Ketika saya menjadi narasumber di acara Sunday Sharing, seorang ibu bertanya dengan antusias.
“Mbak Nunik, gimana caranya jadi penulis sekaligus punya usaha seperti Mbak Nunik? Saya sangat ingin seperti Mbak Nunik, tapi nggak tahu caranya. Mbak Nunik kok, bisa, sih? Masih muda sudah sukses. Saya jadi bertanya-tanya, masa muda saya dulu dipakai buat apa, ya? Saya ngapain aja waktu muda dulu, ya?”
Saya tercengang mendengar pertanyaan itu. Saya? Sukses? Saya pun tersanjung.
Di lain waktu, saya kembali bertemu dengan ibu itu. Dia masih sangat antusias dan kembali mengutarakan niatnya belajar pada saya. Bahkan, ibu itu menawarkan penginapan gratis kalau saya jalan-jalan ke Sulawesi suatu saat nanti. Tak hanya itu. Si Ibu juga bersedia mengantar saya menjelajahi Sulawesi. Saya tercengang.
Pada kesempatan lain, seorang teman mengatakan bahwa, selama ini dia mengira saya “tidak tersentuh”. Dia hanya bisa melihat saya dari jauh dan tidak berani menyapa karena takut saya tidak membalas sapanya. Dia juga berpikir, dia bukan siapa-siapa, sementara, baginya, saya adalah “seseorang”. Dia sangat senang dan bangga akhirnya bisa berteman dengan saya. Di sini, saya mulai merasa bingung.
Teman lain menyarankan agar saya bersyukur. Katanya, memiliki penggemar fanatik adalah anugerah. Sesuatu yang patut disyukuri. Karena, itu berarti saya dihargai dan dihormati.
Saya pun berkaca. Saya bertanya-tanya, hal apa yang membuat mereka menganggap saya sudah sukses? Bagian dari diri saya yang mana yang membuat mereka begitu kagum pada saya sampai menganggap saya “tidak tersentuh”? Wah!
Pikiran saya berputar-putar mencari jawabannya. Mungkin mereka menganggap saya “tidak tersentuh” karena, saya ….
Suka syuting untuk acara di TV.
Berteman dengan orang yang kebetulan berprofesi sebagai artis terkenal.
Menjadi penulis buku, juri lomba menulis, dan kerap melakukan talkshow di media-media elektronik.
Profil saya beberapa kali dimuat di media cetak nasional.
Hmm … mungkin kah kekaguman mereka karena hal-hal di atas?
Saya tidak habis pikir dengan kata-kata bahwa saya “tidak tersentuh”. Padahal, saya manusia biasa. Perempuan biasa. Ibu-ibu biasa. Ibu-ibu yang ….
Suka menjadi kuda-kudaan untuk anaknya.
Suka ketiduran di atas laptop padahal sudah janji pada diri sendiri akan begadang menyelesaikan deadline menulis.
Suka “lupa tempat” kalau sedang asyik menerima pesanan kerudung Savana Hijab.
Suka pusing kalau mau pakai baju tapi bajunya belum ada yang disetrika.
Suka frustrasi kalau menyadari tumpukan cucian sudah melebihi batas tinggi mesin cuci.
Eh, yang terakhir ini rasanya tidak perlu, deh. Buat apa frustrasi melihat cucian kotor? Apalagi, sekarang sudah ada deterjen ajaib yang cepat membersihkan kotoran.
Ya. Saya memakai Rinso-Molto. Rinso ini bukan berupa bubuk, tetapi berupa cairan yang wangi, karena sudah dicampur dengan Molto Ultra Aroma Essence. Saya tidak perlu mencuci menggunakan mesin cuci yang sudah kelebihan muatan. Pakaian-pakaian kotor itu saya pindahkan sedikit demi sedikit ke wadah yang lebih kecil. Lalu, saya merendamnya menggunakan Rinso Molto Ultra Cair selama 30 menit. Setelah dikucek sebentar, pakaian-pakaian pun bersih lagi. Saya tinggal membilasnya.

Ajaibnya, noda membandel pada pakaian, akan cepat hilang hanya dengan dioleskan Rinso langsung pada noda, lalu dikucek perlahan.
Kalau masih bingung, ikuti saja petunjuk pencucian yang ada di kemasan Rinso-Molto ini:
1. Tuang cukup 1 tutup botol ke dalam 10 liter air.
2. Aduk larutan Rinso Molto Ultra Cair dengan benar, sampai berbusa.
3. Masukkan 15-20 potong pakaian kotor, rendam selama 30 menit.
4. Kucek seperlunya, bilas sampai bersih.
5. Bila perlu, oleskan sedikit Rinso Molto Ultra Cair langsung pada noda membandel.
Saya heran dengan cara kerja Rinso ini yang begitu mengagumkan. Bagaimana cara cairan ini membersihkan noda pada pakaian, ya? Ternyata, di kemasannya ada informasi tentang ini.
1. Cairan masuk hingga ke dalam serat kain.
2. Membersihkan dengan cepat.
3. Menjaga warna pakaian tetap cemerlang.
4. Lembut di tangan.
5. Meninggalkan wangi sensasional tahan lama pada pakaian.
Dengan adanya Rinso Molto Ultra Cair ini, saya tidak perlu frustrasi kalau cucian menggunung. Waktu untuk mencuci pun lebih singkat, karena tidak perlu menambahkan Molto secara terpisah, seperti yang saya lakukan sebelum ada Rinso-Molto.

Setelah dipikir-pikir, saya ini perempuan biasa-biasa saja, lho. Juga, ibu-ibu biasa. Saya melakukan segala sesuatu yang ibu lain lakukan. Saya bermain dengan anak, membersihkan rumah, dan mencuci pakaian. Kalau para penggemar fanatik itu menganggap saya hebat, itu adalah apresiasi tertinggi yang saya dapatkan. Saya sangat berterima kasih kepada mereka.
Satu hal yang telah saya sadari, kelebihan saya hanya satu. Lebih cermat dalam memilih deterjen.
waaah kaaak *takut diprotes bilang emak :p* mau daftar dong jadi penggemarnyaaa 😀 *salahfokus
Seriusannya mah baru tau deh kalau ternyata kakaa*ehem yang satu ini adalah orang keren nan kecee, aku cuma taunya kaka ini orang yang ramah dan menyenangkan 😀 D
Huahahaaa … hadeeuuhh apa pula ini? :))))
Bwahahaha..nuniiik…ngebodor waee…nunik ini orangnya rame, seru, nggak ada somsenya sama sekalii, duh kangen pengen rumpi2 lagii..nulis bareng lagiii…
Jiahahahaa … Dedew nih bisa aja. Iya, Dew, udah lama banget ya kita nggak ketemu. Hiikssss :((
Iihh seruu banget aktivitas mak Nunik. Aku juga gitu di rumah. Bagi2 waktu dengan bisnis, hobby plus ibu rumah tangga cukup bikin repot ya. Untungnya ada si Rinso-molto ini 😀
Ahh jadi wanita itu menyenangkan ya.
Sepakat mak, “memiliki penggemar fanatik adalah anugerah” 🙂
Iya, Oline. Kapan lagi ya emak-emak rumah tangga bisa punya penggemar fanatik. Hahahaa
Luccuuuu banget mbak! Selamaat yak, menang kontes 🙂
Bhuaakkakaka kocakk, aku selalu kagum nih sama embak gesit lincah pinter cantik satu ini. Kalau cuma cucian mah kecilll 😀
Hahaha … hwaduuhh, kagum sama cucian yang numpuk? :))
Hahaha … hwaduuhh, kagum sama cucian yang numpuk? :))