• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Artikel / Fashion / Kampung Batik Laweyan dan Lorong-Lorong Penuh Kejutan

Kampung Batik Laweyan dan Lorong-Lorong Penuh Kejutan

July 18, 2017 Nunik Utami 15 Comments

Saat ke Solo, Kampung Batik Laweyan berada di daftar urut nomor satu sebagai tempat yang harus saya kunjungi. Sudah lama saya penasaran banget dengan tempat ini. Saya kepengen lihat show room sekaligus sentra pembuatan batik dengan jumlah yang banyak dan bernuansa Jawa. Sayangnya keinginan ini dari dulu cuma bisa saya pendam karena belum sempat pergi ke Solo. Ketika saya harus cek lapangan untuk bahan tulisan, barulah saya benar-benar berangkat ke Solo.

Dari luar kelihatannya semrawut, tapi begitu masuk, suasananya nyaman dan tenang.

Kampung Batik Laweyan mudah dijangkau dari The Sunan Hotel, tempat saya menginap. Baru keluar hotel sudah ada becak yang menawarkan tumpangan. Jadilah saya dan seorang teman jalan-jalan ke Kampung Batik Laweyan naik becak. Ternyata tempat ini sangat dekat dari hotel.

Saya sangat menikmati jalan di Kampung Batik Laweyan. Bapak penarik becak membawa kami menyusuri jalan kecil yang tenang. Di bagian kanan kiri jalan, tembok menjulang seakan mengawal kami selama menyusuri jalan itu.

Kawasan ini sudah menjadi sentra industri batik sejak zaman Kerajaan Pajang, tahun 1546. Sudah tua banget, ya? Justru karena tuanya itulah yang menjadi daya tarik kawasan ini. Saya senang banget lihat gerai-gerai batik yang ada. Gerai-gerai ini menjual berbagai macam batik dengan motif sesuai ciri khas Jawa. Motif parang, kawung, dan truntum adalah tiga di antara banyak motif khas Jawa yang bertaburan di gerai-gerai di sini. Meskipun begitu, ada juga batik dengan motif dari daerah lain, seperti megamendung-nya Cirebon dan batik-batik pesisir.

Sebagian batik yang masih berupa kain. Lihat yang kayak gini rasanya pengen beli semua.

Jenis batik yang dijual juga bervariasi. Ada batik cap, batik printing, dan tentu saja batik tulis. Nah, kalau kamu hobi ngoleksi batik tulis, datang saja langsung ke Kampung Batik Laweyan. Kamu bisa mendapatkan batik tulis kualitas tinggi dengan harga yang “nggak dimain-mainin”. Iya, serius. Saya pernah dengar cerita orang, dia beli batik tulis entah di mana tapi harganya dimahalin banget. Ya batik tulis harganya memang mahal, tapi nggak segitunya banget juga. Makanya lebih puas belanjanya langsung di sentra batik atau desa wisata batik seperti di Laweyan ini.

Produk berupa batik yang dijual di Kampung Batik Laweyan juga lengkap banget. Ada yang masih berupa lembaran kain, ada yang sudah jadi kemeja, blus, pakaian anak-anak, dan rok. Jangan mengira model-model pakaian itu kuno ala mbah-mbah zaman dulu, ya. Model pakaiannya kekinian banget, kok. Kamu yang senang foto OOTD, coba deh, pakai batik. Ada cape, sackdress, dan kaftan. Keren banget, kan? Saya aja gemes banget lihatnya. Rasanya kepengen beli semua.

Kemeja-kemeja warna klasik khas batik Solo-Jogja.
Suka batik dengan desain modern? Ada, kok. Yang di sini modelnya kekinian semua.
Kalau main ke sini siap-siap kalap, ya 😀
Batik dikenal sebagai kain tua, warisan budaya asli Indonesia.
Koleksi batik tulisnya kebanyakan dibuat dengan pewarna alami dan dijual berupa lembaran kain, bukan baju siap pakai.

Sudah sampai Laweyan, jelas dong harus mblusuk-mblusuk sampai dalam. Arsitektur di daerah ini dipengaruhi oleh gaya Jawa, Islam, Arab, Cina. Banyak gang sempit yang menghubungkan rumah-rumah yang ada di tempat ini. Gang sempit ini juga diapit oleh tembok tinggi di kanan kirinya. Konon, dahulu para juragan batik sengaja membuat tembok tinggi seperti ini agar jurargan batik lainnya yang tinggal di sekitar itu tidak bisa menyontek hasil karya batik yang sudah dibuat. Dulu masing-masing memang punya ciri khas dan batik unggulan sendiri.

Ini lorong-lorong di Kampung Batik Laweyan. Jangan dikira jalan buntu, ya. Konon, dahulu para juragan batik di sini sengaja membangun tembok yang menjulang agar karyanya tidak ditiru oleh juragan sebelah.

Saya menikmati banget jalan di gang-gang sempit ini karena banyak kejutan. Misalnya, jalan di depan tampak buntu, tapi saat ditelusuri, di baliknya ada gerai batik yang bagus banget. Atau, lorong panjang yang tampak sepi, ternyata di ujung sana ada rumah batik yang penuh dengan wisatawan yang sedang belajar membuat batik. Asyik banget, seperti sedang main di labirin ala detektif.

Di ujung lorong panjang tersimpan gerai batik yang koleksinya bagus-bagus banget.
Kelihatan sepi? Jangan salah. Di ruang sebelahnya dan di bagian belakang banyak wisatawan yang belajar bikin batik. Kebanyakan sih, bule. Bule beneran, bukan bulenya paklek 😀
Kalau sudah jadi baju, makin bingung milihnya. Bawaannya pengen mboyong semuanya ke kasir 😀

Oh ya, kalau main di gerai-gerai batik yang ada di sini, kalau mau ambil foto, hati-hati, ya. Ada produk yang tidak boleh difoto karena pengusaha batik itu mengangap produk tersebut termasuk produk unggulan. Biasanya sih, yang batik tulis dan terhitung kuno. Ada juga batik tulis yang motifnya sudah dibuatkan hak paten, jadi mereka menjaga agar tidak ditiru. Tapi jangan khawatir, lebih banyak bagian atau produk yang boleh difoto daripada yang tidak, kok.

Selain melihat-lihat dan kalap belanja batik, kamu juga bisa sekalian melihat para pekerja batik yang sedang beraksi. Ada yang sedang menggoreskan malam pakai canting, ada yang mencelup batik ke cairan pewarna, ada juga yang sedang mola (membuat pola batik). Main di sini serasa berada di tempat sakral yang agung. Juga, seperti terbang ke abad lampau dengan sentuhan budaya Jawa yang mengagumkan.

Ini di salah satu gerai batik di Kampung Batik Laweyan. Mereka membatik di depan gerai.
Senang lihat aktivitas mereka. Rumitnya pembuatan membuat batik makin terasa sakralnya.
Yang ini proses pembuatan batik cap.

 

 

Fashion, Indonesia, Place, Review, Travel batik, batik jawa, batik solo, desa wisata, jawa tengah, kampung batik laweyan, solo

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Comments

  1. Kang Alee says

    July 18, 2017 at 16:04

    Judulnya menelusuri lorong batik laweyan ya Jeng, wow banget

    Reply
    • Nunik Utami says

      July 18, 2017 at 20:04

      Iya, Mas Ale. Unik dan antik 🙂

      Reply
  2. nia nastiti says

    July 19, 2017 at 22:31

    Lorong misterinya kayaknya fotogenic juga ya Mba. Bulan lalu sempet nginep beberapa hari di deket sini padahal, lain kali musti nyempetin keliling kayak Mba Nunik nih kayaknya. Seru ?

    Reply
  3. Dewi Rieka says

    July 19, 2017 at 22:33

    Cakeep blusukan gitu yaa aku blom masuk2 banget keburu gempoor..batiknya cantik yaa kebayang kamu histeris nik liatnya hihi

    Reply
  4. Mechta says

    July 21, 2017 at 20:36

    Duuh…mesti kekep dompet erat2 nih klo maen2 ke situ.. Sukaaaa…

    Reply
    • Nunik Utami says

      July 21, 2017 at 20:37

      Hahaha iya, Mbak. Kalo kalap, bahaya :))

      Reply
  5. Emiliza says

    August 1, 2017 at 00:48

    Indonesia memang punya sejuta budaya. Smoga jaya terus batik laweyan yg sangat menginspirasi ??

    Reply
  6. Halim says

    August 11, 2017 at 11:17

    Baca judul Laweyan langsung mo komentar hahaha. Kadang sedih dengan Laweyan yang sudah minim pengrajin batik tulis. Sebagian produk di showroom mereka pun diambil di Pekalongan. Batik asli yang dibuat mereka hanya segelintir saja, sesuai pesanan. Beberapa tahun Laweyan sudah diresmikan juga sebagai kampung wisata, namun hingga sekarang masih belum mengeliat, workshop batik terhenti begitu saja… Ahh memang Laweyan sudah saatnya bergeser jadi kampung heritage yang tak hanya mengandalkan batiknya lagi…
    Oh iya, mbak Nunik kalo ke Laweyan lagi, mesti masuk ke beberapa rumah tua yang sebagian bisa diintip. Menurut saya yang asli Solo, heritage rumah tua tulah yang wajib dibanggain di sana. ?

    Reply
  7. adi says

    August 18, 2017 at 09:38

    Wah!!! bagus banget unik dan antik. motif Batiknya bagus- bagus. Kira -kira batiknya udah di pasarkan ke seluruh indonesia belum????

    Reply
  8. DAYU ANGGORO says

    August 29, 2018 at 08:16

    Kayaknya kalau ke sini ngajak orang tua mesti hati2, iyah hati² khilaf buat belanja batiknya, bagus banget liat model²nya.

    Reply
  9. Achi Hartoyo says

    August 29, 2018 at 08:17

    Masuk list sih, padahal kalo mudik lumayan dekat. Tapi kalo ke Solo malah gak kepikiran mau ke Laweyan

    Reply
  10. Amelia says

    August 29, 2018 at 08:23

    Dari dulu kepengen banget bisa ngebatik tapi gak pernah bisa, harus sabar dan telaten banget! wajar sih kalo batik tulis harganya mahal, karena proses pembuatannya juga gak semudah yang dibayangkan

    Reply
  11. Tuty prihartiny says

    August 29, 2018 at 18:03

    Laweyan, sepertinya tidak berlorong waktu. Lupa waktu kalau sudah disana….

    Reply
  12. putri hafisyah says

    October 21, 2018 at 11:19

    wih menarik mbk, jadi pengen kesolo

    Reply
    • Nunik Utami says

      October 21, 2018 at 20:53

      Yuk, ke Solo 😀

      Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Menerbitkan Buku
  • Pijer? Apa itu?
  • Kulkas 2 Pintu Terbaru dari Panasonic, Ini Kelebihannya
  • Paket Freedom Internet IM3 Ooredoo, Kuota Habis, Pulsa Tidak Terpotong
  • Myeongdong, Tempat Belanja Kosmetik Murah di Korea

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,056 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

nunikutami

Writer

Nunik Utami Ambarsari
Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jal Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jalan maju sedikit, ada candi. Ke depan sedikit lagi, ada gapura batas desa dengan desain khas Jawa. Ke sanaan lagi, ada rumah joglo. Benteng. Dinding bermotif batik. Baligo bergambar wayang. Gedung berarsitektur khas kolonial yang tidak mencakar langit. Fly over berpemandangan gunung berapi. Papan nama jalan lengkap dengan aksara Jawa. Bangunan peninggalan zaman Jawa kuno. Hamparan pasir yang  masih agak jauh dari pantai. Mbah-mbah yang masih sehat, kuat, dan ceria. Orang tua yang ikut memutar roda perekonomian. Anak-anak berbahasa Jawa.

Lengkap. Pokoknya lengkap. Jogja punya semuanya. Dan, semua itu, sudah berhasil menjadi "support system" untuk saya.

#lifeinjogja #gumukpasirparangkusumo
Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekal Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekaligus nakutin. Disebut mercon, karena masakan ini dibuat sangat pedas. Saya sering pengin makan oseng mercon. Suka sih, masakan pedas, tapi sekadarnya aja. Hanya ada rasa pedasnya. Bukan pedas yang pedas banget sampai-sampai malah jadi nggak bisa nikmatin makanannya. 

Oseng-oseng mercon ini bahan utamanya bervariasi. Ada yang menggunakan daging sapi dicampur tetelan, ada yang pakai sandung lamur (daging sapi yang banyak lemaknya), ada juga yang menggunakan kikil. 

Yang di foto ini adalah daging sapi dicampur tetelan. Saya makannya di Kampoeng Mataraman. Enak nih, pedasnya nggak gila-gila amat. 

Dulu di sini makannya sistem prasmanan. Ada penyewaan jarik dan kebaya juga, buat foto-foto di tempat. Sejak pandemi, makannya nggak prasmanan lagi. Nggak ada penyewaan baju-baju Jawa juga. Malah, minggu lalu saya lewat lagi, resto ini tutup. 

Mudah-mudahan kondisi segera membaik. PSBB/PPKM segera berakhir. Biar semua resto di Jogja (dan seluruh dunia) buka lagi seperti biasa.

#osengmercon #kulinerjogja #jogjafood #lifeinjogja
Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepa Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepat, seperti terbang. Kata seorang sahabat, hidup di Jogja bisa terbawa santai. Ritme hidup lebih lambat. Pada kenyataannya, setelah menjalani hidup di kota kelahiran ini, produktivitas saya meningkat. Semua berawal dari rasa semangat. Di sini, kalau capek, istirahatnya nyusurin jalan yang masih banyak hijau-hijaunya. Deretan pohon yang subur, hamparan sawah yang padinya mulai menguning, enak banget buat dipandangi lama-lama. Enak banget buat dihirup udaranya. Kalau mau menikmati Jogja dari ketinggian seperti di foto ini, ya bisa juga. 

