Dear Sukandar,
Hari kemerdekaan sudah tiba nih. Aku masih ingat saat aku duduk disampingmu. Aku merasa hati ini berkobar. Seperti gedung yang dibakar kompeni. Apakah kamu merasakannya dear?
Ada satu hal yang membuatku tertarik padamu. Nama unikmu. Gara-gara nama itu, aku siap merebut tempat paling istimewa di hatimu. Seperti gerilyawan merebut kota Bandung hingga menjadi lautan api.
Dear Sukandar,
Aku juga masih ingat. Waktu ibumu bercerita ketika kamu dilahirkan. Begitu gemuruhnya suasana. Semua pasukan menggempur lawan.
Saat itu Ibumu terus berjuang, demi lahirnya seorang anak. Di tengah-tengah desingan peluru. Dan pasukan yang sibuk menembak musuh.
Dar der dor. Dar der dor.
Tak percuma, namamu adalah Sukandar.
Ya, kependekan dari pasukan dar der dor.
Leave a Reply