Candi Gedong Songo, Museum Kereta Api Ambarawa, dan Danau Rawa Pening, adalah tiga tempat wisata terkenal di Kabupaten Semarang. Bagi kita yang selama enam bulan belakangan ini berada di rumah saja, rasanya ketiga tempat wisata itu terus memanggil-manggil untuk didatangi.
Saya sudah menuliskan protokol kesehatan yang diberlakukan di setiap tempat wisata di Kabupaten Semarang dan tips-tips yang harus dilakukan selama berwisata, di artikel berjudul Patuhi Hal-Hal ini Agar Aman dan Nyaman Berwisata di Kabupaten Semarang. Sekarang, saya ingin membicarakan cara menuju tempat-tempat wisata tersebut.
Kabupaten Semarang berada di Provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu, mudah saja berkunjung ke lokasi ini. Terlebih, saat ini transportasi begitu mudah, nyaman, dan biayanya terjangkau. Eitss, tunggu! Saat ini kita sedang berada pada masa adaptasi kebiasaan baru. Jadi, saya ingin memberikan info transportasi ke tempat wisata Kabupaten Semarang, sekaligus tips agar tetap aman di dalam perjalanan, dan mengurangi risiko tertular virus.
Kita bahas satu per satu, yuk! Sebelum membahas transportasinya, kita bahas dahulu beberapa tempat wisata yang akan dikunjungi di Kabupaten Semarang.
Tempat Wisata di Kabupaten Semarang
Ada beberapa tempat wisata di Kabupaten Semarang yang sudah pernah saya kunjungi. Tempat-tempat itu adalah:
Candi Gedong Songo
Sembilan candi yang ada di kompleks Candi Gedong Songo memang menarik banget untuk dikunjungi. Lokasinya di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Letaknya di lereng Gunung Ungaran, sehingga untuk mengunjungi satu candi dan candi lainnya, harus menempuh jalan yang menanjak. Coba kunjungi satu candi dahulu. Kalau sanggup, selesaikan hingga candi kesembilan. Pemandangan di sini bagus banget, khas pemandangan di sekitar pegunungan. Gunung, kabut, dan hijau-hijauan, bakalan memanjakan mata selama kamu berwisata di sini.
Danau Rawa Pening
Danau seluas 2.670 ha ini kemungkinan besar adalah tempat yang membuat daerah ini diberi nama Ambarawa. Amba berarti luas, rawa berarti rawa. Ambarawa berarti rawa yang luas. Kemungkinan rawa yang dimaksud adalah Rawa Pening. Saking luasnya, danau ini menempati empat daerah kabupaten, yaitu Kabupaten Ambarawa, Tuntang, Bawen, dan Banyubiru.
Wisata outdoor yang satu ini menyajikan pemandangan berupa alam terbuka. Danau yang luas dengan air bersih biru kehijauan, dipadu dengan langit luas, bisa membuat pikiran lebih tenang. Sejauh mata memandang, yang tampak hanya hamparan air. Tidak ada bangunan, apalagi gedung tinggi yang “mengganggu” pandangan. Kalau ke sini, puas-puasin mengisi oksigen di paru-paru dan “oksigen” untuk hati dan pikiran, deh. Semua ini bisa dijadikan mood booster saat harus kembali berpenat-penat dengan hiruk pikuknya kota besar.
Museum Kereta Api Ambarawa
Sesuai dengan namanya, lokasi museum ini berada di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Museum ini dibuka tanggal 8 April 1976 dengan niat menyimpan berbagai lokomotif antik serta kereta-kereta tua yang tidak lagi beroperasi. Jadi, museum menawarkan wisata sejarah tentang kereta api. Di sini tersimpan koleksi kereta api yang usianya sudah ratusan tahun dan berjaya di masanya.
Naik Apa?
Sekarang, kita bahas tentang transportasi menuju tempat-tempat wisata tersebut, ya. Ketiga tempat wisata itu berada di Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, Banyubiru, dan Bandungan. Semua berada di Kabupaten Semarang. Jadi, dari mana pun, arahkan tujuanmu ke Kabupaten Semarang.
Pesawat
Dari semua tempat di seluruh Indonesia, kamu bisa naik pesawat. Ambillah rute menuju Bandara Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah. Dari Bandara Ahmad Yani yang berada di Semarang, kamu masih harus ke Kabupaten Semarang. Dari sini kamu bisa naik Bus Rapid Transit (BRT), semacam Transjakarta di Jakarta, menuju Ambarawa.
Loket BRT berada di 200 meter dari bandara. Naiklah BRT tersebut lalu transit di halte depan Balai Kota Semarang. Lalu naik BRT dengan rute menuju Ungaran, turun di Ambarawa. Sampai di Ambarawa, kamu bisa naik angkutan kota atau ojek menuju Museum Kereta Api Ambarawa.
Bus
Jika kamu sudah berada di daerah yang dekat dengan Semarang, seperti Yogyakarta dan sekitarnya, kamu bisa menggunakan bus untuk pergi ke tempat-tempat wisata tersebut. Dari Yogyakarta kamu bisa naik bus di Terminal Giwangan. Inilah terminal bus terbesar di Indonesia. Pilihlah bus menuju Terminal Bawen. Ada juga yang bisa langsung menuju Ambarawa. Waktu perjalanan dari Terminal Giwangan ke Terminal Bawen sekitar 3 – 4 jam. Kalau kamu turun di Terminal Bawen, bisa lanjut naik angkutan kota menuju tempat-tempat wisata di Kabupaten Semarang.
Kereta Api
Kamu bisa datang ke tempat-tempat wisata di Kabupaten Semarang dengan naik kereta api. Pilih rute-rute yang menuju Semarang. Naik kereta api dari mana pun, turun di Stasiun Semarang (bisa Semarang Tawang maupun Semarang Poncol). Dari stasiun, pergilah ke terminal bus untuk menuju Terminal Bawen di Kabupaten Semarang. Dari sini barulah kamu bisa ke Candi Gedong Songo, Museum Kereta Api Ambarawa, dan Danau Rawa Pening, naik angkutan umum.
Tips Tetap Aman dan Nyaman Selama Berada di Transportasi Umum
Nah, sekarang kita pikirkan cara agar tetap aman dan nyaman selama berada di transportasi umum menuju tempat-tempat wisata di Kabupaten Semarang. Bagaimanapun, ini masih masa pandemi. Seharusnya kita memang di rumah saja, sampai pandemi berlalu. Tapi kalau begitu terus, berdampak juga bagi perekonomian dan mental. Dengan berwisata, setidaknya kita bisa membantu meningkatkan kehidupan banyak orang. Selain itu, mental kita juga terjaga karena hati merasa terhibur.
Selama di perjalanan, di dalam transportasi umum, patuhilah hal-hal ini:
- Penuhi kebutuhan dokumen pelengkap. Selama masa pandemi, sudah pasti semua moda transportasi menerapkan protokol kesehatan dengan lebih ketat. Bentuk dari adaptasi kebiasaan barunya, berbeda-beda. Misalnya, maskapai penerbangan dan kereta api mengharuskan seluruh penumpangnya memiliki dokumen hasil rapid test. Ada juga yang mengharuskan penumpang memiliki Surat Izin Keluar Masuk (SIKM). Lengkapi dokumen tersebut agar perjalanan lancar.
- Usahakan tidak ke toilet di dalam pesawat, apalagi kalau penerbangannya jarak pendek. Sebab, ruangan di dalam pesawat aman dan kecil risiko untuk tertular virus, tetapi tidak demikian dengan ruang toilet. Di toilet, udara lebih lembap dan ruangannya sangat kecil. Kemungkinan menyentuh berbagai benda di dalam toilet jadi lebih besar. Berarti lebih besar juga risiko penularan virusnya. Jadi, sebelum naik pesawat lebih baik ke toilet dahulu di bandara.
- Kurangi memegang-megang benda-benda yang ada di alat transportasi. Hindari memegang sesuatu yang tidak perlu. Tidak usah berpegangan pada pegangan pintu atau bus, kalau tidak perlu. Jangan menyentuh sandaran kursi lain ketika sedang berjalan di dalam bus atau kereta api.
- Selalu membawa cairan disinfektan untuk menyemprot kursi, sebelum duduk.
- Tidak mengobrol dengan penumpang lain untuk memperkecil risiko terpapar virus dari percikan ludah (droplets).
- Selalu memakai masker dan membawa masker cadangan untuk ganti setiap empat jam.
- Membawa hand sanitizer dan menggunakannya setiap kali diperlukan. Ini untuk berjaga-jaga agar tangan terhindar dari kuman, sementara belum ada air untuk mencuci tangan.
- Membawa makanan dan peralatan makan sendiri agar lebih terjaga kebersihannya.
- Membawa peralatan ibadah sendiri.
Protokol kesehatan harus terus dilaksanakan. Kita pun harus bisa beradaptasi di era kebiasaan baru ini. Semua ini demi mengurangi risiko terkena penyakit dan tetap bisa berwisata untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan spiritual.
Selamat berwisata, ya.
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog “Wisata Kabupaten Semarang di Era Adaptasi Kebiasaan Baru”.
Leave a Reply