Yuk, semangat! 😍

#jogja #yogyakarta #lifeinjogja #lifelessons
Langsung belanja ahh besok! . Reposted from atome. Langsung belanja ahh besok!
.
Reposted from atome.id
.
Siapkan Valentine yang berkesan buat doi dengan atome.id !
.
Reposted from amandacaesaa
.
Happy Valentine!
.
Buat kamu yang lagi menyiapkan kado spesial untuk orang kesayangan kamu atau kado untuk diri kamu sendiri, kebetulan banget nih!
.
Masih ada promo spesial di store sephoraidn dan markandspencer_id khususnya di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
.
Kalau kamu belanja pakai atome.id senilai minimal 500 ribu, kamu langsung dapat voucher diskon MAP senilai 100 ribu.
.
Tapi promo ini berlaku cuma sampai hari Minggu 14 Februari. So, jangan sampai terlewatkan ya!
.
Oh iya! Pembayaran pakai Atome itu bunganya 0%, bisa cicilan 3 dan 6 bulan, tanpa perlu DP juga.
.
Belanja kado spesial pakai atome.id dan nikmatin promonya.
.
#Atome
#SephoraIDN
#MarkAndSpencer
#TimeToOwnit
Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita b Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita bisa melakukan apa saja untuk memutar roda kehidupan. Cari nafkah, mendidik anak, bergaul dengan teman-teman, baca buku, nyoba resep masakan, ngepoin instagram seleb, nonton drakor. Pokoknya semuanya.

Sayangnya kita suka lupa. Ketika sehat, lupa bahwa kesehatan itu perlu dijaga. Ketika sakit, baru tersadar kesehatan itu mahal harganya. Selain olahraga teratur dan cukup istirahat, tubuh juga butuh suplemen multivitamin terutama ketika menu makan kita kurang variatif, jarang makan buah & sayur serta tetap harus beraktivitas di luar rumah di masa pandemi ini. 

Karenanya, saya minum Therabex dari Combiphar, satu kaplet sehari setiap pagi. Kualitasnya tak perlu diragukan lagi karena Therabex telah dipercaya Indonesia sejak tahun 1985 & terdaftar di BPOM. Kandungan vit C 500 mg & 6 vit B kompleks dalam Therabex setia menjaga daya tahan tubuh keluarga di tengah pandemi. 

Therabex ini jg sugar-free jadi cocok buat mereka yang mengidap diabetes dan yang terpenting harganya ekonomis. 1 box family pack isi 100 seperti ini bisa untuk konsumsi 3 anggota keluarga selama 1 bulanan.

Nah, kalau Moms yang lain gimana? Sudah minum vitamin hari ini? Therabex nya lagi diskon 15% + ada potongan voucher toko Rp 5.000 lho di Combiphar Official Store di Shopee & Tokopedia. Tapi, kuota vouchernya terbatas nih. Jadi sebaiknya beli sekarang deh, takutnya kehabisan.

#TherabexSetiaMenjaga #Sejak1985 #MultivitaminKeluargaIndonesia #KarenaKeluargaNo1
Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saj Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saja. Ngedit novel, bikin naskah komik, jadi juri lomba, dan ngurusin batik, semuanya menyenangkan. Meskipun hujan terus selama belasan jam, tetap aja betah di rumah.

Nanti kalo matanya udah terasa capek karena kelamaan ngeliatin gadget, baru deh, butuh ke luar rumah. 

Mumpung saat ini lagi nggak hujan, jalan-jalan, deh, sambil momong bocah, sambil nyari makanan, sambil ngafalin jalan. Btw, sekarang kalo ke mana-mana udah nggak pake GPS. Udah hafal sebagian jalan utama. 

Hmmm ... Penasaran sih, pengen nyoba ke Solo bawa motor. Etapi, bocahnya malah minta ke Semarang. Lhaaa... Ke Solo aja belum tentu berani, je 😅

#lifeinjogja #yogyakarta #hometown
Load More... Follow on Instagram

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

batik belanja online blog budaya buku cerpen editor fashion film financial planner finansial freelancer hijab hijab tutorial hotel hukumonline hukumpedia indonesia jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil muslimah parenting pashmina penulis properti restoran savana hijab seni toko online traveling travelling voucher diskon wisata Writer yogyakarta

Posting Terbaru

  • Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Penggabungan FWD Life dan FWD Insurance Serta Inspirasi Every Heroes
  • Review Kelebihan dan Kekurangan Realme XT
  • Bisnis Online, Sudah Saatnya Melatih Para Pelaku UMKM
  • Tinggalkan yang Lalu, Sambut 2021 dengan Resolusi Baru

Komentar Terbaru

  • Oca on Menjelajah Sumatera Utara Bersama Anak Tercinta
  • Caroline Adenan on Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Telkom University on Lewat Pintaria, Kuliah Sambil Kerja Jadi Mudah Terlaksana
  • Nunik Utami on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Catur on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
Copyright © 2021 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis