• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Travel / Indonesia / Intip Negeri Laskar Pelangi

Intip Negeri Laskar Pelangi

July 11, 2015 Nunik Utami Leave a Comment

Sebenarnya sudah cerita lama, nih. Tapi baru kali ini sempat nulis di blog.
Kali ini saya jalan-jalan ke Belitung. Saya ikut biro perjalanan. Pesertanya 21 orang dan 3 panitia
Saya sudah sering dengar nama Pulau Belitung sejak SD. Dulu, Bapak pernah kerja di sebuah perusahaan yang ownernya adalah pemilik salah satu pulau di Belitung. Pernak-pernik bertuliskan nama Pulau Belitung seperti tas, pulpen, agenda, dan lain-lain, bertebaran di rumah. Puluhan tahun kemudian, nama Pulau Belitung mendadak terkenal karena Andrea Hirata mengangkatnya dalam novel Laskar Pelangi.
Jam 5 pagi, jalan menuju ke bandara sama sekali nggak macet. Saya harus sampai secepat mungkin, karena pesawat menuju Tanjung Pandan take off jam 08.45 WIB.
Perjalanan Jakarta-Tanjung Pandan hanya memakan waktu 50 menit. Setelah sampai di Bandara HAS. Hanandjuddin, peserta sudah dijemput pakai minibus. Kami ke hotel dulu. Hotelnya pas di pinggir laut. Kayaknya Belitung memang kanan kiri depan belakang (untung nggak atas bawah) laut semua.. Hehehe… Oh iya, saya sekamar dengan Diana, Lina, Nina, dan Sintia. Setelah menyimpan barang-barang di hotel, semua peserta melanjutkan perjalanan.
www.nunikutami.com
Pagi-pagi sudah sampai di Bandara HAS. Hanandjudin, Tanjung Pandan, Belitung.
Hotel Pondok Impian, tempat kami menginap selama di Belitung.
Hotel Pondok Impian, tempat kami menginap selama di Belitung.
Pertama, perjalanan menuju ke Bukit Samak untuk makan siang. Sebelumnya, kami semua mampir dulu untuk sholat Jum’at dan dzuhur.
Jalan-jalan di Belitung benar-benar nyaman. Sepiiii banget. Kiri kanannya masih banyak semak belukar. Kadang lewat jalan yang kiri kanannya bekas pertambangan timah. Rumah-rumah masih jarang. Paling dekat, jarak antara rumah yang satu dengan rumah yang lain, sekitar 500 meteran. Wooww….. Kalau di Jakarta mungkin lahan-lahan luas itu sudah langsung dibangun perumahan, perkantoran, residence, apartment, dan mall.
Pemandangan dari Bukit Samak.
Pemandangan dari Bukit Samak.
Saking sepinya, naik bus dengan kecepatan sedang selama satu jam, sudah dapet banyaakkk… Beda banget dengan kondisi Jakarta, yang kalau naik bus selama satu jam, baru dapat jarak selemparan batu! Oh iya, menurut tour guide-nya, meskipun rumah penduduk di Belitung masih jarang, di sana tingkat kriminalitas sangat rendah. Jadi, para penduduk terbiasa membiarkan pintu rumahnya terbuka lebar meskipun keadaan sepi banget.
Jam 2 lewat, baru sampai di Bukit Samak. Perjalanan memang cukup jauh. Tapi semua peserta terhibur dengan pemandangan Belitung yang –meskipun panas- tapi beda banget sama suasana Jakarta yang padat.
Setelah makan siang di Bukit Samak,  kami “digiring” ke Pantai Nyiur Melambai. Wuahh ini pantainya kereeenn… Pasirnya putih banget kayak tepung belum diayak. Pantainya juga agak lebar. Langitnya keren. Tapi panasnya minta ampun.
Sampai di pantai, Diana, Lina, dan Nina langsung berpencar mencari spot untuk foto-foto. Mereka pergi ke pantai bagian ujung yang ada karangnya. Saya? Ya sama! Foto-foto juga bareng Clara. Saya langsung gelar kain pantai, dan foto sebebas-bebasnya. Bedanya, saya ambil lokasi yang masih deket-deket sama panitia dan teman-teman yang lain. Gara-gara foto pakai kain pantai, saya jadi dijuluki “Model Gleber-Gleber” 😀
www.nunikutami.com
Saya dan teman-teman di Pantai Nyiur Melambai
Pantainya lebar, pasirnya putih. Lumayan silau sih kalau main di sini. Puanass.
Pantainya lebar, pasirnya putih. Lumayan silau sih kalau main di sini. Puanass.
Selesai main di pantai Nyiur Melambai, perjalanan dilanjutkan. Kali ini kami ke SD Muhammadiyah Gantong. Orang Belitung memiliki aksen khusus saat mengucapkan kata-kata dengan huruf U. Contohnya, kata “Gantung” diucapkan sebagai “Gantong”. Dan kata “Belitung” dilafalkan menjadi “Belitong”. Berarti kalo nama saya, Nunik, disebut Nonik kali, ya?
Ternyata, bangunan SD Muhammadiyah itu bukan bangunan sekolah asli. Bangunan itu dibuat hanya untuk keperluan syuting film Laskar Pelangi. Sementara, SD Muhammadiyah yang asli, lokasinya di beberapa meter dari bangunan SD Muhammadiyah (palsu). Ada juga bangunan rumah Bu Mus dalam film Laskar Pelangi. Semua peserta langsung foto-foto di tempat monumental itu. Lokasi di sekitar bangunan SD Muhammadiyah dan rumah Bu Mu, sepi banget. Nggak ada gedung lain. Hanya dikelilingi oleh pohon-pohon. Pohonnya juga unik banget. Batangnya warna hitam sepertih abis terbakar. Nelayan Belitung menggunakan kulit pohon itu untuk menambal kapalnya yang bolong-bolong. Wah, suasananya benar-benar eksotik. Agak mendung dan berangin. Rasanya jadi seperti ada di negeri khayalan.
Replika SD Muhammadyah Gantung.
Replika SD Muhammadyah Gantung.
Replika rumah Bu Mus, guru di SD Muhammadyah Gantung.
Replika rumah Bu Mus, guru di SD Muhammadyah Gantung.
Puas main di replika SD Muhammadiyah dan foto-foto di pohon-pohon nan eksotik itu, kami semua lanjut… Ngopi! Yup, betul, ke warung kopi. Masyarakat Belitung memiliki kebiasaan rutin minum kopi. Awalnya karena terbawa kebiasaan penjajah Belanda. Akhirnya sampai sekarang, masyarakat Belitung terbiasa pergi ke warung kopi dulu sebelum berangkat bekerja. Nggak heran kalau di sepanjang jalan banyak warung kopi. Warung-warung ini adanya di Belitung yang agak ke kota. Warungnya sederhana. Bangkunya juga hanya berupa bangku panjang biasa yang terbuat dari kayu. Dan warung yang kami singgahi, cukup luas dan agak istimewa. Tampak depan sih sama seperti penampilan warung-warung kopi lainnya. Bangku-bangku kayu panjang terusun rapi. Tapi begitu masuk agak ke bagian dalam warung, waaahhh…. Suasananya sungguh keren! Ada warung terapungnya! Jadi kita bisa makan dan minum dengan suasana tempat yang bergoyang-goyang. Seru!
Nggak hanya itu, di tempat itu juga kita bisa menyewa boat dan selancar angin. Di tempat ini, pemandangan alamnya bener-bener keren. Langitnya cerah, dengan awan yang bagus. Antara laut, langit, dan layar perahu, serasi banget. Kayak lukisan. Semua peserta perjalanan ini terhibur dengan gaya Pak Adrian main selancar angin.
Pemandangan dari kedai kopi.
Pemandangan dari kedai kopi.
Menu warung kopi di sini juga beragam. Makanannya macam-macam, tapi standar. Bukan makanan khas Belitung. Kalau kopinya hanya dua pilihan, kopi hitam atau kopi susu. Minuman yang khas adalah es jeruk kunci. Saya sempat mencicipi. Segar.
Setelah itu, kami lanjut ke toko oleh-oleh. Di sana ada aneka kerupuk rasa ikan, udang dan cumi. Ada juga abon ikan (namanya aambel Lingkung, padahal sama sekali nggak pedas), terasi, keripik sukun, dan masih banyak lagi snack yang terbuat dari ikan. Selain snack, di toko itu juga menjual kaos dengan tulisan “Belitung”, dan souvenir yang terbuat dari hewan-hewan laut.
Bandingkan dengan jalanan di Jakarta!
Bandingkan dengan jalanan di Jakarta!
Saya membeli oleh-oleh buat orang rumah dan beberapa teman. Peserta lain heran lihat belanjaan saya banyak banget, sampai harus dikemas pakai kardus yang agak besar. Jadi nggak enak, nih :D.
Yang paling aneh ketika saya milih-milih kaos buat Rexy. Sambil pilih-pilih, saya bilang “Buat anak gue, ahh.”
Eh, ada yang mendelik kaget sambil nanya, “Hah? Anak? Lo udah married?” Lho? Saya jelas lebih kaget. Wong saya sudah punya buntut kok, malah “dituduh” belum married. Hahaha ….
Selesai belanja-belanja, kami pulang ke hotel. Saya pun istirahat untuk mempersiapkan diri melanjutkan perjalanan esok harinya.

Indonesia, Travel

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Menerbitkan Buku
  • Pijer? Apa itu?
  • Kulkas 2 Pintu Terbaru dari Panasonic, Ini Kelebihannya
  • Paket Freedom Internet IM3 Ooredoo, Kuota Habis, Pulsa Tidak Terpotong
  • (Review Film) Ada Surga di Rumahmu

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,056 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

nunikutami

Writer

Nunik Utami Ambarsari
Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jal Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jalan maju sedikit, ada candi. Ke depan sedikit lagi, ada gapura batas desa dengan desain khas Jawa. Ke sanaan lagi, ada rumah joglo. Benteng. Dinding bermotif batik. Baligo bergambar wayang. Gedung berarsitektur khas kolonial yang tidak mencakar langit. Fly over berpemandangan gunung berapi. Papan nama jalan lengkap dengan aksara Jawa. Bangunan peninggalan zaman Jawa kuno. Hamparan pasir yang  masih agak jauh dari pantai. Mbah-mbah yang masih sehat, kuat, dan ceria. Orang tua yang ikut memutar roda perekonomian. Anak-anak berbahasa Jawa.

Lengkap. Pokoknya lengkap. Jogja punya semuanya. Dan, semua itu, sudah berhasil menjadi "support system" untuk saya.

#lifeinjogja #gumukpasirparangkusumo
Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekal Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekaligus nakutin. Disebut mercon, karena masakan ini dibuat sangat pedas. Saya sering pengin makan oseng mercon. Suka sih, masakan pedas, tapi sekadarnya aja. Hanya ada rasa pedasnya. Bukan pedas yang pedas banget sampai-sampai malah jadi nggak bisa nikmatin makanannya. 

Oseng-oseng mercon ini bahan utamanya bervariasi. Ada yang menggunakan daging sapi dicampur tetelan, ada yang pakai sandung lamur (daging sapi yang banyak lemaknya), ada juga yang menggunakan kikil. 

Yang di foto ini adalah daging sapi dicampur tetelan. Saya makannya di Kampoeng Mataraman. Enak nih, pedasnya nggak gila-gila amat. 

Dulu di sini makannya sistem prasmanan. Ada penyewaan jarik dan kebaya juga, buat foto-foto di tempat. Sejak pandemi, makannya nggak prasmanan lagi. Nggak ada penyewaan baju-baju Jawa juga. Malah, minggu lalu saya lewat lagi, resto ini tutup. 

Mudah-mudahan kondisi segera membaik. PSBB/PPKM segera berakhir. Biar semua resto di Jogja (dan seluruh dunia) buka lagi seperti biasa.

#osengmercon #kulinerjogja #jogjafood #lifeinjogja
Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepa Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepat, seperti terbang. Kata seorang sahabat, hidup di Jogja bisa terbawa santai. Ritme hidup lebih lambat. Pada kenyataannya, setelah menjalani hidup di kota kelahiran ini, produktivitas saya meningkat. Semua berawal dari rasa semangat. Di sini, kalau capek, istirahatnya nyusurin jalan yang masih banyak hijau-hijaunya. Deretan pohon yang subur, hamparan sawah yang padinya mulai menguning, enak banget buat dipandangi lama-lama. Enak banget buat dihirup udaranya. Kalau mau menikmati Jogja dari ketinggian seperti di foto ini, ya bisa juga. 

Yuk, semangat! 😍

#jogja #yogyakarta #lifeinjogja #lifelessons
Langsung belanja ahh besok! . Reposted from atome. Langsung belanja ahh besok!
.
Reposted from atome.id
.
Siapkan Valentine yang berkesan buat doi dengan atome.id !
.
Reposted from amandacaesaa
.
Happy Valentine!
.
Buat kamu yang lagi menyiapkan kado spesial untuk orang kesayangan kamu atau kado untuk diri kamu sendiri, kebetulan banget nih!
.
Masih ada promo spesial di store sephoraidn dan markandspencer_id khususnya di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
.
Kalau kamu belanja pakai atome.id senilai minimal 500 ribu, kamu langsung dapat voucher diskon MAP senilai 100 ribu.
.
Tapi promo ini berlaku cuma sampai hari Minggu 14 Februari. So, jangan sampai terlewatkan ya!
.
Oh iya! Pembayaran pakai Atome itu bunganya 0%, bisa cicilan 3 dan 6 bulan, tanpa perlu DP juga.
.
Belanja kado spesial pakai atome.id dan nikmatin promonya.
.
#Atome
#SephoraIDN
#MarkAndSpencer
#TimeToOwnit
Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita b Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita bisa melakukan apa saja untuk memutar roda kehidupan. Cari nafkah, mendidik anak, bergaul dengan teman-teman, baca buku, nyoba resep masakan, ngepoin instagram seleb, nonton drakor. Pokoknya semuanya.

Sayangnya kita suka lupa. Ketika sehat, lupa bahwa kesehatan itu perlu dijaga. Ketika sakit, baru tersadar kesehatan itu mahal harganya. Selain olahraga teratur dan cukup istirahat, tubuh juga butuh suplemen multivitamin terutama ketika menu makan kita kurang variatif, jarang makan buah & sayur serta tetap harus beraktivitas di luar rumah di masa pandemi ini. 

Karenanya, saya minum Therabex dari Combiphar, satu kaplet sehari setiap pagi. Kualitasnya tak perlu diragukan lagi karena Therabex telah dipercaya Indonesia sejak tahun 1985 & terdaftar di BPOM. Kandungan vit C 500 mg & 6 vit B kompleks dalam Therabex setia menjaga daya tahan tubuh keluarga di tengah pandemi. 

Therabex ini jg sugar-free jadi cocok buat mereka yang mengidap diabetes dan yang terpenting harganya ekonomis. 1 box family pack isi 100 seperti ini bisa untuk konsumsi 3 anggota keluarga selama 1 bulanan.

Nah, kalau Moms yang lain gimana? Sudah minum vitamin hari ini? Therabex nya lagi diskon 15% + ada potongan voucher toko Rp 5.000 lho di Combiphar Official Store di Shopee & Tokopedia. Tapi, kuota vouchernya terbatas nih. Jadi sebaiknya beli sekarang deh, takutnya kehabisan.

#TherabexSetiaMenjaga #Sejak1985 #MultivitaminKeluargaIndonesia #KarenaKeluargaNo1
Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saj Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saja. Ngedit novel, bikin naskah komik, jadi juri lomba, dan ngurusin batik, semuanya menyenangkan. Meskipun hujan terus selama belasan jam, tetap aja betah di rumah.

Nanti kalo matanya udah terasa capek karena kelamaan ngeliatin gadget, baru deh, butuh ke luar rumah. 

Mumpung saat ini lagi nggak hujan, jalan-jalan, deh, sambil momong bocah, sambil nyari makanan, sambil ngafalin jalan. Btw, sekarang kalo ke mana-mana udah nggak pake GPS. Udah hafal sebagian jalan utama. 

Hmmm ... Penasaran sih, pengen nyoba ke Solo bawa motor. Etapi, bocahnya malah minta ke Semarang. Lhaaa... Ke Solo aja belum tentu berani, je 😅

#lifeinjogja #yogyakarta #hometown
Load More... Follow on Instagram

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

batik belanja online blog budaya buku cerpen editor fashion film financial planner finansial freelancer hijab hijab tutorial hotel hukumonline hukumpedia indonesia jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil muslimah parenting pashmina penulis properti restoran savana hijab seni toko online traveling travelling voucher diskon wisata Writer yogyakarta

Posting Terbaru

  • Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Penggabungan FWD Life dan FWD Insurance Serta Inspirasi Every Heroes
  • Review Kelebihan dan Kekurangan Realme XT
  • Bisnis Online, Sudah Saatnya Melatih Para Pelaku UMKM
  • Tinggalkan yang Lalu, Sambut 2021 dengan Resolusi Baru

Komentar Terbaru

  • Oca on Menjelajah Sumatera Utara Bersama Anak Tercinta
  • Caroline Adenan on Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Telkom University on Lewat Pintaria, Kuliah Sambil Kerja Jadi Mudah Terlaksana
  • Nunik Utami on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Catur on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
Copyright © 2021 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis