejepit.
Namun, jangan lupa, itu baru besar kemungkinan. Meskipun begitu, ada kemungkinan juga bukan saraf kejepit. Masih perlu pemeriksaan lebih lanjut agar lebih pasti. Jadi setelah itu pengobatannya bisa tepat. Itu sebabnya, dr. Ajiantoro menegaskan bahwa diagnosis itu harus benar-benar ditegakkan.
Salah satu cara pengobatan saraf kejepit adalah dengan operasi. Sayangnya, operasi adalah momok bagi semua orang. Tidak ada orang yang mau dioperasi. Setiap mendengar kata “operasi” semua pasien langsung takut. Pengobatan yang dicari adalah yang minim rasa sakit dan tidak dioperasi.
Info melegakan dari dr. Ajiantoro adalah tidak semua saraf kejepit harus dioperasi. Bagian tulang belakang itu ada tulang, bantalan, saraf, otot, ligamen, dan sendi. Rasa sakit pada tulang belakang bisa disebabkan karena tulang bergeser, bantalan robek, atau saraf kejepit.
Nah, jenis pengobatannya juga tergantung penyebabnya. Oleh karena itu diagnosis benar-benar harus ditegakkan. Ada beberapa pemeriksaan untuk menunjang diagnosis, yaitu cek laboratorium, radiologi (USG, Xray, CT Scan, MRI, BMD), dan rehabilitasi fisioterapi. Dari pemeriksaan ini nanti akan lebih jelas kondisi penyakitnya. Kalau kondisi sudah lebih jelas dan pasti barulah bisa diberikan penanganan yang paling tepat. Dari sini bisa ketahuan, perlu operasi atau tidak.
Berdiskusi dengan narasumber dr. Ajiantoro bikin saya jadi makin tahu bahwa saraf kejepit itu tidak selalu perlu operasi. Kamu yang mengalami penyakit ini boleh berlega hati. Makanya diagnosisnya harus benar-benar ditegakkan.
Leave a Reply