Hari Minggu pagi, 2 Maret 2008, saya dan suami pergi ke Mall Cijantung. Niatnya sih hanya ingin mengambil foto Rexy yang beberapa hari lalu saya cetak. Tapi karena ada sesuatu hal, foto itu belum jadi.
Akhirnya saya dan suami duduk-duduk di taman (plus cafe terbuka) yang letaknya di pelataran Mall Cijantung. Kami hanya pesan minun, karena baru saja sarapan di rumah. Beberapa menit kemudian, kami sepakat untuk menonton Ayat-Ayat Cinta. Duhh, akhirnya kami punya waktu juga untuk pergi ke bioskop, karena tidak mungkin kami nonton selepas jam kantor. Kami tidak mau ambilo resiko pulang kemalaman, apalagi sekarang Rexy sudah mulai mengerti jam pulang kantor mama dan ayahnya.
Pertama kali membaca buku karya Habibburahman El Shirazy itu, saya menangis. Air mata dan hati saya meleleh dan terhanyut dengan kisah itu. Terharu dengan kisah pernikahan yang tanpa didahului dengan kisah pacaran. Bagaimanapun, saya merasakan bagaimana indahnya pacaran setelah menikah.
Tidak berbeda dengan membaca bukunya, saat menonton film Ayat-Ayat Cinta air mata saya kembali bergulir. Sampai-sampai suami saya menepuk-nepuk pundak. Malu? Ah, tidak. Karena, setelah saya perhatikan, penonton di sebelah juga sesenggukan. begitu juga dengan penonton yang ada di depan.
Buat yang belum menonton, ayo segera ke bioskop. Film ini tidak sejelek yang orang katakan kok. Walaupun tetap lebih puas membaca bukunya.
Leave a Reply