• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Artikel / Education / Jalan Kaki, Banyak Pihak Terselamatkan

Jalan Kaki, Banyak Pihak Terselamatkan

August 27, 2019 Nunik Utami Leave a Comment

Jalan kaki itu menyenangkan. Selama ini, saya menikmati banget jalan kaki. Asal, nggak terlalu jauh. Yaa, kira-kira 500 meter, saya senang melakukannya setiap hari. Beda lagi dengan saat traveling. Kalau sedang jalan-jalan, terutama ke luar kota atau luar negeri, saya senang jalan kaki lebih jauh lagi. Menyusuri tempat yang belum pernah dikunjungi dengan berjalan kaki, lebih enak. Bisa santai dan puas melihat-lihat suasana.

Saat beraktivitas sehari-hari, saya juga sering sengaja memilih yang ada jalan kakinya. Misalnya, ke warung yang jaraknya sekitar 100-200 meter, menaruh barang agak jauh dari tempat saya duduk, bahkan sering sengaja berjalan beberapa meter meskipun sedang tidak ada keperluan.

Maklum, pekerjaan saya mengharuskan saya duduk berjam-jam. Tubuh jadi gampang pegal karena kurang aktivitas fisik. Begitu jalan kaki, rasanya nyaman banget.

Jalan kaki, yuk!

Ada kelebihan lain kalau kita rutin berjalan kaki, yaitu tubuh jadi lebih sehat. Pasti semua orang juga sudah tahu, ya.

Itu saja? Ternyata, tidak. Lebih jauh lagi, kalau kita rutin berjalan kaki, berarti kita membantu mengurangi polusi udara. Sebab, kita sudah mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Semakin banyak kendaraan pribadi yang digunakan, sudah pasti semakin tinggi polusi udara.

Gerakan Kampanye Jalan Hijau

Dari fakta di atas, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengadakan gerakan kampanye Jalan Hijau. Tujuannya adalah mengajak masyarakat untuk menggunakan transportasi umum secara maksimal, lalu dilanjutkan dengan jalan kaki ke lokasi tujuan. Dengan begini, baik orang maupun lingkungan, akan semakin sehat.

Selama ini, masih banyak orang yang selalu mengandalkan kendaraan pribadi untuk mobilitas. Sebagian besar berpikir, menggunakan kendaraan pribadi itu lebih nyaman, karena bisa langsung ke tempat tujuan tanpa harus berjalan kaki. Bahkan, banyak orang yang menggunakan sepeda motor, padahal jarak yang ditempuh relatif dekat dan bisa dicapai dengan berjalan kaki. Kebiasaan ini menyebabkan dua hal. Pertama, jalan menjadi macet karena banyaknya kendaraan pribadi, sekaligus meningkatnya polusi udara yang berdampak buruk bagi kesehatan. Kedua, adanya peningkatan penyakit, khususnya penyakit tidak menular, karena orang-orangnya jarang bergerak.

Ini mengerikan banget. Saya pernah ikut seminar dari Kemenkes. Dari sini, saya dapat info, pengidap penyakit tidak menular ini ada peningkatan, yang semula 26,1 % pada 2017, menjadi 33 % pada 2018. Penyebabnya adalah kurangnya gerak fisik.

Ajakan untuk Naik Angkutan Umum dan Berjalan Kaki

Gerakan kampanye Jalan Hijau ini diterapkan dengan mengajak masyarakat untuk mulai rutin naik angkutan umum dan berjalan kaki. Ajakannya berupa turun langsung ke jalan, mengenalkan dan mengajak masayarakat untuk melaksanakan gerakan ini.

Jadi, beberapa hari yang lalu, saya lewat di Stasiun Juanda. Di sini ada banyak petugas kampanye, yaitu taruna-taruni Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) yang langsung mengenalkan kampanye ini pada orang-orang yang lewat. Saya pun ikutan dikenalkan dan diajak kampanye ini. Caranya mudah banget. Saya hanya diminta menjawab pertanyaan seputar peningkatan fasilitas transportasi umum. Misalnya, bagaimana kondisi transportasi umum saat ini? Sudah sesuai dengan standar transportasi umum menurut kita atau belum? Ketepatan waktu datangnya transportasi umum bagaimana? Harga tiket transportasi umum sudah terjangkau atau belum? Kita juga diminta memberikan masukan mengenai hal-hal yang masih perlu dibenahi pada sistem transportasi di Indonesia, khususnya Jabodetabek.

Bagi yang sudah berpartisipasi dalam kampanye ini, akan diberikan merchandise berupa tempat air minum. Saya suka banget nih, tempat minumnya. Pesan dari gerakan kampanye ini adalah agar masyarakat sudah mulai menyadari bahwa gerak fisik itu sangat penting bagi kesehatan. Naik kendaraan umum juga mendukung lingkungkan agar lebih sehat.

Gerakan turun ke jalan ini juga dilakukan di beberapa tempat lain, yaitu Stasiun MRT Dukuh Atas, Stasiun Depok, dan Stasiun Bekasi. Mungkin ada di antara kamu yang lihat para petugas kampanye ini?

Seragam Petugas Kampanye yang Penuh Makna

Saya sempat heran, kok, kampanye ini bertajuk Jalan Hijau, tapi para petugasnya memakai pakaian kuning-putih? Ternyata, ada filosofinya. Warna kuning ini melambangkan sinar matahari. Kalau kita berjalan kaki kan, akan lebih sering terpapar sinar matahari, sehingga tubuh menjadi lebih sehat. Lalu, warna putih, memberi makna ketulusan dan kesediaan kita menggunakan transportasi umum dilanjutkan dengan berjalan kaki. Nah, warna hijau diwakili oleh syal mereka, yang bermakna ramah lingkungan.

Bener juga ya, saya ngerasain banget. Dulu, sekolah pun jalan kaki setiap hari, padahal jaraknya sampai 1 km dari rumah. Sekarang, jarak segini saya lebih memilih bawa motor sendiri. Hmm … adanya kampanye gerakan Jalan Hijau ini jadi bikin saya melek lagi. Mau lebih sering naik transportasi umum ah, biar lebih banyak ada jalan kakinya.  Kamu juga, yuk!

Education, Nature

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Menerbitkan Buku
  • Kulkas 2 Pintu Terbaru dari Panasonic, Ini Kelebihannya
  • Pijer? Apa itu?
  • Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Paxel, Kirim Paket Dalam Waktu Singkat

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,111 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

nunikutami

Writer

Nunik Utami Ambarsari
Anak alergi susu sapi? Selain gak boleh minum susu Anak alergi susu sapi? Selain gak boleh minum susu sapi, pemberian makanannya juga harus hati2. Nggak boleh ngonsumsi produk turunannya, seperti keju, yogurt, dan beberapa lainnya. 

Tenang. Ada kok, resep makanan untuk anak yang alergi susu sapi. Nih, saya punya buku resepnya, dari @soya_generasimaju . Boleh banget lho, nyoba2 ini. Biar anak yang alergi susu sapi, bisa tetap dapat nutrisi yang cukup. 

#SoyaDukungTumbuhMaksimal #SemangatGenerasiMaju
Sore-sore duduk-duduk di sini sambil ngobrol sambi Sore-sore duduk-duduk di sini sambil ngobrol sambil ngemil sambil minum teh, enak banget, lho. 

Jaraknya cuma 50 m dari rumah. Dulu malah rumahnya tepat di kiri depan candi ini. Rumah pertama yang ada di depan candi. 

Sekarang Candi Sari masih ditutup untuk umum, tapi kalo tetangga mau main di sini, boleh aja. Pagarnya kadang dikunci, kadang nggak. 

Kalo lagi nggak dikunci ya tinggal buka aja. Kalo lagi dikunci, tinggal nyamperin penjaganya, minta dibukain. Wong penjaganya juga tetangga. Malah ada juga yang sodara, yang kerjanya di Dinas Purbakala. 🤭

#candisari #candi #candijogja #wisatacandi #wisatajogja
Dari dulu kalo mudik ke Jogja udah pasti nyempetin Dari dulu kalo mudik ke Jogja udah pasti nyempetin makan tengkleng. Biasanya saya makan di daerah Amplas. 

Masalahnya, sekarang kangennya sama tengkleng rica-rica-nya Pak Manto. Waktu itu pernah makan di Solo, enak banget. Adanya memang cuma di Solo. 

Eeh, ternyata sekarang ada juga di Jogja. Tepatnya di Gejayan. Kedai yang di Solo sih, rame banget. Makanya waktu itu sengaja makannya jam 10-an biar nggak terlalu ramai. 

Begitu makan yang di Jogja, tempatnya sepiiii banget. Maklum, deh. Namanya juga lagi pandemi. 

Porsi yang di Jogja sama banyaknya dengan yang di Solo. Kelihatannya buanyaak banget ya. Padahal bawahnya juga banyak ganjalannya, berupa kol. Hahaha ... Tapi ya tetap, porsi segitu masih kebanyakan buat saya. Soalnya dagingnya banyak.
Kalo pengin pake nasi, seporsi nasi biasa buat berdua atau bertiga. Jadi tengklengnya bisa dihabiskan. 

Bisa juga dibalik. Nasinya satu porsi. Tengklengnya satu porsi buat berdua. 

Makan di Solo, setahun yang lalu, seporsi Rp65 rb. 
Makan di Jogja, seporsi Rp69 rb. 
Sudah sama nasi. 
Tinggal nambah es jeruk atau es teh manis. 
Kenyang, deh. 😍

#tengklengricarica #tengklengricaricapakmanto #kulinersolo #kulinerjogja
Ada pertemuan pertama. Ada pertemuan terakhir. Ad Ada pertemuan pertama. 
Ada pertemuan terakhir.
Ada juga pertemuan pertama sekaligus terakhir. 
Semoga jalan terang kembali ke Pencipta.
Beribu duka, kutak bisa hadir.

Gumuk Pasir Parangkusumo,
2 April 2021

#yogyakarta #jogja #jogjakarta #gumukpasir #gumukpasirparangkusumo
Senang dong, kalau anak minum susunya banyak. Eh, Senang dong, kalau anak minum susunya banyak. Eh, tapi kalau ada anak yang alergi susu sapi, gimana, dong?

Sebagai mamah nih, kita harus melakukan 3K+. Kenali, Konsultasikan, Kendalikan, Kembangkan. 

Saya tau, kaaan? Iyalah, soalnya abis ikutan webinarnya @soya_generasimaju

Infonya penting banget buat mamah-mamah yang anaknya mengalami alergi susu sapi. 

Nanti akan saya tulis selengkapnya di blog, yaa. 

#SoyaDukungTumbuhMaksimal 
#SemangatGenerasiMaju
Yeaay! Buku baru lagi! Yup, ini buku anak, yang co Yeaay! Buku baru lagi! Yup, ini buku anak, yang cocok untuk dibaca oleh semua usia. Hmm buku keberapa, ya? Entahlah, udah nggak tekun ngitungin 😆, tapi belum sampe 100, sih. 

Saya nulis naskahnya beberapa waktu sebelum pandemi. Nulis ini saya jadi makin tau bahwa laut itu tempat yang paling misterius. Selama ini para ilmuwan yang paling pinter dan peralatan yang paling canggih pun baru bisa menjelajahi 5 % dari keseluruhan laut yang ada.

Laut juga menyimpan berbagai hal yang menakjubkan, mencengangkan, bahkan tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. 

Eh iya, udah tahu kan ya, di dasar laut juga ada gunung berapi, sungai air tawar, bahkan kobaran api? Gimana sih, itu bisa terjadi?

Baca aja buku ini. Sudah terbit dan beredar, kok. Bisa pesan langsung ke penerbit Syaamil @sygmainnovation
Load More... Follow on Instagram

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

batik belanja online blog budaya buku cerpen editor fashion film financial planner finansial freelancer hijab hijab tutorial hotel hukumonline hukumpedia indonesia jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil muslimah parenting pashmina penulis properti restoran savana hijab seni toko online traveling travelling voucher diskon wisata Writer yogyakarta

Posting Terbaru

  • Mobil Toyota Kijang dari Masa ke Masa
  • Anak Mengalami Alergi Susu Sapi, Ingat Saja “SOYA”
  • Imugard Memperkuat Imun Tubuh dengan Bahan Alami
  • Dear Perempuan, Mari Merayakan Hidup!
  • Menimba Ilmu Kesehatan dari Webinar JSR

Komentar Terbaru

  • Akarui Cha on Imugard Memperkuat Imun Tubuh dengan Bahan Alami
  • Rhoshandhayani K. T. on Dear Perempuan, Mari Merayakan Hidup!
  • DailyRella on Dear Perempuan, Mari Merayakan Hidup!
  • Alfa Kurnia on Dear Perempuan, Mari Merayakan Hidup!
  • Uniek Kaswarganti on Dear Perempuan, Mari Merayakan Hidup!
Copyright © 2021 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis