• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Story / Cerpen / Cerita Vanya

Cerita Vanya

April 7, 2011 Nunik Utami Leave a Comment

Dimuat di Majalah Bravo! edisi Juli 2009

Kelas masih sepi. Pagi-pagi Vanya sudah sampai di sekolah. Ia tidak sabar ingin menceritakan pengalamannya pada Dinda sewaktu ke Pasar Malam hari Minggu kemarin.

Nahhhh itu dia Dinda, teman sebangkunya datang.

“Hei, Din. Sini deh. Aku punya cerita bagus,” mata Vanya berbinar-binar.

“Ada apa?” Dinda langsung duduk di sebelah Vanya.

“Kemarin aku ke Pasar Malam. Asyik deh. Aku berani naik Kincir Angin. Itu lho, ayunan yang tinggi sekali. Naik itu rasanya seperti di lempar ke udara,” kata Vanya semangat sekali.

“Wahh, kamu kok berani?” Dinda terkagum-kagum.

“Iya dong, hebat kan?” sahut Vanya. Lalu Vanya meneruskan ceritanya, sampai bel tanda masuk berbunyi.

“Selamat pagi, anak-anak,” Bu Ani masuk ke kelas.

“Pagi, Bu…,” jawab anak-anak serempak. Kemudian Bu Ani memulai pelajaran. Ia membuka buku Bahasa Indonesia lalu menerangkan tentang kalimat aktif dan kalimat pasif.

“Aku juga masuk ke Rumah Hantu, Din. Seram, deh,” Vanya masih asyik bercerita.

“Di sana, aku juga naik Roller Coster. Aku sampai menahan nafasku waktu Roller Coster itu menukik tajam,” Vanya sengaja berbisik agar Bu Ani tidak mendengar.

Dinda mulai malas mendengarkan cerita Vanya. Ia lebih memilih mendengarkan Bu Ani di depan kelas.

“Aku paling senang naik komidi put…,”

“Vanya! Kamu kok ngobrol terus?” ternyata Bu Ani melihat Vanya. Lalu menegurnya. Semua murid kelas IV-B memandang Vanya. Vanya jadi malu.

“Ayo dengarkan dulu Ibu menjelaskan pelajaran,” kata Bu Ani lagi.

Vanya langsung diam. Ia mendengarkan pelajaran Bahasa Indonesia yang dijelaskan Bu Ani di depan kelas.

“Oh ya Din. Nanti malam aku mau ajak Mamaku ke pasar malam lagi ah,” tak berapa lama, Vanya bercerita lagi. Ia sudah tidak memerhatikan Bu Ani di depan kelas.

“Aku ingin coba masuk ke Tong Setan. Aku penasaran sekali, di dalamnya seperti apa ya ,” Vanya berbisik-bisik pada Dinda.

Dinda hanya senyum-senyum saja menanggapinya. Ia takut ditegur Bu Ani karena mengobrol sewaktu Bu Ani menerangkan pelajaran.

“Kamu sudah pernah ke Pasar Malam belum?” tanya Vanya.

Dinda tidak menjawab. Ia masih tetap memerhatikan Bu Ani.

“Din, Dinda. Dengarkan ceritaku dong,” Vanya menarik-narik tangan Dinda.

“Di sana banyak badutnya. Lucu-lucu deh. Aku paling suka memukul perut badut itu. Hihihi…,” Vanya terkikik sendirian.

Sedangkan Dinda masih menyimak Bu Ani di depan kelas. Sesekali ia menoleh ke Vanya yang asyik bercerita.

“Ada juga Rumah Kaca. Di rumah itu kita harus pandai-pandai mencari jalan keluar. Kalau tidak, kita akan menabrak kaca,” Vanya masih semangat.

Dan cerita terus mengalir dari mulut Vanya, sampai bel istirahat berbunyi.

***
Esok harinya, saat Vanya akan melanjutkan ceritanya pada Dinda, tiba-tiba Bu Ani masuk.

“Selamat pagi, anak-anak. Kumpulkan PR yang kemarin Ibu berikan. Setelah itu kita akan ulangan,”

Semua murid mengumpulkan buku PRnya ke meja guru. Lalu mereka bersiap-siap untuk ulangan.

“Eh? PR? PR apa Din?” Vanya kebingungan.

“PR yang kemarin, Van. Yang ditulis Bu Ani di papan tulis,” jawab Dinda.

“Ha? Yang mana??” Vanya benar-benar bingung. Ia sama sekali tidak tahu kalau Bu Ani memberikan PR.

Kemarin Vanya sibuk bercerita tentang Pasar Malam. Jadi ia tidak sempat memerhatikan Bu Ani memberi soal.

“Dan….Ulangan??? Kok Bu Ani nggak memberitahu dulu sih?” Vanya bersungut-sungut.
“Lho??? Kemarin Bu Ani bilang kok,” sahut Dinda.

