Nabilla, adik saya yang paling kecil (tapi badannya paling besar) sudah lulus SD. Entah mengapa ada perbedaan mencolok antara dulu sewaktu saya lulus SD, dengan sekarang saat Nabilla yang lulus SD.
Dulu, saya begitu antusias dan sangat memerhatikan jadwal. Jadwal pengumuman kelulusan, jadwal pengambilan raport, jadwal pendaftaran ke SMP, dan jadwal-jadwal lainnya, selalu saya pantau. Jangan sampai ada yang terlewat. Sebab, terlewat satu hari saja, ancamannya adalah ketinggalan mendaftar dan tidak bisa masuk SMP negri.
Tapi saat ini, saya perhatikan Nabilla tenang-tenang saja. Ia bukan memantau perkembangan jadwal, malah menginap berbulan-bulan di rumah saya dan asyik bermain bersama Rexy dan Aurora setiap saat.
Ketika Citra (teman Nabilla), mengirim SMS “Nab, hari ini pengambilan raport”, barulah seisi rumah kelabakan. Pasalnya SMS itu dikirim sangat mendadak! Jadilah semuanya kalang kabut, sibuk meneliti jadwal masing-masing, dan berpikir siapa yang ahrus ke sekolah Nabilla untuk mengambil raport.
Saya kesal dan marah-marah. Kenapa harus mendadak begini? Nabilla menangis dan langsung menelepon Bapak, meminta Bapak yang mengambil raport. Tentu saja Bapak tidak bisa, karena sudah ada di tempat kerjanya, dan mulai sibuk.
Nabilla lalu meminta saya yang mengambil raport. Bapak juga menyuruh saya begitu. Tapi saya bingung. Saya kan juga ahrus ke kantor, dan sangat tidak mungkin minta ccuti mendadak. Setelah saya pikir panjang, saya kok menangkap sesuatu yang ganjil. Mengambil raport kok mendadak begitu? Biasanya kan sudah diberi jadwal dari jauh-jauh hari? Nabilla sendiri juga tidak tahu jadwal itu.
Lalu saya telpon orang tua teman-teman Nabilla. Jawabannya sungguh aneh : “Kalau tanggal 30 sudah harus daftar SMP, berarti sekarang (tgl 28) ya seharusnya sudah ambil raport dong. Kalau Bu Ros (wali kelas) nggak bisa, ya diwakilkan oleh guru lain”.
Haduuhhhhhhhhh… Mendenagr ajwaban seperti itu, saya tambah pusing. Akhirnya, setelah marah-marah dan Nabilla menangis, saya putuskan tidak usah ambil raport hari itu. Saya akan memberi pelajaran pada Nabilla bahwa ia harus lebih mendengarkan pengumuman yang diberikan gurunya. Ia harus lebih memerhatikan apa yang harus dilakukan. Ia harus lebih peduli pada dirinya sendiri, jangan kebanyakan main. Ia tidak bisa mngacak-acak jadwal yang lain hanya untuk ambil raport yang jadwalnya belum jelas. Kalau mau ambil raport ya harus memberitahu jauh0jauh hari agar jadwal yang lain bisa diatur.
Hari itu, semua berjalan seperti biasa. Bapak tetap di tempat kerjanya, saya tetap bekerja seperti biasa, dan Nabilla tetap… Main sama Rexy!!!
Agak siang, Citra dan Ayu (teman Nabilla) mengirim SMS “Nab, hari ini nggak jadi ambil raport).
Haduuuhhhhhhhh.. Cuape deehhhhh.. Untung saja saya tidak keburu mengacak-acak jadwal yang lain.
Hmmm… Dasar anak SD…..
Kehebohan belum selesai. Nabilla memberi jadwal bahwa tanggal 1 Juli harus mengambil formulir pendaftaran ke SMP. Bapak datang ke SMP, ternyata….. Pendaftaran sudah terlambat! Seharusnya daftar dulu tanggal 26,27,28 Juni, baru bisa ambil formulir pendaftaran ke SMP.
Aduh-aduhhhhh… Pusiiiinggg.. Bapak jadi bolak-balik mencari informasi yang akurat. Untung saja Bapak sudah dapat izin tidak masuk dari tempat kerjanya. Saya juga ikut pusing karena Bapak bolak-balik menelepon. Saya mengerti, karena Bapak bingung.
Akhirnya Bapak coba cari info ke SD. Oalahhhhh.. Ternyata ambil formulirnya di SD, bukan di SMP seperti yang diinformasikan oleh Nabilla. Aduhhh, saya jadi bingung. Ini pihak sekolah SD yang salah menyampaikan informasi ke murid atau Nabilla yang salah menerima info ya?? Untung Bapak gigih tanya sana sini dan pergi sana sini untuk mencari info yang jelas.
Untunglah semua cepat beres. Bapak mendaftarkan Nabilla ke SMP.
Hari ini, saya memantau hasil penerimaan siswa SMP. Dan saya deg-degan terus, karena posisi Nabilla di SMP pilihan pertama, kegeser terus! Memang sih masih ada pilihan kedua dan ketiga. Semoga tetap dapat SMP negri, biar nggak jauh dari rumah.
*Foto diambil saat pindahan rumah dari Cibubur ke Cibinong. Nabilla masih kelas empat*
Leave a Reply