Selama saya jadi penulis yang selalu menerbitkan buku di penerbit mayor dan menjadi trainer penulisan, banyak orang yang bertanya, bagaimana sih, cara menerbitkan buku? Bagaimana cara agar naskah kita dipublikasikan? Mereka juga bertanya tentang referensi buku karya saya yang bisa digunakan untuk belajar menulis naskah buku.
Sebenarnya memublikasikan buku itu gampang tapi susah, susah tapi gampang. Gampang-gampang susah, gitu. Apalagi, dengan adanya teknologi digital rencana menerbitkan buku serasa gampang. Tapi ya, tetap susah juga. Saya pribadi sejak 2006 dahulu selalu ditawari menulis oleh berbagai penerbit mayor. Namun, di sela-sela itu, saya juga rajin menawarkan naskah ke berbagai penerbit, untuk dipublikasikan atau diterbitkan.
Sering kali saya juga memberikan referensi buku berupa buku karya saya pada orang yang membutuhkan, untuk dipelajari, agar bisa tembus penerbit. Misalnya, saya menyarankan orang tersebut baca buku Kisah Muslimah Teladan Ahli Surga karya saya, kalau mau belajar tentang point of view (POV) dua. POV dua ini sulit, tapi kalau bisa membuatnya dengan baik, bakalan jadi tulisan yang sangat bagus. Itu sebabnya buku kumpulan cerita anak Muslim tersebut berhasil meraih Islamic Book Fair Award Kategori Buku Fiksi Anak terbaik 2010.
Langkah-Langkah Menerbitkan Naskah Buku
Siapa sih, yang nggak senang buku karyanya diterbitkan dan dipublikasikan di mana-mana? Punya buku, apalagi diterbitkan oleh penerbit mayor, adalah impian semua orang yang senang menulis. Berhubung banyak orang yang tanya pada saya tentang cara menerbitkan naskah buku, saya kasih tahu langkah-langkah dalam memublikasikan naskahnya menjadi buku, ya.
Punya naskah
Langkah awal kalau ingin punya buku yang bisa diterbitkan adalah punya naskah. Naskah itu modal utama. Usahakan kamu sudah punya naskah yang siap diajukan ke penerbit. Percaya, deh, begitu kamu mencari info tentang menerbitkan buku, semua penerbit, melalui editornya, pasti akan tanya, kamu punya naskah apa?. Kalau masih bingung mau menulis naskah apa, coba cari referensi buku yang isinya sesuai dengan tema yang kamu sukai.
Siapkan naskah terbaikmu. Jadi, kalau nanti ada pihak penerbit yang tanya, kamu sudah bisa langsung menyodorkan naskah. Kalau sudah sampai di sini, artinya kamu sudah selangkah lebih maju.
Rajin cari info tentang penerbit
Setelah punya naskah, langkah selanjutnya adalah, harus rajin cari info tentang penerbit. Carinya di mana? Mainlah ke toko buku. Kalau biasanya kamu ke toko buku hanya numpang baca gratis, saat punya keinginan naskahmu dipublikasi dalam bentuk buku, main ke toko bukunya wajib sambil cari info tentang penerbit.
Caranya, baca deh, bagian belakang cover buku. Di situ tertera nama dan alamat penerbit. Sering juga disertai alamat email dan akun media sosialnya. Nah, kamu bisa kirim email untuk tanya-tanya tentang ketentuan menerbitkan buku di penerbit tersebut. Bisa juga baca info-info yang ada di media sosialnya. Biasanya di media sosial ada info cara menerbitkan buku juga.
Kamu juga bisa mendapatkan info tentang penerbit, dengan cara berkomunikasi lewat chat. Saat ini banyak penerbit yang menyediakan fasilitas chat agar orang yang membutuhkan bisa tanya-tanya langsung ke bagian terkait.
Ada juga para editor yang membagikan info nomor yang bisa dihubungi dan menyediakan diri untuk memberikan info lengkap seputar penerbit di tempatnya bekerja. Kamu bisa memanfaatkan paket internet cepat untuk berkomunikasi dengan para editor. Dengan berkomunikasi lewat chat, kamu bisa lebih cepat mendapatkan info tentang penerbitan buku di penerbit tersebut.
Rajin memilih tulisan yang sesuai
Nah, ini juga penting, tapi sering kali nggak disadari oleh para calon penulis. Setiap penerbit punya ketentuan khusus dalam menerbitkan buku. Ketentuan khusus itu misalnya dalam hal tema, jumlah halaman, dan gaya penulisan.
Kalau penerbit itu khusus menerbitkan novel, maka ketika kamu mengirimkan novel, pelung dipublikasikan atau diterbitkan, akan semakin besar. Sebaliknya, kalau penerbit tersebut hanya mau memublikasikan buku bertema parenting, sementara kamu mengirimkan naskah novel, ya sudah pasti akan ditolak.
Jadi, rajin-rajinlah memilih tulisan yang sesuai dengan kebutuhan penerbit. Kamu bisa menulis dahulu naskahnya baru kemudian menawarkannya ke penerbit yang cocok, bisa juga mencari info dahulu tentang tema naskah yang dibutuhkan sebuah penerbit, baru kamu menulis naskahnya dan menawarkan ke penerbit tersebut. Baca juga referensi buku yang sudah pernah diterbitkan oleh penerbit itu.
Oh ya, selain tentang tema, jumlah halaman, dan gaya penulisan, ada juga penerbit yang mempertimbangkan profil penulis. Penulis tersebut sudah sering menerbitkan menerbitkan buku atau belum, penulis pemula atau bukan, penulis terkenal atau bukan.
Mengirim naskah buku yang aman menggunakan internet
Sudah punya penerbit incaran? Sudah punya naskah yang sesuai dengan penerbit tersebut? Kalau begitu, sekarang waktunya mengirimkan naskah. Dahulu, ketika dunia digital belum sehebat sekarang, mengirimkan naskah paling efektif adalah lewat kurir/pos. Yang dikirimkan adalah hard copy-nya. Print out-nya. Sebab, para editor akan menumpuk naskah yang datang itu dan menyeleksinya sesuai tumpukan.
Sekarang, di zaman serbadigital ini, kirim naskah bisa lewat email. Dengan sekali klik, asalkan menggunakan paket internet cepat, naskahmu sudah langsung sampai di “hadapan” para editor. Bahkan sekarang ada beberapa penerbit yang menyediakan platform untuk menampung naskah. Jadi kamu bisa mengirim naskah melalui platform tersebut.
Yang perlu diperhatikan adalah waktu tunggu. Jangan pernah berharap, satu hari setelah mengirim naskah, naskahmu sudah selesai dibaca. Ingat, ya, dalam satu hari, editor bisa menerima ratusan naskah. Jadi naskahmu harus antre untuk diseleksi. Masa tunggu seleksi ini paling cepat tiga bulan. Ada juga yang satu tahun kemudian baru dikabari nasib naskahmu. Bahkan ada yang lebih dari satu tahun, lho. Satu hal lagi, sering juga, sudah menunggu sekian lama, naskahmu juga belum tentu diterima. Jadi, siapkan mental dan hati sekuat baja, ya. Lalu, kalau sudah tiga bulan tidak ada kabar, kamu boleh menanyakan nasib naskahmu ke penerbit, melalui email yang sama saat kamu mengirim naskah.
Oh ya, kamu juga harus memerhatikan cara mengirim draft naskah buku yang aman menggunakan internet. Pastikan kamu tidak sembarangan menggunakan koneksi internet di tempat umum seperti kafe, bandara, mall, atau tempat umum lainnya. Sebab, wifi untuk umum, tidak ada jaminan keamanannya. Bisa-bisa terjadi kebocoran data pribadi yang sangat mungkin disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Lebih baik kamu pakai paket internet cepat yang terpasang di rumah. Lebih aman, karena hanya kamu (dan keluarga di rumah) yang menggunakan. Pastikan juga alamat email yang kamu tuju, sudah benar. Hal ini untuk menjaga agar draft naskah bukumu tidak tersasar ke pihak tak dikenal. Kalau hal ini terjadi, bukan tidak mungkin naskahmu terbit dan beredar atas nama orang lain. Kamu juga yang rugi, kan?
Matikan koneksi bluetooth kalau tidak sedang digunakan. Jangan klik juga tautan yang tidak kamu butuhkan atau tampak mencurigakan. Banyak tautan yang merupakan jebakan, ketika diklik, kamu akan diantar ke situs yang membahayakan komputer dan isinya.
Menulis naskah selanjutnya
Daripada mengharap dan menunggu kabar nasib naskahmu sambil uring-uringan, lebih baik sambil menulis naskah selanjutnya. Lupakan naskah yang sudah kamu kirim. Kalau sudah tiba waktunya nanti, pasti ada kabar, kok. Sekarang, kamu fokus menulis lagi, lalu kirimkan lagi ke penerbit lainnya. Begitu terus, ikuti prosesnya dari awal.
Dengan menyibukkan diri menulis naskah selanjutnya, kamu jadi punya banyak naskah yang ditawarkan ke penerbit. Bisa jadi, nanti, naskah-naskahmu lolos berbarengan dan diterbitkan bersamaan, lho.
Publikasikan Naskah ke Self Publishing
Selain menerbitkan atau memublikasikan buku di penerbit mayor, kamu juga bisa menerbitkan karyamu ke self publishing. Di penerbit self publishing ini, kamu bebas memublikasikan karya dengan tema, jumlah halaman, dan gaya penulisan yang sesuai dengan diri kamu sendiri. Tidak ada ketentuan khusus dalam menerbitkan buku di self publishing. Jadi kamu nggak perlu antre seleksi naskah, nggak perlu nunggu lama-lama, dan bukumu akan lebih cepat dipublikasi dalam bentuk cetak. Asyik, kan?
Namun, menerbitkan di self publishing ini juga ada syaratnya. Tentu saja ada sejumlah uang yang harus kamu bayarkan. Uang ini untuk jasa editing, layouting, dan cetak buku. Besarnya uang ini, tergantung perusahaan penerbit masing-masing.
Publikasikan Naskah ke Platform Digital
Dunia digital sudah merambah ke seluruh lini, termasuk dunia literasi baca tulis. Masyarakat bisa banget membaca momen. Itu sebabnya, sekarang ada platform digital. Bahkan platform digital ini sudah menjamur di mana-mana. Di saat orang sudah beralih ke digital, kegiatan membaca dan menulis pun bisa dilakukan di dunia maya seperti ini.
Jadi, kamu bisa menulis novel atau naskah lainnya, di platform digital. Ya kebanyakan sih, platform ini memuat dan memublikasi novel. Kamu yang hobi nulis novel, diuntungkan dengan adanya platform seperti ini.
Kamu bisa menulis novel di platform tersebut sesuka hati. Enaknya nih, ya, biasanya platform seperti ini akan mengajak penulis-penulis yang novelnya bagus, untuk dijadikan bacaan eksklusif. Tentu saja kamu akan dibayar. Seru, kan?
Rajin Promosi
Menulis itu mudah. Memublikasikan tulisan juga mudah. Yang sulit adalah konsisten dalam melakukan promosi. Buku atau tulisan di platform sebagus apapun, kalau nggak dipromosikan, ya nggak ada yang tahu. Nggak ada yang baca. Ujung-ujungnya kurang menghasilkan uang.
Coba kalau dipromosikan. Makin banyak orang yang tahu tulisanmu. Makin banyak juga yang membaca tulisanmu di platform atau membeli bukumu. Lagi pula, sekarang ini promosi makin mudah. Tinggal sebar saja info tentang tulisanmu di internet. Bisa lewat media sosial, bisa lewat blog, atau lewat forum-forum komunitas. Internet juga sudah sangat terjangkau. Ada Paket Internet Cepat dari IndiHome yang bisa dijadikan andalan dalam promosi tulisan di dunia maya. Paket Internet Cepat ini jaringannya juga bagus, karena dipersembahkan oleh Telkom Group. Jadi kamu juga bisa memberikan referensi buku bacaan ke masyarakat, yaitu berupa tulisanmu sendiri.
Itulah langkah-langkah dalam memublikasikan atau menerbitkan buku. Juga, tips alternatif dalam memublikasikan buku. Ada yang sudah pernah melakukannya? Atau, ada yang ingin memulainya? Semangat, ya!
Anggara says
Saya mau belajar dong kak
Nunik Utami says
Boleh, kak.