Kamu olahraga berapa kali dalam seminggu? Kalau saya … hmmm … duh, malu sendiri nih, jawabnya.
Tahun lalu, saya olahraga minimal seminggu tiga kali. Waktu itu kan, masih gabung di studio gym, jadi saya paksain deh, olahraga teratur. Studio gym-nya dekat dengan kantor. Nah, waktu resign, saya nggak gabung gym lagi karena lokasinya kejauhan dari rumah. Begitu sudah nggak ngantor, olahraganya nggak teratur lagi, deh. Sebenarnya sayang banget, sih. Sebab, saya sudah ngerasain banget manfaat olahraga. Badan jadi nggak gampang pegal-pegal dan terasa ringan.
Waktu datang ke acara AIA Healthy Living Day, saya agak sedih karena di sini digelar diskusi tentang kesehatan yang agak “menyentil” saya. Namanya juga ngomongin kesehatan, ya. Intinya hanya dua: menjaga pola makan dan olahraga secara teratur. Sementara, saya makan lagi nggak beres. Apaan aja saya lahap, termasuk lemak-lemak enak tapi nggak sehat. Terus, olahraga juga sudah nggak rutin. Aktivitas juga kebanyakan duduk, karena harus ngetik. Pokoknya gaya hidup sedentary banget, deh. Gimana nggak sedih, coba?
Acara ini diselenggarakan oleh #AIAIndonesia, sebuah perusahaan dengan produk asuransi kesehatannya, yang mengusung tema #HealthyLivingDay.
Dari hasil riset AIA Healty Living Index, di tahun 2018 ini kepuasan orang Asia terhadap kesehatannya, menurun, dari 84% di tahun 2016 menjadi 81%. Padahal gaya hidup sehat yang dijalankan justru meningkat, yaitu dari 4,7 di 2016 menjadi 5,0 di 2018. Kok, bisa begini, ya? Bisa aja. Soalnya, begini ….
Memang banyak masyarakat yang berolahraga dalam durasi yang lebih lama. Sayangnya, tidak diimbangi dengan pola makan yang benar. Banyak orang yang olahraga iya, tapi makan sembarangan juga iya. Nggak peduli pada makanan sehat, yang penting mengenyangkan dan menyenangkan. Masuk akal juga, ya. Hari gini, hampir semua orang senang berwisata kuliner. Makanan-makanan baru yang menggiurkan pun bermunculan. Nggak semua produsen memerhatikan kesehatan makanan itu, lho.
Sebaliknya, masih ada juga masyarakat yang malas olahraga. Alasannya macam-macam. Ada yang karena harus melakukan usaha tertentu untuk olahraga atau malas ke tempat olahraga karena lokasinya jauh (yang ini alasan terbanyak, yaitu 37%). Kayaknya saya masuk di sini nih, malas olahraga karena tempat yang asyik, jauh dari rumah. Gimana mau ikutan kampanye #HealthyLivingDay ya kalau malas ke tempat olahraga? 😀 Lalu, ada juga yang memilih melakukan hal lain daripada olahraga (ini sebanyak 32%). Hanya 5% masyarakat yang mengalokasikan dana untuk olahraga. Sedikit amat, ya?
Medical Check Up
Di cara AIA Healthy Living Day ini ada Kathryn Monika Parapak, Head of Brand and Communication PT. AIA Financial. Menurut Kathryn, selain menjaga kesehatan dengan berolahraga dan mengatur pola makan, kita juga harus rutin melakukan medical check up. Ini penting untuk mengetahui kondisi medis sekaligus mendeteksi penyakit sedini mungkin. Sebab, segala macam penyakit akan lebih mudah diobati jika sudah terdeteksi sejak dini. Sebaliknya, akan sulit diobati kalah terdeteksinya sudah dalam kondisi parah. Hal ini dikarenakan ada penyakit yang tidak menampakkan gejala, sehingga disebut sebagai silent killer. Kalau pun ada gejala, tampak seperti penyakit ringan yang umum. Contoh penyakit kritis adalah penyakit jantung dan kanker.
Masalahnya, kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan medical check up itu masih rendah. Ya memang sih, biayanya mahal, tapi kalau sudah terkena penyakit, apalagi penyakit tidak menular, biaya pengobatannya akan jauh lebih mahal. Ya memang sih, ada asuransi seperti #AIAIndonesia tapi kan, mencegah lebih baik daripada mengobati.
Zumba, Pilihan Olahraga Tepat
Ini acara seruuu banget. Para peserta nggak hanya diajak berdiskusi tentang kesehatan, pola makan sehat, dan gaya hidup yang tepat, tapi juga diajak berolahraga bersama. Zumba! Yeayy! Ini salah satu jenis olahraga kesukaan saya banget. Zumba tuh, gabungan dari senam dan tari, jadi asik banget gerakannya.
Zumba kali ini dipandu oleh Mbak Laila Munaf, salah seorang trainer olahraga yang punya kelas senam. Mbak Laila ini memandunya juga asik, bisa bikin para peserta semangat terus. Saya yang sudah lama nggak zumba dan kangen banget olahraga ini, benar-benar menikmati. Boleh dibilang, ini adalah sesi yang paling saya tunggu-tunggu.
Saya senang banget waktu Mbak Laila bilang bahwa saya jago zumba. Waduh, Mbak, saya sih, cuma menang pecicilan. Trus kebetulan saja sudah pernah rutin latihan zumba. Jadi mungkin keliatan bisa. Padahal ya begitu doang. Mbak Laila juga sempat meminta saya untuk zumba di depan, di hadapan para peserta, duh duuuh, untung nggak jadi. Malu lah, kalau yang begini-begini aja disuruh ke depan. Mendingan Mbak Laila aja yang terus memandu gerakan di depan. Kalau saya kan, gerakannya cuma nyontek. Hehehe….
Ada teknik-teknik zumba yang wajib dilakukan selama latihan. Salah satunya adalah jangan lupa bernapas. Ini betul banget. Kalau latihan senam atau olahraga, kita memang suka “lupa” bernapas. Ya bukan lupa banget sih, tapi mungkin napas tapi nggak disadari. Apalagi kalau sedang melakukan aktivitas berat seperti ini.
Lalu, cara bernapas juga harus diperhatikan. Ambil napas lewat hidung, embuskan lewat mulut, dengan perlahan-lahan. Jangan cepat-cepat meskipun sedang ngos-ngosan. Ini agak susah juga lho dilakukan.
Bagaimana pun, acara ini asik banget. Saya suka dan rasanya zumba selama setengah jam itu masih kurang. Padahal udah keringetan banget dan badan jadi enak banget. Pegal-pegal jadi hilang.
Oh ya, sebelum lupa, kalau kamu pengen tahu lebih banyak lagi tentang AIA, bisa kepoin sosmednya di sini:
Instagram @aiaindonesia dan Facebook https://www.facebook.com/AIAIndonesia/
Terus, kapan kita mau latihan zuma bareng lagi? Ajak-ajak saya, yaaa 😀
Leave a Reply