Vanya kaget. Rupanya kemarin Vanya terlalu asyik bercerita. Sehingga ia sama sekali tidak mendengarkan Bu Ani.

Duh, Vanya bingung sekali. Saat teman-temannya asyik mengerjakan ulangan, Vanya hanya diam. Ia Cuma memandangi soal-soal ulangannya dan tidak tahu jawabannya.
Bagaimana bisa menjawab soal-soal kalau kemarin ia betul-betul tidak menyimak penjelasan dari Bu Ani?

Vanya gelisah sekali. Ia tidak tahu apa bedanya kalimat aktif dan kalimat pasif. Vanya melirik Dinda. Kelihatannya Dinda lancar sekali menjawab soal-soal itu.

“Din, jawaban soal nomor satu apa sih?” bisik Vanya pada Dinda.

“Vanya! Kamu jangan tengak-tengok. Jangan tanya-tanya teman!” Bu Ani menatap Vanya. Galak sekali.

Vanya langsung menunduk.

“Makanya, kalau Ibu menerangkan pelajaran kamu jangan ngobrol terus,” kata Bu Ani.
Vanya tidak berani memandang Bu Ani. “Kamu juga tidak mengerjakan PR kan?” Bu Ani bertanya lagi.

Vanya mengangguk.

“Ayo kamu maju ke depan. Berdiri di sini sampai jam istirahat,” kata Bu Ani.

Vanya terkejut. Lalu ia ke depan kelas dan berdiri di pojok. Rasanya maluuu sekali pada teman-teman.

Uhh, Vanya menyesal. Besok-besok ia tidak mau mengobrol di kelas lagi. Besok Vanya akan mendengarkan kalau Bu Ani menerangkan pelajaran.
Vanya merasa sebaaalll sekali. Tanpa sadar, air matanya turun satu-satu.

Cerpen, Story

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Menerbitkan Buku
  • Pijer? Apa itu?
  • Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Paket Freedom Internet IM3 Ooredoo, Kuota Habis, Pulsa Tidak Terpotong
  • Revisi Minor

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,056 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

nunikutami

Writer

Nunik Utami Ambarsari
Ini enak banget! Biasanya saya masak, tapi hari in Ini enak banget! Biasanya saya masak, tapi hari ini banyak banget kesibukan. Jadinya ambil persediaan Fiesta Ready Meal di freezer. Kali ini pilih yang ayam tandori. 

Cara menyajikannya juga gampang banget. Tinggal bolong-bolongin bagian atas kemasan, lalu panasin pakai microwave. 

Nggak punya microwave? Bisa pakai pengukus, kok. Nggak perlu repot-repot. 

Ini juga praktis banget. Di dalam kemasannya tuh, sudah ada nasinya. Jadi begitu selesai dipanasin, langsung bisa dimakan. 

Udah praktis, enak pula! Harganya juga terjangkau banget  Di freezer masih ada varian lainnya. Ada chicken teriyaki dan kari. Buat persediaan. 

Kamu udah simpan ini di dalam kulkas? 

#FiestaReadyMeal #EnakPraktisTerjangkau #TasteOfTheWorld #SatuRasaBanyakCerita #CharoenPokphandIndonesia
Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jal Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jalan maju sedikit, ada candi. Ke depan sedikit lagi, ada gapura batas desa dengan desain khas Jawa. Ke sanaan lagi, ada rumah joglo. Benteng. Dinding bermotif batik. Baligo bergambar wayang. Gedung berarsitektur khas kolonial yang tidak mencakar langit. Fly over berpemandangan gunung berapi. Papan nama jalan lengkap dengan aksara Jawa. Bangunan peninggalan zaman Jawa kuno. Hamparan pasir yang  masih agak jauh dari pantai. Mbah-mbah yang masih sehat, kuat, dan ceria. Orang tua yang ikut memutar roda perekonomian. Anak-anak berbahasa Jawa.

Lengkap. Pokoknya lengkap. Jogja punya semuanya. Dan, semua itu, sudah berhasil menjadi "support system" untuk saya.

#lifeinjogja #gumukpasirparangkusumo
Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekal Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekaligus nakutin. Disebut mercon, karena masakan ini dibuat sangat pedas. Saya sering pengin makan oseng mercon. Suka sih, masakan pedas, tapi sekadarnya aja. Hanya ada rasa pedasnya. Bukan pedas yang pedas banget sampai-sampai malah jadi nggak bisa nikmatin makanannya. 

Oseng-oseng mercon ini bahan utamanya bervariasi. Ada yang menggunakan daging sapi dicampur tetelan, ada yang pakai sandung lamur (daging sapi yang banyak lemaknya), ada juga yang menggunakan kikil. 

Yang di foto ini adalah daging sapi dicampur tetelan. Saya makannya di Kampoeng Mataraman. Enak nih, pedasnya nggak gila-gila amat. 

Dulu di sini makannya sistem prasmanan. Ada penyewaan jarik dan kebaya juga, buat foto-foto di tempat. Sejak pandemi, makannya nggak prasmanan lagi. Nggak ada penyewaan baju-baju Jawa juga. Malah, minggu lalu saya lewat lagi, resto ini tutup. 

Mudah-mudahan kondisi segera membaik. PSBB/PPKM segera berakhir. Biar semua resto di Jogja (dan seluruh dunia) buka lagi seperti biasa.

#osengmercon #kulinerjogja #jogjafood #lifeinjogja
Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepa Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepat, seperti terbang. Kata seorang sahabat, hidup di Jogja bisa terbawa santai. Ritme hidup lebih lambat. Pada kenyataannya, setelah menjalani hidup di kota kelahiran ini, produktivitas saya meningkat. Semua berawal dari rasa semangat. Di sini, kalau capek, istirahatnya nyusurin jalan yang masih banyak hijau-hijaunya. Deretan pohon yang subur, hamparan sawah yang padinya mulai menguning, enak banget buat dipandangi lama-lama. Enak banget buat dihirup udaranya. Kalau mau menikmati Jogja dari ketinggian seperti di foto ini, ya bisa juga. 

Yuk, semangat! 😍

#jogja #yogyakarta #lifeinjogja #lifelessons
Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita b Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita bisa melakukan apa saja untuk memutar roda kehidupan. Cari nafkah, mendidik anak, bergaul dengan teman-teman, baca buku, nyoba resep masakan, ngepoin instagram seleb, nonton drakor. Pokoknya semuanya.

Sayangnya kita suka lupa. Ketika sehat, lupa bahwa kesehatan itu perlu dijaga. Ketika sakit, baru tersadar kesehatan itu mahal harganya. Selain olahraga teratur dan cukup istirahat, tubuh juga butuh suplemen multivitamin terutama ketika menu makan kita kurang variatif, jarang makan buah & sayur serta tetap harus beraktivitas di luar rumah di masa pandemi ini. 

Karenanya, saya minum Therabex dari Combiphar, satu kaplet sehari setiap pagi. Kualitasnya tak perlu diragukan lagi karena Therabex telah dipercaya Indonesia sejak tahun 1985 & terdaftar di BPOM. Kandungan vit C 500 mg & 6 vit B kompleks dalam Therabex setia menjaga daya tahan tubuh keluarga di tengah pandemi. 

Therabex ini jg sugar-free jadi cocok buat mereka yang mengidap diabetes dan yang terpenting harganya ekonomis. 1 box family pack isi 100 seperti ini bisa untuk konsumsi 3 anggota keluarga selama 1 bulanan.

Nah, kalau Moms yang lain gimana? Sudah minum vitamin hari ini? Therabex nya lagi diskon 15% + ada potongan voucher toko Rp 5.000 lho di Combiphar Official Store di Shopee & Tokopedia. Tapi, kuota vouchernya terbatas nih. Jadi sebaiknya beli sekarang deh, takutnya kehabisan.

#TherabexSetiaMenjaga #Sejak1985 #MultivitaminKeluargaIndonesia #KarenaKeluargaNo1
Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saj Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saja. Ngedit novel, bikin naskah komik, jadi juri lomba, dan ngurusin batik, semuanya menyenangkan. Meskipun hujan terus selama belasan jam, tetap aja betah di rumah.

Nanti kalo matanya udah terasa capek karena kelamaan ngeliatin gadget, baru deh, butuh ke luar rumah. 

Mumpung saat ini lagi nggak hujan, jalan-jalan, deh, sambil momong bocah, sambil nyari makanan, sambil ngafalin jalan. Btw, sekarang kalo ke mana-mana udah nggak pake GPS. Udah hafal sebagian jalan utama. 

Hmmm ... Penasaran sih, pengen nyoba ke Solo bawa motor. Etapi, bocahnya malah minta ke Semarang. Lhaaa... Ke Solo aja belum tentu berani, je 😅

#lifeinjogja #yogyakarta #hometown
Load More... Follow on Instagram

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

batik belanja online blog budaya buku cerpen editor fashion film financial planner finansial freelancer hijab hijab tutorial hotel hukumonline hukumpedia indonesia jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil muslimah parenting pashmina penulis properti restoran savana hijab seni toko online traveling travelling voucher diskon wisata Writer yogyakarta

Posting Terbaru

  • Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Penggabungan FWD Life dan FWD Insurance Serta Inspirasi Every Heroes
  • Review Kelebihan dan Kekurangan Realme XT
  • Bisnis Online, Sudah Saatnya Melatih Para Pelaku UMKM
  • Tinggalkan yang Lalu, Sambut 2021 dengan Resolusi Baru

Komentar Terbaru

  • Oca on Menjelajah Sumatera Utara Bersama Anak Tercinta
  • Caroline Adenan on Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Telkom University on Lewat Pintaria, Kuliah Sambil Kerja Jadi Mudah Terlaksana
  • Nunik Utami on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Catur on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
Copyright © 2021 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis