Saya sering mendapat pertanyaan : bukunya sudah berapa?. Salah satunya dari seorang teman yang tidak terlalu akrab. Ketika saya jawab, orang itu terkagum-kagum. Tak selesai sampai di situ, dia melontarkan pernyataan bahwa ia juga berminat untuk menjadi penulis.
Saya senang, dong. Dia langsung bertanya bagaimana cara untuk menjadi penulis. Saat itu juga saya langsung memberi info penerbit mana saja yang bisa menerbitkan buku.
Beberapa minggu kemudian dia datang lagi. Kali ini sudah siap dengan naskah hasil karyanya. Dia pun langsung mengirim naskah itu ke salah satu penerbit yang saya sebutkan.
Sehari kemudian, dia bertanya pada saya, mengapa pihak penerbit belum memberi kabar. Saya terkejut. Baru sehari?! Saya jelaskan prosedur yang sesungguhnya. Bahwa mengirim naskah hari ini bisa-bisa dapat kabar tiga atau empat bulan kemudian. Dia sangat terkejut!
Beberapa minggu kemudian, dia menanyakan lagi naskahnya. Tentu saja ke saya. Saya hanya bisa tersenyum. Sabar, kata saya. Saya juga sudah memberi saran, sambil menunggu kabar, sebaiknya sambil menulis naskah yang lain juga.
Dia mulai misuh-misuh. Gerutu sana-sini. Bete bolak balik.
Akhirnya saya bercerita bagaimana mulanya saya menjadi penulis. Awalnya, saya mengikuti lomba. Menang. Ketagihan. Ikut lomba lagi. Kalah. Tidak kapok. Ikut lomba lagi, ikut kirim naskah ke penerbit, ikut proyek-proyek antologi. Ada yang lolos, ada yang ditolak. Begitu terus. Pagi-sore-siang-malam, yang ada di kepala saya hanya menulis dan menulis. Itupun tidak semua naskah saya diterima oleh penerbit.
Saat itu, saya butuh waktu lama untuk “berani” menerbitkan naskah solo. Naskah yang saya tulis seorang diri. Bukan antologi. Bukan duet atau trio.
Sekarang buku saya sudah berjumlah puluhan judul. Memerlukan waktu dan proses yang panjang untuk sampai di kondisi ini. Dan, tentu saja butuh komitmen tinggi, ketekunan, kerja keras, serta kemauan yang tak ada habis-habisnya.
Mendengar itu, dia semakin tercengang. Dan kini dia sudah tidak minat lagi membuat naskah.
Lagi-lagi, saya hanya bisa tersenyum. Tidak ada sesuatu yang instan, apalagi langsung jatuh dari langit 🙂
Leave a Reply