Dear Rexy anakku….
Saat Mama menulis ini, itu berarti empat belas jam lebih empat puluh lima menit lagi, kamu lahir.
Itu berarti, Mama mulai bertarung antara hidup dan mati
Itu berarti kamu tengah mencari jalan menuju dunia
Mama tidak akan mungkin bisa melupakan saat-saat itu.
Saat Mama berjuang melawan maut agar kamu selamat sampai di dunia ini.
Saat Mama sama sekali tidak tahu bahwa laki-laki yang menjadi ayahmu tidak merasa bahagia atas kehadiranmu.
Saat seorang perempuan mengirimkan SMS yang berbunyi “Sayang, kamu dimana? Aku kangen”.
Saat Mama hampir saja membanting ponsel ayahmu tatkala hati Mama merasakan kecewa yang dalam ketika menatap layar ponsel itu.
Saat Mama bersikeras untuk membawamu ke rumah seorang diri.
Ya. Seorang diri. Tanpa ayahmu.
Mama mestinya menyadari, bahwa ayahmu tidak begitu bahagia mendengar kamu mulai menghuni perut Mama, setelah penantian selama tiga tahun.
Ayahmu acuh tak acuh, bahkan sampai menendang lemari pakaian saat Mama kelaparan dan minta dibelikan makan.
Hampir saja Mama pergi membeli makan dalam keadaan fisik yang payah
Hampir saja Mama nekad menyusuri gelapnya malam untuk mengisi perut.
Dear Rexy anakku…
Saat kamu baru menghirup udara dunia selama tiga puluh hari, ayahmu kembali menorehkan luka dihati Mama.
Seharusnya Mama bisa menangkap keanehan saat ayahmu berteriak-teriak ingin menceraikan Mama tanpa sebab yang jelas.
Hingga akhirnya Mama memboyongmu ke rumah kawan lama Mama.
Saat itu, Mama benar-benar bertekad ingin segera melepaskan diri dari ayahmu.
Maafkan Mama kalau saat itu Mama terlalu rapuh…
Dear Rexy anakku…
Cobaan tidak berhenti sampai disitu.
Ayah benar-benar tidak peduli dengan kerepotan Mama.
Mama seharian penuh mengurusmu, Nak.
Mama lelah sekali dan ingin istirahat, saat kamu terlelap
Tapi tidak bisa.
Mama masih harus mengerjakan segala kesibukan rumah tangga.
Mencuci pakaian, menyetrika, mengepel lantai, dan mengurus rumah.
Mama juga harus mencuri waktu dan mengendap-endap untuk keluar mencari makan, karena Mama sangat lapar, dan Mama tidak ingin kamu berpenyakit karena meminum air susu dari orang yang kelaparan.
Mama terpaksa dan harus seperti itu, karena Mama hanya tinggal sendiri, padahal Mama masih merasakan nyeri karena luka persalinan yang belum sembuh.
Saat Mama benar-benar ingin istirahat, kamu sudah bangun.
Mama sama sekali tidak merasa terpaksa mengurusmu lagi, walaupun tanpa istirahat.
Sedang ayahmu, sepulang kerja langsung disibukkan dengan motor dan ponselnya.
Mungkin juga sibuk bermesraan dengan perempuan pengirim SMS itu?
Entahlah….
Dear buah hatiku….
Sekali lagi maafkan Mama
Saat menjelang ulang tahunmu yang pertama,
Kamu hampir saja kehilangan ayahmu
Mama hampir saja kehilangan kendali saat Mama mendapatkan bukti bahwa ayahmu benar-benar memiliki wanita lain.
Dear Rexy anakku…
Kamu memang belum mengerti bagaimana perasaan Mama saat ayah terjerumus dengan perempuan itu.
Disatu sisi, Mama ingin sekali melepaskan beban itu.
Tapi disisi lain, Mama tidak ingin mengorbankan masa depanmu, Nak…
Mama terpaksa menelan kepahitan ini.
Mama terpaksa merasakan sakit yang amat dalam, berkorban besar, agar kamu tetap memiliki ayah…
Mama harus berbesar hati menerima ayahmu lagi dan berpura-pura bahwa ayahmu sayang pada kita.
Mama ingin menjadi perempuan yang baik.
Mama sengaja menjenguk perempuan itu, saat ia sakit, bertepatan dengan rasa kecewa Mama yang dalam, mendapati bahwa perempuan itu telah sekian lama menjalin hati dengan ayahmu.
Rexy anakku…
Cepatlah besar, Nak…
Mama ingin menangis dibahumu
Saat hati Mama tidak kuat lagi menahan pedih…
Saat Mama tidak bisa lagi menganggap ayahmu sebagai pahlawan hati…
Mama ingin, kamulah yang kelak menjadi pahlawan bagi Mama…
Dear buah hatiku…
Saat kamu lahir, Mama sengaja menempelkan nama ayahmu pada namamu,
Agar kelak menjadi kenang-kenangan
Bahwa Mama dan ayahmu pernah menjadi pasangan termanis, termesra dan terbaik diantara teman-teman Mama dan ayah.
Dear Rexy anakku…
Maafkan Mama
Sekali waktu, saat seperti tidak ada lagi harapan…
Mama pernah berharap agar almarhumah Mbah Putrimu membawamu berpulang…
Mama tidak ingin kamu ikut menanggung beban atas ulah ayahmu.
Mama ingin, suatu saat kelak, ketika tiba saatnya Mama berpulang,
Ada kamu yang mengajak Mama untuk ikut menghuni surga…
Tapi Mama salah, Nak…
Astagfirullah….
Mama seperti bangun dari mimpi
Dan tersadar bahwa itu adalah keinginan yang salah….
Keinginan orang yang berputus asa…
Rexy….
Kalau saja Mbah putrimu masih ada,
Kamu tidak akan pernah dilepas dari pelukannya…
Mbah putrimu sangat menginginkan cucu pertamanya, laki-laki…
Karena Mbah Putrimu tidak memiliki anak laki-laki.
Dear Rexy….
Saat kamu terlahir, dan saat Mama mendapati kenyataan bahwa kamu adalah laki-laki,
Mama sangat bersyukur…
Mama sangat takjub
Mama begitu bahagia
Karena…
Jika kelak kamu menikah nanti,
Kamu tidak memerlukan ayah sebagai wali.
Maafkan Mama yang telah berfikir demikian jauh
Ini semata-mata karena cinta Mama padamu, Nak.
Mama tidak ingin kamu menderita lahir batin seperti yang Mama alami.
Maafkan Mama juga
Saat Mama pernah berfikir,
Apakah lebih baik Mama mencari pengganti ayahmu?
Itu hanya karena Mama ingin ada laki-laki –sebagai ayah- yang menyayangimu
Laki-laki yang memberi perhatian penuh padamu
Laki-laki yang begitu gigih memperjuangakn agar masa depanmu tidak suram
Yang tidak bisa kamu dapatkan dari ayahmu…
Dear Rexy sayang….
Mama tidak akan marah pada perempuan kekasih ayahmu
Walaupun Mama tidak pernah mendapatkan jawaban
Mengapa ayahmu rela membagi hatinya
Dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan
Perempuan yang memiliki hobi merokok
Perempuan yang membiarkan dirinya terkena alkohol
Perempuan yang pernah mengandung diluar nikah
Nauzubillah mindzalik…..
Rexy….
Pasti kamu mengira
Mama akan memaki-maki perempuan itu
Tidak, sayangku…
Sama sekali tidak
Mama justru berusaha baik padanya
Mama justru mendatangi perempuan itu untuk menanyakan kabarnya
Sesaat sebelum ia menjalani operasi pengangkatan kista diperutnya
Mungkin itu buah buruk dari perjalanan hidup perempuan itu yang memang buruk
Mama ingin menjadi perempuan bersahaja
Mama ingin menjadi perempuan berakhlak baik, meskipun Mama belum sanggup berhijab.
Mumpung Mama masih berfikir bahwa ayah sedang terjerumus dan membutuhkan pertolongan.
Meski ayahmu menghabiskan uangnya untuk perempuan itu dan membiarkan Mama berjuang sendiri mencari biaya hidup.
Mumpung Mama masih belum merasa tersiksa dengan kanker yang telah membelit syaraf mata Mama.
Mumpung Yang Maha Kuasa masih memberikan usia buat Mama.
Dear Rexy sayang….
Maafkan Mama jika Mama terlalu sedih menuliskan ini, hingga bersimbah airmata
Maafkan Mama jika suatu saat nanti Mama tidak kuat lagi menanggung beban
Maafkan Mama jika –mungkin saja- ayahmu mengulangi perbuatannya lagi, hingga Mama akhirnya melepaskan cinta
Maafkan Mama jika suatu saat nanti, saat Mama tidak lagi memiliki umur, ternyata Mama belum memiliki tabungan yang cukup untuk menyekolahkanmu.
Rexy sayang….
Jika nanti Mama sudah tidak ada lagi
Jika ayahmu ada tapi tidak untukmu,
Datangilah adik-adik Mama
Mudah-mudahan salah satu dari mereka bisa membimbingmu
Satu hal yang harus kamu ingat, Nak.
Tetaplah pada jalan yang baik
Berpeganglah hanya pada Allah
Tutuplah matamu dari maksiat
Kuncilah hatimu dari apa yang membuat sesat
Lindungilah dirimu dari menyakiti perempuan, siapapun dia
Anakku,
Mari bantu Mama untuk mendoakan ayah
Agar segera kembali ke hati kita
Rexy sayang…
Kamu sudah tidur ya?
Selamat tidur ya Nak
Bermimpilah untuk menjadi anak yang baik
Agar mimpi itu kelak menjadi kenyataan
Selamat ulang tahun yang pertama
Terlalu cepat, memang, karena saat ini, setahun yang lalu, kamu belum lahir
Tapi tidak terlalu cepat buat Mama, karena tidak ada yang bisa menjamin apakah esok hari Mama masih bisa mengucapkan selamat ulang tahun atau tidak…
Sun sayang dari Mama yang sangat mencintaimu…
Ciracas, 6 Maret 2008
21.30 WIB
Untuk puteraku : Rexylano Dewangga Adhitomo
Leave a Reply