• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Working / Trainer / Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Menerbitkan Buku

Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Menerbitkan Buku

November 1, 2014 Nunik Utami 37 Comments

Ketika saya menjadi narasumber atau pembicara, banyak peserta yang bertanya seputar menerbitkan buku. Uniknya, dari acara yang satu ke acara yang lain, pertanyaan yang sering muncul, ya itu-itu saja. Bahkan, pertanyaan-pertanyaan ini juga dilontarkan oleh orang-orang yang berbeda, melalui email atau inbox di media sosial saya.

wpid-wp-1414816572948.jpeg

Inilah pertanyaan yang sering muncul tentang menerbitkan buku, berikut jawaban yang saya berikan:

Tanya: Bagaimana cara menerbitkan buku?
Jawab: Caranya, buatlah naskah buku, lalu kirimkan ke penerbit.

Tanya: Bagaimana cara mengetahui alamat penerbit dan jenis naskah yang mereka terbitkan?
Jawab: Sebagai (calon) penulis, sebaiknya kita aktif mencari info. Pergilah ke toko buku. Pada setiap buku tercantum nama penerbit dan alamatnya. Catat alamat itu. Lalu, pelajari isi buku yang mereka terbitkan. Ada penerbit yang hanya menerbitkan cerita untuk anak. Ada juga penerbit yang hanya menerbitkan naskah non-fiksi (seperti parenting, panduan travelling, atau tentang komputer). Pilih penerbit yang buku-bukunya sesuai dengan naskah yang ingin kita buat. Selanjutnya, buatlah naskah, lalu kirim ke penerbit yang sesuai. Jangan pernah mengirim naskah novel ke penerbit yang hanya menerbitkan buku resep masakan, misalnya. Bagaimana kalau tidak sempat ke toko buku? Hari gini, semua hal bisa kita dapatkan di internet. Begitu pula info-info tentang penerbit.

Tanya: Sebaiknya mengirim naskah berupa outline (poin-poin penting saja) atau naskah untuh?
Jawab: Kalau ingin mengajukan naskah non-fiksi seperti kesehatan, parenting, panduan travelling, atau naskah sejenis, kita bisa mengajukan outline terlebih dahulu. Jika disetujui, barulah kita membuat naskah lengkapnya. Tapi, kalau naskah yang kita buat berupa novel atau kumpulan cerpen, sebaiknya kirim berupa naskah utuh. Berdasarkan pengalaman, editor novel dan cerpen merasa lebih mudah menilainya jika naskah sudah jadi secara utuh. Sebab, novel dan cerpen baru terlihat bagus kalau sudah bisa dibaca secara keseluruhan.

Cover Gerimis Depan

Tanya: Naskah yang dikirimkan, sebaiknya berupa print out atau soft file?
Jawab: Saya pribadi paling malas kalau diminta mengirimkan naskah berupa print out. Karena, nge-print-nya, menyiapkan berkasnya, dan datang ke agen pengirimannya, memerlukan waktu khusus. Rasanya jadi kurang praktis. Saya lebih suka mengirim naskah berupa soft file dan hampir tidak pernah mengirimkan berupa print out. Tapi, ada penerbit yang mewajibkan kita mengirimkan naskah berupa print out. Atau, ada panitia lomba menulis yang mensyaratkan kita mengirimkan naskah berupa print out. Kalau begini, tentu saja kita harus mematuhinya.

Tanya: Kirim naskah berupa soft file? Bagaimana kalau ide atau naskah kita dicuri oleh editor yang menerima soft file naskah itu?
Jawab: Ya, kekhawatiran ini terjadi pada semua penulis dan calon penulis. Kemungkinan ide atau naskah dicuri, pasti ada. Tapi, kekhawatiran kita tidak perlu terlalu dalam. Inti kerja sama antara penulis dengan editor adalah saling percaya. Saya pernah menanyakan hal ini pada narasumber (yang merupakan orang-orang hebat dalam dunia menulis, seperti editor, penulis novel, penulis skenario, dan sutradara), pada workshop-workshop yang saya ikuti.
Mereka menganggap penulis adalah aset yang sangat berharga. Tanpa penulis, mereka tidak akan bisa menjadi seperti ini. Justru, dari penulis lah mereka bisa bertahan dengan pekerjaannya. Kasarnya, berkat penulis lah mereka bisa mencari nafkah. Oleh karena itu, mereka sangat berhati-hati dan menghargai hasil kerja penulis. Mereka tidak mau sekali pun membajak dan mencuri naskah milik penulis. Kalau hal ini dilakukan, runtuhlah karir mereka. Apalagi, akhir-akhir ini penerbit justru kesulitan mendapatkan penulis.
Jadi, kesimpulan saya, carilah penerbit yang profesional, sehingga orang-orangnya pun bekerja secara profesional dan sedikit pun tidak mau mengganggu hasil kerja penulis. Itu sebabnya, ada penerbit yang mewajibkan penulis mengirimkan naskah berupa hard copy. Mereka tidak mau calon penulis menuduh mereka mencuri ide atau naskah milik penulis.

Tanya: Sebaiknya kirim naskah ke penerbit mayor atau indie?
Jawab: Penerbit mayor. Untuk menjadi penulis, kita harus merasakan perjuangan dari menulis naskah sampai dapat diterbitkan oleh penerbit mayor. Ada kepuasan tersendiri jika kita dapat membuat buku yang diterbitkan oleh penerbit jenis ini. (Oh ya, saya akan ulas tentang perbedaan antara penerbit mayor dan penerbit indie, di tempat terpisah, ya. Sebab, ini adalah salah satu pertanyaan yang sering muncul, tapi memerlukan penjelasan yang agak panjang).

Tanya: Kalau ingin mengirimkan naskah, sebaiknya kita kirim email pengantar terpisah terlebih dahulu, atau langsung kirim naskahnya?
Jawab: Alamat emailnya sudah pasti milik penerbit yang dituju? Langsung saja kirim naskahnya. Tuliskan email pengantar di badan email, dan sertakan naskah di lampiran (attachment). Kalau kita kirim email pemberitahuan dahulu, lalu tunggu jawaban, dan kemudian baru mengirimkan naskahnya, akan memakan waktu lama. Perlu diketahui, editor tidak punya banyak waktu, karena mereka harus menyeleksi ratusan naskah yang masuk setiap harinya.

Tanya: Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapat kabar nasib naskah kita?
Jawab: Paling cepat tiga bulan. Jadi, setelah kirim naskah, jangan buru-buru tanya kabarnya, ya. Kalau kita terlalu cepat menanyakan kabar naskah, apalagi kalau kita menanyakannya setiap hari, editor malah pusing dan akhirnya malas menyeleksi naskah kita. Tiga bulan adalah waktu yang paling tepat untuk menanyakannya. Saya pribadi kadang-kadang sudah mendapatkan kabar naskah kurang dari tiga bulan, tapi ada juga penerbit yang baru bisa mengabari setelah enam bulan hingga satu tahun. Sambil menunggu, sebaiknya kita menulis naskah lagi untuk dikirimkan ke penerbit lain.

Tanya: Kalau naskah diterbitkan, kita harus membayar berapa?
Jawab: Gratis! Bahkan, kita akan dibayar oleh penerbit, karena naskah kita akan diterbitkan menjadi buku, didistribusikan ke toko-toko buku, dan dibeli oleh pembaca. Dari situlah penerbit membayar penulis, dengan sistem royalti atau beli putus. (Penjelasan sistem royalti dan beli putus juga akan saya ulas di tempat terpisah, ya).

Itulah pertanyaan yang sering muncul tentang menerbitkan buku.
Ada pertanyaan lain?

Trainer, Working, Writer buku, cara kirim naskah, cara menerbitkan buku, editor, FAQ, menerbitkan buku, menjadi penulis, naskah, penulis

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Comments

  1. winny widyawati says

    November 1, 2014 at 12:15

    Wah informatif banget, makasih sharenya ya mak Nunik. Ditunggu pembahasannya soal penerbit mayor dan indie ya :

    Reply
    • Nunik Utami says

      November 1, 2014 at 12:50

      Sama-sama, Mak Winny. Siip, ditunggu, ya πŸ™‚

      Reply
  2. Nurul Rahmawati says

    November 1, 2014 at 12:29

    Luar bisa mencerahkan Mak. Makasi yaaa… **langsung catet dan di-bookmark**

    Reply
    • Nunik Utami says

      November 1, 2014 at 12:51

      Sama-sama, Mak Nurul. Semoga bermanfaat ^^

      Reply
  3. bundashidqi lia says

    November 1, 2014 at 13:03

    sepertinya mudah ya.. berarti perlu tekad dan percaya diri.. thanks ilmunya mak πŸ™‚

    Reply
    • Nunik Utami says

      November 1, 2014 at 13:37

      Betul banget, Mak. Harus percaya diri dan sedikit nekad. Hehehe ….

      Reply
      • Vivi sastra tanjung achmad says

        October 19, 2020 at 21:36

        Ingin menerbitkan buku dan editor mbak nunik utami bisa dukung saya

        Reply
  4. Ria Rochma says

    November 1, 2014 at 16:56

    berguna banget, mak, infonya.. apalagi yang bagian kirim email itu. aku menunggu yang penerbit mayor sama indie ya, mak πŸ™‚

    Reply
    • Nunik Utami says

      November 1, 2014 at 17:42

      Oce oce ^^

      Reply
  5. Pakde Cholik says

    November 22, 2014 at 09:34

    Saya dulu juga sering bertanya-tanya cara menerbitkan buku.
    Akhirnya jadi ketagihan menulis
    Salam hangat dari Surabaya

    Reply
    • Nunik Utami says

      November 22, 2014 at 13:47

      Menulis itu memang mengasyikkan ya, Pakde Cholik πŸ™‚

      Reply
  6. Endah says

    November 25, 2014 at 21:59

    Tulisannya keren & informatif.
    Thanks infonya ya mbak.
    Eh ya, salam kenal dari Bekasi πŸ™‚

    Reply
    • Nunik Utami says

      December 3, 2014 at 19:42

      Salam kenal juga, Mbak Endah. Aku sering bolak-balik ke Bekasi, lho. My second hometown. Hehehe

      Reply
  7. yati rachmat says

    December 16, 2014 at 09:10

    Mak Nunik, informasi yang memang selalu dicari nih. Makasih. Btw, kapan lagi ya bisa belajar model berhijab yang lain, selain yang paling simpel itu, hehe…

    Reply
    • Nunik Utami says

      December 19, 2014 at 15:40

      Nanti pas ketemu ya, Bun πŸ˜€

      Reply
  8. Nurul Habeeba says

    January 19, 2016 at 09:27

    Nggak bosen mampir ke sini, tenggelam dengan gaya bahasanya #sambil belajar

    Reply
    • Nunik Utami says

      January 21, 2016 at 20:51

      Hehehe makasih. Semoga bermanfaat πŸ™‚

      Reply
  9. vian says

    January 4, 2017 at 22:46

    mbak, misal kita ingin menerbitkan kumpulan cerpen. ketika kirim ke penerbitnya kita cukup kirim satu naskah atau minimal berapa naskah untuk dinilai penerbitnya? makasih..

    Reply
    • Nunik Utami says

      January 4, 2017 at 22:51

      Kumpulan cerpen itu biasanya sekitar 20an cerpen. Enaknya sih udah sekalian semua cerpen dikirim dalam satu file. Biar penerbit bisa langsung menilai cerpennya pas atau tidak dengan gaya si penerbit πŸ™‚

      Reply
  10. andien says

    January 18, 2017 at 18:04

    ini luar biasa sekali infonya, buat saya yang masih amatiran banget nulisnya. makasihh maak

    Reply
  11. Zulkarnain says

    January 30, 2017 at 02:00

    Saya menulis buku non fiksi tentang lanjut usia dan parenting dengan menyertakan daftar referensi (end notes), daftar indeks dan glossary. Apakah itu menambah nilai buku dari segi marketability?
    Terima kasih.
    Best regards,
    Zulkarnain

    Reply
  12. Dewi says

    April 18, 2017 at 13:39

    selamat siang
    sebelumnya, tulisan ini sangat membantu saya untuk menemukan solusi bagaimana caranya untuk menerbitkan naskah saya, tetapi setelah saya surveynuntuk beberapa penerbit, ada salah satu penerbit yang meminta biaya penerbitan sebesar 400.000
    apakah bisa kita percayai naskah kita ke penerbit tersebut??
    sekian terimakasih

    Reply
    • Nunik Utami says

      May 2, 2017 at 13:11

      Sebenarnya kalau penerbit mayor, nggak perlu membayar, Mbak. Justru kita diberi honor karena sudah membuat dan menerbitkan buku di sana. Kalau diminta membayar, berarti itu penerbit indie, di mana kita akan dibantu cetak buku, tapi mendistribusi, memasarkan, dan mempromosikan sendri, Mbak. Kalau Mbak berkenan, bisa saja. Lihat dulu kredibilitas penerbitnya. Penerbit yang sudah sering menerbitkan buku, biasanya terpercaya πŸ™‚

      Reply
  13. Sastra Wacana says

    July 26, 2017 at 22:38

    Setuju.
    tapi semua balik lagi ke pnulisnya.

    http://www.sastrawacana.com/2017/02/simak-perbedaan-penerbit-mayor-dengan.html

    Reply
  14. Tuty prihartiny says

    February 10, 2018 at 19:47

    Mbak Nunik terimakasih untuk saran praktisnya.

    Reply
  15. Ariwidi says

    February 10, 2018 at 19:54

    Keren mbak nunik makasih informatif sekali.. dari dulu mbak nunik memang penginspirasiku banget..

    Reply
  16. Yunita says

    February 10, 2018 at 20:02

    Waahh pas betul ini infonya, pas aku lagi bikin outline & sinopsis untuk dikirim ke penerbit. Makasih Mba

    Reply
  17. retno says

    August 3, 2018 at 13:19

    Makasihh kaka,infonya sangat membantu sekali,berarti kita ngga perlu byr klo mau nerbitin buku ?,dan kalo penerbit yg aman itu peberbit apa y ka?

    Reply
  18. retno says

    August 3, 2018 at 13:21

    Infonya sangat membantu sekalii^-^,berarti kita ngga perlu byr klo mau nerbitin cerita kita y ka?,dan penerbit yang aman itu apa y ka?

    Reply
  19. Delyaadel says

    April 25, 2020 at 15:40

    Jadinya misal kita ngirim naskah trus diterima penerbit apa gak ada kontrak kerja sama gitu kak?? Trus kita harus bayar brp gitu tiap periodenya??

    Reply
    • Nunik Utami says

      April 25, 2020 at 23:31

      Kalau kita ngirim naskah ke penerbit dan diterima, ada kontrak kerja sama. Nah, isi kontrak itu adalah kita dibayar sesuai buku yang laku, tiap periode. Bukan membayar.

      Reply
  20. Viena says

    July 7, 2020 at 23:46

    Informasi sangat membantu dan mencerahkan sekali bu nunik..
    Salam kenal dan terima kasih.

    Reply
  21. Weldy Simon says

    November 14, 2020 at 11:51

    Informasinya sangat bermanfaat. Kira-kira bagaimana ya bisa mendapatkan waktu untuk menulis di tengah kesibukan?

    Terima kasih.

    Reply
    • Nunik Utami says

      December 3, 2020 at 06:03

      Pada intinya, kita harus menyediakan waktu untuk menulis. Bukan menunggu ada waktu. Sebagai awal bisa mencoba membiasakan menulis satu jam setiap hari. pilih pagi hari, sebelum melakukan aktivitas rutin yang lain. Semakin lama, bisa ditambah jam menulisnya.

      Reply
  22. Wahidin Agus Priyono says

    May 21, 2021 at 10:25

    terima kasih Mbak. Informatif banget.

    Reply
  23. Osab says

    January 17, 2022 at 08:40

    Salam kenal tante, saya penulis pemula yg baru saja memulai serta masih bertanya tanya tentang cara dan syarat naskah agar di lirik penerbit, cari cari ahirnya masuk ke blog tante ninik

    Reply
  24. Astuti says

    June 15, 2022 at 11:47

    Terima kasih infonya kak sangat bermanfaat

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Inilah Jenis-Jenis Coin Crypto yang Menjanjikan untuk Investasi
  • Kulkas 2 Pintu Terbaru dari Panasonic, Ini Kelebihannya
  • Trigeminal Neuralgia Sembuh dengan MVD di RS Pusat Otak Nasional
  • Belajar Main Piano Bersama Beethoven
  • RS Premier Bintaro dan Info dr. Ajiantoro tentang Penanganan Saraf Kejepit

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,116 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

asuransi batik bayi tabung belanja online bisnis bitcoin blog budaya buku cerpen fashion film financial planner finansial gadget hijab hotel indonesia investasi jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kosmetik kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil musik muslimah otomotif parenting pashmina properti seni teknologi toko online traveling travelling UMKM voucher diskon

Posting Terbaru

  • Berburu Hidangan Khas Timur Tengah untuk Buka Puasa
  • Inilah Jenis-Jenis Coin Crypto yang Menjanjikan untuk Investasi
  • Tips Mengelola keuangan Usaha Agar Cuan Cepat Datang
  • Tips Menghemat Biaya Pemasangan CCTV Outdoor di Rumah
  • 3 Rekomendasi Produk Bibir Terbaru Somethinc

Komentar Terbaru

  • teguhedis on Patuhi Hal-Hal Ini Agar Aman dan Nyaman Berwisata di Kabupaten Semarang
  • Djangkaru Bumi on Cegah Ruam Popok Bayi Jangan Lupa Konsultasi ke Dokter
  • Agung Han on Cegah Ruam Popok Bayi Jangan Lupa Konsultasi ke Dokter
  • Reyza dahlia on Cegah Ruam Popok Bayi Jangan Lupa Konsultasi ke Dokter
  • Maya Nirmala Sari on Cegah Ruam Popok Bayi Jangan Lupa Konsultasi ke Dokter
Copyright © 2023 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis