• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Artikel / Events / Nostalgia Bersama The Professor Band

Nostalgia Bersama The Professor Band

August 4, 2018 Nunik Utami Leave a Comment

Beberapa bulan belakangan ini saya lagi senang-senangnya menengok masa lalu. Throwback ke masa di mana saya masih remaja dan hobi banget baca majalah. Ada satu akun Instagram yang setiap hari saya pantengin karena isinya adalah cover-cover majalah  zaman saya remaja dahulu. Sebagian besar cover majalah di akun Instagram itu dulu saya punya. Makanya saat memandangi cover-cover itu lagi, masa remaja saya seakan hadir lagi. Saya bisa merasakan saat-saat bahagia dulu sewaktu masih rutin baca majalah.

Eh, ternyata nostalgia saya berlanjut. Kali ini bukan berupa mandangin cover majalah, tapi berupa undangan nonton konser musik. Tanpa berlama-lama, langsung saja saya terima ajakan nonton musik tersebut.

Ini dia para penggawa The Professor Band. Wajah-wajah serius ini bisa jadi asyik banget kalau lagi main musik.

Koes Plus dan Panbers

Siapa yang nggak kenal Koes Plus? Mungkin cuma anak-anak yang lahir tahun 2000-an yang nggak kenal band papan atas superhits dan sangat terkenal di zamannya ini. Ya tergantung juga, sih. Anak yang lahir tahun 2000-an kalau orangtuanya nge-fans dan sering memutar lagu-lagu Koes Plus, mungkin akan kenal juga. Minimal tahu lagu-lagunya.

Buat saya sendiri, Koes Plus adalah band angkatan Mama saya. Iya, band yang lagu-lagunya saya kenal dari Mama. Dulu, sewaktu Mama masih ada, Mama suka nyanyi-nyanyi kecil, nyanyiin lagunya Koes Plus. Nama “Koes” diambil dari kata “Koeswoyo” karena personilnya adalah kakak beradik dari keluarga Koeswoyo. Mereka adalah Yok, Yon, Murry, Nomo. Nama “Plus” dibuat karena seringkali para Koeswoyo ini manggung bersama rekan-rekannya yang bukan dari keluarga Koeswoyo.

Seribu Satu Malam, album milik The Professor Band yang rilis tahun 2015.

Nomo Koeswoyo adalah bapaknya Chicha Koeswoyo yang penyanyi cilik. Sedangkan Yok Koeswoyo adalah bapaknya Sari Koeswoyo yang juga penyanyi cilik. Bingung? Sudah, nggak usah dipikirin. Itu saya juga tahunya karena diceritain sama Mama. Para penyanyi cilik yang saya sebutkan barusan juga penyanyi cilik di eranya Mama.

Saya juga tahu dari Mama bahwa Panbers itu kependekan dari Panjaitan Bersaudara. Dulu Mama sering cerita-cerita tentang dua band terkenal ini. Sebagian besar lagu mereka juga saya tahu berkat Mama. Makanya pas nonton konser musik ini, saya jadi ikutan nostalgia masa-masa saya akrab banget sama Mama, kayak kakak adik. Iya sih, dekat banget karena umur kami cuma terpaut 18 tahun.

Yok Koeswoyo, salah satu personil Koes Plus, ikutan hadir menyaksikan konser The Professor Band.

The Professor Band

Nah, The Professor Band (TPB) inilah yang tampil membawakan lagu-lagunya Koes Ploes dan Panbers di konser bertajuk Tribute to Koes Plus and Panbers. The Professor Band adalah grup band yang sudah berkiprah selama 15 tahun. Mereka sudah terbentuk sejak 2002. Personilnya adalah kalangan akademisi mulai dari profesor, dosen, sampai mahasiswa dari civitas akademika Universitas Indonesia (UI). Pada saat terbentuk, TPB hanya terdiri atas beberapa orang. Namun, hingga saat ini anggotanya terus bertambah dan pada saat konser, mereka tampil bergantian.

Pengalaman The Professor Band sudah banyak banget. Nggak heran, mereka kan, memang sudah berkiprah selama 15 tahun.

Beberapa personil yang tampil di konser yang diselenggarakan di Gedung Makara Art Center, Universitas Indonesia tanggal 27 Juli 2018 lalu, adalah Prof. DR. Triyatno Yudoharyoko, Prof. DR. Agus Sardjono, SH. MH, Prof. DR. Roni Nitibaskara, Prof. DR. Paulus Wiroutomo. MSc, Prof. DR. Budi Susilo Supanji, serta Dr. Iriani Shopiaan, MSi, Drs. AG. Sudibyo, MSi dan Eki Melinawati. Kalau nggak melihat sendiri penampilan mereka, agak nggak percaya juga bahwa orang-orang yang biasanya serius ngajar ini tampil bermusik dengan begitu lihainya.

Lagu-lagu yang mereka bawakan adalah Bujangan, Kisah Sedih di Hari Minggu, Andaikan Kau Datang Kembali, Kembali ke Jakarta, dan beberapa judul lainnya. Saat mereka bawain lagu-lagu ini, semua penonton terhanyut. Ada yang sedih karena mengalami kisah hidup yang sama dengan lirik lagu itu, ada yang terkenang mantan dan kisah cinta lamanya, ada juga yang terharu karena ingat hidup yang dulu-dulu. Saya termasuk yang terakhir, nih. Ingat Mama saya 😀

Saat lagu Kembali ke Jakarta, saya menikmati banget. Saya selalu ingat lagu ini ketika selesai mudik dan akan kembali ke Jakarta. TPB membawakan Bujangan sebagai lagu penutup. Di sini, semua penonton bergoyang sambil bernyanyi. Ada juga sih, yang sambil ledek-ledekan dengan teman-temannya karena merasa bujangan dan senasib dengan lagu tersebut.

Penampilan para pemain musik dan penyanyi TPB juga profesional. Mereka mengenakan blazer hitam. Tampak rapi dan elegan. Wanitanya  memakai gaun berwarna merah, sebagian dengan sentuhan tenun. Merah dan hitam memang perpaduan yang bersahaja.

Omong-omong soal prestasi, TPB sudah sering tampil memenuhi undangan untuk tampil di panggung-panggung besar baik di dalam maupun luar negeri. Band ini juga sudah tiga kali mengikuti Jakarta Jazz Festival dan enam kali Java Jazz Festival. Bahkan, pernah mendapat penghargaan dari MURI sebagai band dengan jumlah anggota profesor terbanyak!

Awalnya, mereka bermain musik adalah sebagai hiburan sekaligus menyeimbangkan otak kiri dan kanan. Masuk akal, sih. Mereka yang sehari-harinya mengajar atau memikirkan tentang pendidikan yang merupakan kinerja otak kiri, wajar banget kalau ingin menyeimbangkannya dengan bermusik, sebagai bagian dari kinerja otak kanan.  Mereka pun merasa bahwa dengan bermusik, mereka menjadi awet muda. TPB juga sudah memiliki album sendiri yang dirilis tahun 2015, berjudul Seribu Satu Malam.

Keren banget, ya. Biasanya orang-orang dari akademisi terlalu serius dan kaku, tapi yang ini sangat cair dan bisa banget membuat acara jadi hangat dan santai melalui permainan musiknya. Kapan-kapan saya kepengen lagi nonton konsernya The Professor Band.

Usai nonton konser TPB, kami pulang dengan hati gembira. Konsernya menghibur banget!

Artikel, Events, Music

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Pijer? Apa itu?
  • Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Menerbitkan Buku
  • Kulkas 2 Pintu Terbaru dari Panasonic, Ini Kelebihannya
  • Paket Freedom Internet IM3 Ooredoo, Kuota Habis, Pulsa Tidak Terpotong
  • Nonton Film Toko Barang Mantan, Yuk!

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,055 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

nunikutami

Writer

Nunik Utami Ambarsari
Yeaay! Weekend! Produktif itu enak banget, ya. Ngg Yeaay! Weekend! Produktif itu enak banget, ya. Nggak terasa, tau-tau udah weekend lagi. Apalagi saya kerjaannya menyenangkan. Bisa dibilang, kerja bisa sambil main sama anak. 

Nah, istirahatnya ya nonton film. Suka banget ada #FrenchFest2021 jadi saya nonton film-film berbahasa Prancis. Lumayan, bisa dengarin lagi bahasa ini karena selepas kursus bahasa Prancis, udah jarang lagi deh dengar bahasa ini.
Eits, tenang. Ada subtitle-nya kok. Jadi kita tetap bisa nikmatin film ini. 

Saya buka #myfrenchfilmfestival dan sudah nonton yang Kuessipan. Ceritanya tentang dua cewek yang tumbuh bersama. Salah satunya bercita-cita menjadi penulis. Coba deh, kamu nonton sendiri. Jangan diceritain dulu deh, ya. 

Oh ya, nontonnya di klikfilm . French Fest ini berlangsung selama 15 Jan - 15 Feb 2021. Selamat milih-milih film, ya. 😊😊
Butoooo, jangan makan saya! Tolooong! 😭😭😭 Butoooo, jangan makan saya! Tolooong! 😭😭😭

Hmm untung aja, pas harus bikin puluhan konten, saya sedang ada di sini. Banyak tempat yang pas dan menginspirasi. Triknya, tunggu saat benar-benar sepi. Biar aman dan tetap sehat.
Ada yang rutin membacakan cerita bergambar ke anak Ada yang rutin membacakan cerita bergambar ke anak menjelang tidur? Sama dong, kayak saya.  Ternyata kegiatan itu  banyak manfaatnya buat anak dan orangtua, lho. Saya yang penulis bacaan anak, nggak pernah kesulitan nyari dongeng dan buku cerita bergambar. Tinggal bacain aja salah satu buku karya saya. 

Saya juga pakai aplikasi Let's Read untuk nambah referensi. Biar bahan untuk bacain ceritanya makin banyak. Let's Read ini menarik banget. Anak-anak suka banget kalau dibacain dongeng di aplikasi ini, sambil lihat-lihat gambarnya. 

Kamu udah install Let's Read?

Oh ya, ini manfaat membiasakan diri membacakan dongeng dengan cerita bergambar bagi anak, yang sudah saya tulis di blog. 

https://nunikutami.com/lets-read-dan-manfaat-membaca-dongeng-untuk-perkembangan-anak.html

#LetsReadAsia #AyoMembaca #LetsReadxBloggerPerempuan letsread.indonesia bloggerperempuan
Ujan melulu ya? Mumpung cerah, pengin mandi sinar Ujan melulu ya? Mumpung cerah, pengin mandi sinar matahari. Cari tempat yang sepi juga. 😍😍

#30haribercerita #30hbc2102
Selamat Tahun Baru 2021. Hidup tuh, unik, ya. Tuha Selamat Tahun Baru 2021. Hidup tuh, unik, ya. Tuhan sering mengajak "bermain-main". Sering meletakkan kita di tempat terendah, tapi pada waktu yang bersamaan, menempatkan kita pada titik tertinggi. Hidup pun jadi imbang lagi. 

Kalau sedih dan bahagia hadir bersamaan, bukankah hidup jadi netral? Ada di titik nol kembali. Bekal kita untuk melangkah lagi. 

2020 sudah berlalu. Kalau tahun lalu terlalu banyak kelabu, sekarang, jadikan kelabu itu sesuatu yang menyenangkan. Bukankan bermain hujan di bawah langit gelap itu mengasyikkan? 

#30hbc2101 #30haribercerita
Ternyata dua dari best nine-nya adalah foto bareng Ternyata dua dari best nine-nya adalah foto bareng public figure 🤭.

#bestnine #bestnine2020 #mybestnine
Load More... Follow on Instagram

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

batik belanja online blog budaya buku cerpen editor fashion film financial planner finansial freelancer hijab hijab tutorial hotel hukumonline hukumpedia indonesia jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil muslimah parenting pashmina penulis properti restoran savana hijab seni toko online traveling travelling voucher diskon wisata Writer yogyakarta

Posting Terbaru

  • 7 Tips Membeli Apartemen untuk Investasi
  • Hoster, Tempat Membuat Website yang Murah dan Nyaman
  • Let’s Read dan Manfaat Membaca Dongeng untuk Perkembangan Anak
  • Ternyata, Inilah Salah Satu Cara Hindari Kanker
  • 7 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Menyewa Apartemen

Komentar Terbaru

  • Riza Firli on Telon Lang, Minyak Legendaris Sahabat Ibu dan Anak
  • Bakti on Inilah 7 Roti Terkenal di Dunia
  • Bayu Segara on Pijer? Apa itu?
  • Ageng on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Widya R on Telon Lang, Minyak Legendaris Sahabat Ibu dan Anak
Copyright © 2021 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis