• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Travel / Menikmati Sudut Lain di Kota Tua

Menikmati Sudut Lain di Kota Tua

September 29, 2019 Nunik Utami 2 Comments

Kamu yang tinggal di Jakarta, pasti sudah pernah main-main di Kota Tua dong, ya. Museum Fatahillah, Museum Wayang, Toko Merah, dan sekitarnya, pasti sudah menjadi tujuan utama ketika berkunjung ke kawasan Kota Tua. Namun, ada sudut lain di Kota Tua yang mungkin belum pernah kamu datangi. Tempat-tempat ini tak kalah cantiknya dibandingkan gedung lainnya. Tempat-tempat ini adalah:

Pelabuhan Sunda Kelapa

Lokasinya memang beberapa ratus meter dari kawasan Kota Tua, tapi pelabuhan ini bagian dari sejarah, saksi bisu betapa hebatnya Batavia ratusan tahun yang lalu. Ya, empat ratus tahun yang lalu, Pelabuhan Sunda Kelapa adalah pelabuhan tersibuk se-Asia Tenggara. Kapal-kapal dagang merapat ke pelabuhan ini, untuk mengangkut rempah-rempah ke negeri Belanda. Pelabuhan ini menjadi yang paling sibuk karena dahulu di Batavia ada Kantor Pusat VOC.

Sekarang, Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi tujuan utama para traveler dari luar negeri. Sebab, saat ini di seluruh dunia sudah tidak ada lagi pelabuhan yang terdapat kapal-kapal seperti yang ada di Pelabuhan Sunda Kelapa. Kapal jenis phinisi ini sampai saat ini masih beroperasi mengangkut barang-barang. Bahkan ada yang berlayar hingga Papua.

Bagi para traveler asing, Pelabuhan Sunda Kelapa adalah living museum, yaitu museum yang masih bisa disaksikan aktivitasnya secara langsung. Tempat ini juga bagus banget buat foto-foto. Ada peti-peti besar yang ditumpuk, sebagai tempat penyimpanan barang. Peti berwarna-warni ini keren banget buat background foto.

Hati-hati kalau sedang main di sini, karena tempat ini adalah tempat kerja. Ada orang yang mengangkut barang, bahkan mengangkut peti-peti ini menggunakan katrol. Jangan terlalu dekat dengan mereka, karena akan mengganggu pekerjaan mereka.

Selain bagus untuk berfoto, Pelabuhan Sunda Kelapa juga tempat terbaik untuk menyaksikan sunset. Jadi, pastikan kamu main di sini sampai menjelang malam, ya. Lalu, saksikan matahari tenggelam di batas cakrawala.

Oh ya, tiket masuknya murah banget, yaitu hanya Rp2.000. Kalau main di sini, jangan lupa bawa masker Nexcare. Bahannya enak bangetm karena nggak tembus debu. Lalu, bawa Aqua juga biar nggak dehidrasi karena kepanasan.

Menara Syahbandar

Lokasinya hanya sekitar 200 m dari pintu keluar Pelabuhan Sunda Kelapa. Menara ini juga sudah berusia 400 tahun. Dahulu, Menara Syahbandar difungsikan sebagai menara pandang atau mercusuar untuk memantau kapal-kapal yang masuk dan keluar Batavia lewat Pelabuhan Sunda Kelapa.

Sebagai mercusuar, Menara Syahbandar menjadi gedung paling tinggi di Batavia. Aneh, memang. Sebab, menara ini tingginya hanya 40 m. Bandingkan dengan gedung-gedung di Jakarta saat ini! Nggak heran sih, karena pada saat itu gedung lain hanya dua laintai, sementara Menara Syahbandar lima lantai. Naik sampai lantai lima pun nggak sulit, padahal hanya ada tangga.

Di sini ada monumen penanda titik nol kilometer Batavia, yang dicanangkan pada abad-17. Monumennya hanya berupa batu, dengan aksara Cina. Saya sempat bertanya, kenapa ditulis menggunakan aksara Cina, bukan berbahasa Belanda? Sebab, dahulu bangsa Belanda adalah tuannya, bangsa Cina adalah arsiteknya, dan bangsa Indonesia adalah pekerja kasarnya. Nah, pada saat membangun tempat ini, para arsitek Cina itulah yang menuliskan batu monumen ini.

Museum Bahari

Tidak jauh dari Menara Syahbandar, ada Museum Bahari. Dahulu, museum ini adalah gudang untuk menempatkan rempah-rempah. Ketika rempah-rempah sudah dipanen, dikumpulkan dahulu di gudang, baru kemudian diangkut ke Belanda menggunakan kapal.

Saya merasa “sakit” ketika mendengar bahwa rempah-rempah inilah yang membuat Belanda kaya raya. Tanah Indonesia subur banget. Segala macam rempah-rempah yang dibutuhkan dunia, ada di sini. Yang mencengangkan adalah buah pala. Iya, buah pala yang buat bumbu masak sayur sop itu. Dahulu, belum ada lemari es. Nah, buah pala ini berkhasiat mengawetkan berbagai bahan makanan. Nggak heran kalau harganya selangit banget, melebihi harga emas. Setengah harta kekayaan negeri Belanda, didapat dari penjualan pala ini. Duh, “sakit” banget saya dengarnya. Kenapa bukan bangsa Indonesia saja yang menjualnya ke seluruh dunia, ya?

Kalau mau lihat rempah-rempah yang dijual di masa Belanda, masih ada di salah satu ruangan di Museum Bahari. Museum ini juga menampilkan berbagai informasi tentang kelautan serta pahlawan-pahlawan Indonesia, dari zaman kuno hingga masa penjajahan.

Ini kali kedua saya mengunjungi Museum Bahari. Dari museum ini juga saya lebih banyak mengenal Malahayati, pahlawan wanita asal Aceh yang gigih menghimpun pasukan untuk melawan penjajah Belanda. Anggota pasukan yang dipimpinnya semuanya wanita, lho. Dan semuanya adalah janda yang sebagian besar suaminya meninggal sebagai korban perang. Hebatnya lagi, Malahayati yang nama lengkapnya adalah Keumalahayati, berhasil membunuh Cornelis de Houtman, pentolan Belanda yang terkenal kejam.

Acaraki Café Jamu

Naaah, ini menarik banget! Ternyata di Kota Tua ada café yang khusus menjual jamu. Namanya Acaraki. Nama ini artinya adalah peracik jamu. Sama seperti barista, peracik kopi. Meskipun terdengar seperti bahasa Jepang, ternyata nama “acaraki” diambil dari bahasa sanskerta. Lokasi café ini adalah di belakang Museum Fatahillah.

Acaraki mengambil konsep mind, body, and spirit. Konsep ini membentuk pemikiran bahwa rutin minum jamu akan membuat tubuh sehat, pikiran tenang, dan pada akhirnya meningkatkan level spiritual kita. Jamu yang diracik menggunakan berbagai rempah-rempah, akan menyehatkan tubuh. Jika tubuh sehat, pikiran pun bisa lebih tenang. Lalu, rasa syukur meningkat, karena semua ini terjadi karena sudah kehendak Tuhan.

Jangan bayangkan jamu di sini rasanya pahit, ya. Racikannya enak-enak, lho. Beras kencur yang biasa saya minum di tukang jamu keliling aja di sini rasanya bisa enak banget. Sebab, ada yang kencurnya di-roasted dahulu, ada juga yang tidak. Lalu, jamu beras kencur ini bisa ditambah es krim. Hmmmm … enak banget!

Jamu menu lainnya juga ada. Semuanya diracik menjadi jamu bercitarasa segar dan jauh dari kesan jamu pada umumnya yang rasanya pahit. Harganya Rp30.000-Rp35.000 per porsi.

Banyak sudut lain yang menarik di Kota Tua. Kalau kita jeli dan melihat satu per satu, pasti ada saja hal seru yang selama ini belum sempat digali. Jadi, selamat menikmati sudut lain di Kota Tua.

Indonesia, Travel

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Comments

  1. Memez Heidy Prameswari says

    September 29, 2019 at 22:12

    Baru tahu ada Cafe yang menyajikan minuman Jamu begini, bakalan mampir deh…karena aku penggemar berat Jamu…

    Reply
  2. mysukmana says

    October 1, 2019 at 00:33

    Es Krimnya menyenangkan ya mb Nunik..

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Menerbitkan Buku
  • Pijer? Apa itu?
  • Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Paket Freedom Internet IM3 Ooredoo, Kuota Habis, Pulsa Tidak Terpotong
  • Kulkas 2 Pintu Terbaru dari Panasonic, Ini Kelebihannya

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,056 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

nunikutami

Writer

Nunik Utami Ambarsari
Ini enak banget! Biasanya saya masak, tapi hari in Ini enak banget! Biasanya saya masak, tapi hari ini banyak banget kesibukan. Jadinya ambil persediaan Fiesta Ready Meal di freezer. Kali ini pilih yang ayam tandori. 

Cara menyajikannya juga gampang banget. Tinggal bolong-bolongin bagian atas kemasan, lalu panasin pakai microwave. 

Nggak punya microwave? Bisa pakai pengukus, kok. Nggak perlu repot-repot. 

Ini juga praktis banget. Di dalam kemasannya tuh, sudah ada nasinya. Jadi begitu selesai dipanasin, langsung bisa dimakan. 

Udah praktis, enak pula! Harganya juga terjangkau banget  Di freezer masih ada varian lainnya. Ada chicken teriyaki dan kari. Buat persediaan. 

Kamu udah simpan ini di dalam kulkas? 

#FiestaReadyMeal #EnakPraktisTerjangkau #TasteOfTheWorld #SatuRasaBanyakCerita #CharoenPokphandIndonesia
Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jal Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jalan maju sedikit, ada candi. Ke depan sedikit lagi, ada gapura batas desa dengan desain khas Jawa. Ke sanaan lagi, ada rumah joglo. Benteng. Dinding bermotif batik. Baligo bergambar wayang. Gedung berarsitektur khas kolonial yang tidak mencakar langit. Fly over berpemandangan gunung berapi. Papan nama jalan lengkap dengan aksara Jawa. Bangunan peninggalan zaman Jawa kuno. Hamparan pasir yang  masih agak jauh dari pantai. Mbah-mbah yang masih sehat, kuat, dan ceria. Orang tua yang ikut memutar roda perekonomian. Anak-anak berbahasa Jawa.

Lengkap. Pokoknya lengkap. Jogja punya semuanya. Dan, semua itu, sudah berhasil menjadi "support system" untuk saya.

#lifeinjogja #gumukpasirparangkusumo
Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekal Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekaligus nakutin. Disebut mercon, karena masakan ini dibuat sangat pedas. Saya sering pengin makan oseng mercon. Suka sih, masakan pedas, tapi sekadarnya aja. Hanya ada rasa pedasnya. Bukan pedas yang pedas banget sampai-sampai malah jadi nggak bisa nikmatin makanannya. 

Oseng-oseng mercon ini bahan utamanya bervariasi. Ada yang menggunakan daging sapi dicampur tetelan, ada yang pakai sandung lamur (daging sapi yang banyak lemaknya), ada juga yang menggunakan kikil. 

Yang di foto ini adalah daging sapi dicampur tetelan. Saya makannya di Kampoeng Mataraman. Enak nih, pedasnya nggak gila-gila amat. 

Dulu di sini makannya sistem prasmanan. Ada penyewaan jarik dan kebaya juga, buat foto-foto di tempat. Sejak pandemi, makannya nggak prasmanan lagi. Nggak ada penyewaan baju-baju Jawa juga. Malah, minggu lalu saya lewat lagi, resto ini tutup. 

Mudah-mudahan kondisi segera membaik. PSBB/PPKM segera berakhir. Biar semua resto di Jogja (dan seluruh dunia) buka lagi seperti biasa.

#osengmercon #kulinerjogja #jogjafood #lifeinjogja
Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepa Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepat, seperti terbang. Kata seorang sahabat, hidup di Jogja bisa terbawa santai. Ritme hidup lebih lambat. Pada kenyataannya, setelah menjalani hidup di kota kelahiran ini, produktivitas saya meningkat. Semua berawal dari rasa semangat. Di sini, kalau capek, istirahatnya nyusurin jalan yang masih banyak hijau-hijaunya. Deretan pohon yang subur, hamparan sawah yang padinya mulai menguning, enak banget buat dipandangi lama-lama. Enak banget buat dihirup udaranya. Kalau mau menikmati Jogja dari ketinggian seperti di foto ini, ya bisa juga. 

Yuk, semangat! 😍

#jogja #yogyakarta #lifeinjogja #lifelessons
Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita b Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita bisa melakukan apa saja untuk memutar roda kehidupan. Cari nafkah, mendidik anak, bergaul dengan teman-teman, baca buku, nyoba resep masakan, ngepoin instagram seleb, nonton drakor. Pokoknya semuanya.

Sayangnya kita suka lupa. Ketika sehat, lupa bahwa kesehatan itu perlu dijaga. Ketika sakit, baru tersadar kesehatan itu mahal harganya. Selain olahraga teratur dan cukup istirahat, tubuh juga butuh suplemen multivitamin terutama ketika menu makan kita kurang variatif, jarang makan buah & sayur serta tetap harus beraktivitas di luar rumah di masa pandemi ini. 

Karenanya, saya minum Therabex dari Combiphar, satu kaplet sehari setiap pagi. Kualitasnya tak perlu diragukan lagi karena Therabex telah dipercaya Indonesia sejak tahun 1985 & terdaftar di BPOM. Kandungan vit C 500 mg & 6 vit B kompleks dalam Therabex setia menjaga daya tahan tubuh keluarga di tengah pandemi. 

Therabex ini jg sugar-free jadi cocok buat mereka yang mengidap diabetes dan yang terpenting harganya ekonomis. 1 box family pack isi 100 seperti ini bisa untuk konsumsi 3 anggota keluarga selama 1 bulanan.

Nah, kalau Moms yang lain gimana? Sudah minum vitamin hari ini? Therabex nya lagi diskon 15% + ada potongan voucher toko Rp 5.000 lho di Combiphar Official Store di Shopee & Tokopedia. Tapi, kuota vouchernya terbatas nih. Jadi sebaiknya beli sekarang deh, takutnya kehabisan.

#TherabexSetiaMenjaga #Sejak1985 #MultivitaminKeluargaIndonesia #KarenaKeluargaNo1
Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saj Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saja. Ngedit novel, bikin naskah komik, jadi juri lomba, dan ngurusin batik, semuanya menyenangkan. Meskipun hujan terus selama belasan jam, tetap aja betah di rumah.

Nanti kalo matanya udah terasa capek karena kelamaan ngeliatin gadget, baru deh, butuh ke luar rumah. 

Mumpung saat ini lagi nggak hujan, jalan-jalan, deh, sambil momong bocah, sambil nyari makanan, sambil ngafalin jalan. Btw, sekarang kalo ke mana-mana udah nggak pake GPS. Udah hafal sebagian jalan utama. 

Hmmm ... Penasaran sih, pengen nyoba ke Solo bawa motor. Etapi, bocahnya malah minta ke Semarang. Lhaaa... Ke Solo aja belum tentu berani, je 😅

#lifeinjogja #yogyakarta #hometown
Load More... Follow on Instagram

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

batik belanja online blog budaya buku cerpen editor fashion film financial planner finansial freelancer hijab hijab tutorial hotel hukumonline hukumpedia indonesia jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil muslimah parenting pashmina penulis properti restoran savana hijab seni toko online traveling travelling voucher diskon wisata Writer yogyakarta

Posting Terbaru

  • Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Penggabungan FWD Life dan FWD Insurance Serta Inspirasi Every Heroes
  • Review Kelebihan dan Kekurangan Realme XT
  • Bisnis Online, Sudah Saatnya Melatih Para Pelaku UMKM
  • Tinggalkan yang Lalu, Sambut 2021 dengan Resolusi Baru

Komentar Terbaru

  • Oca on Menjelajah Sumatera Utara Bersama Anak Tercinta
  • Caroline Adenan on Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Telkom University on Lewat Pintaria, Kuliah Sambil Kerja Jadi Mudah Terlaksana
  • Nunik Utami on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Catur on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
Copyright © 2021 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis