Gelato! Duuuh, paling susah menghilangkan jenis makanan yang satu ini dari kehidupan saya. Ketika pikiran lagi penuh-penuhnya dengan berbagai macam urusan, ketika otak lagi ngebul-ngebulnya karena urusan-urusan itu nggak bisa langsung selesai, yang bisa mendinginkan ya cuma gelato. Dengan gelato, yang dingin bukan hanya kepala, tapi juga hati. Lebay? Ya terserah sih, kalau kamu menganggapnya begitu. Yang jelas, gelato tuh, bikin nyaman banget.
Di Cikini, ada cafe yang jual gelato. Namanya Iceberg Pizza and Gelato. Dari namanya saja sudah langsung ketahuan ya, selain gelato, ada menu pizza juga. Makin menggiurkan, deh. Kita ulas satu per satu, yuk!
Menu
Menu utama di sini adalah gelato. Pemiliknya adalah Bapak Eddy Saputra. Dengan bantuan Matteo Guerinoni yang juri Master Chef Indonesia Session 4, Pak Eddy membuka cafe yang diberi nama Iceberg. Kata “ice” menunjukkan bahwa menu andalan di sini adalah gelato, dan “berg” menunjukkan bahwa bahan-bahan pembuatan gelato ini dikirim langsung dari Kota Bergamo, Italia.
Pak Eddy sudah melakukan research sana-sini untuk mencari bahan-bahan untuk gelato, dan yang paling enak adalah yang dari Bergamo. Gelato memang berasal dari Italia, jadi rasanya original. Meskipun demikian, seharusnya pembuatan gelato ini memakai rum. Namun karena Pak Eddy berkomitmen hanya menyajikan makanan halal di cafe-nya, semua gelato tidak menggunakan rum. Sementara, menurut Pak Eddy, bahan-bahan dari dalam negeri, rasanya belum sesempurna gelato yang bahannya diimpor langsung dari Italia.
Sebagai pengembangan Iceberg, Pak Eddy menambah menu dengan makanan, yaitu pizza dan pasta. Tentu saja Pak Eddy memilih menu makanan ala Italia, agar sesuai dengan konsep Iceberg.
Ada pizza All Americana dan Gioiosa. Gioiosa adalah pizza dengan isi beef, black olive, mozarella, dan topping parmesan cheese. Sementara, All Americana berisi beef, mushroom, dan batang seledri, lalu ditaburi mozarella. Ada juga pizza yang bagian atasnya tertutup sempurna, sehingga isinya tidak tampak dari luar.Pizza-pizza ini enak banget. Apalagi, pinggirannya tipis dan crispy, ala pizza Italia yang asli. Beda banget dengan pizza-pizza lain yang sudah dimodifikasi menjadi pizza yang disukai orang Indonesia, yaitu mirip roti.
Selain pizza, saya juga mencoba lasagna-nya. Saya suka lasagna karena lembut banget. Topping kejunya menyatu dengan lembaran-lembaran keju yang ada di bawahnya, sekaligus dagingnya. Daging dilingnya juga melimpah ruah. Duh, itu rasanya nggak terlupakan. Tapi memang saya nggak pernah bisa makan lasagna langsung banyak. Sedikit aja, tapi sudah terasa enak banget.
Sudah? Menunya segini aja?
Belum, dong.
Ada kopi juga, lho. Kan, biasa ya, orang Indonesia itu suka ngopi setelah makan. Kalau nongkrong di sini, kamu juga bisa minum berbagai macam kopi. Cappuccino, cafe latte, black coffee, dan espresso, bisa menjadi pilihan.
Saya senang lihat baristanya beraksi bikin kopi. Mesin kopi dan alat-alat pembuat kopinya membuat saya bernostalgia ketika beberapa tahun lalu saya juga “mainan” kayak gini. Sayangnya, dulu belum musim kopi dengan topping hiasannya yang dibuat dari milk foam, jadinya saya belum bisa bikin sampai yang kayak gitu.
Berbeda dengan bahan-bahan gelato yang sengaja ambil dari Italia, kopi yang disajikan di Iceberg asli Indonesia. Semua pakai jenis arabica, ambil langsung dari petani-petani kopi di beberapa daerah di negeri ini. Iya, sih, nggak ada yang meragukan kenikmatan kopi asli Indonesia.
Harga
Ada harga, ada rupa. Biasanya kan, begitu, ya? Nah, di Iceberg, ini nggak berlaku. Soalnya, dengan rasa pizza yang enak begini, harganya standar saja, kok. Harga makanan mulai dari Rp50.000, sementara harga minuman termasuk gelato, mulai dari Rp35.000.
Lokasi
Nggak bisa dimungkiri, ya. Kalau makan di mana-mana, selain makanannya, kita juga milih tempat. Tempat yang nyaman akan membuat acara makan kita jadi lebih asyik. Apalagi kalau setelah makan mau lanjut ngobrol panjang, atau malah ngetik, melanjutkan pekerjaan.
Nah, Iceberg ini tempatnya enak banget. Lokasinya di Cikini. Hanya sekitar satu km dari stasiun, jadi mudah dijangkau. Bisa naik ojek online, bisa juga jalan kaki kalau mau sekalian olahraga sedikit. Tempatnya juga nggak terlalu ramai. Beberapa tahun terakhir ini saya agak malas kalau ada di tempat yang terlalu ramai dalam waktu yang agak lama. Pusing dan bikin cemas, gitu. Mungkin karena saya butuh ketenangan biar lebih mudah berpikir kali, ya.
Begitu masuk ke Iceberg dan nggak terlalu ramai atau berisik, saya merasa lega. Suasananya juga asyik. Meskipun di luar adalah jalan raya yang ramai, di dalam sini saya bisa duduk tenang dan nyaman menikmati suasana. Pas banget nih, buat ngobrol, ngetik, atau sekadar duduk diam menikmati gelato.
Oh iya, saya sempat mencoba bikin pizza, lho. Ada Chef Andy yang mengajari saya bikin pizza. Yang membuat saya semakin senang adalah oven pizza-nya yang unik. Ovennya sama seperti oven khusus pizza yang ada di Italia, lho. Iya, yang bentuk atasnya melengkung seperti perapian di rumah-rumah yang ada di negara-negara musim dingin. Dari sini kelihatan banget ya, Iceberg betul-betul serius menciptakan pizza dengan rasa yang seenak aslinya.
Leave a Reply