• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Review / Food / Carolina Reaper, Cabe Terpedas di Dunia

Carolina Reaper, Cabe Terpedas di Dunia

September 6, 2015 Nunik Utami 6 Comments

Suatu hari, seorang teman mengenalkan saya pada Carolina Reaper. Nama cantik ini bukan milik seorang cewek, melainkan nama salah satu jenis cabai.

Cabai ini sudah berbentuk bubuk. Si teman mendapatkannya ketika masih tinggal di UK, dan saat itu bubuk cabai ini dibeli dari US. Walah, bubuk cabai saja belinya jauh amat, ya 😀

Carolina Reaper yang sudah berbentuk bubuk.
Carolina Reaper yang sudah berbentuk bubuk.

Ternyata, ini bukan cabai sembarangan. Inilah salah satu cabai terpedas di dunia. Bagaimana bisa disebut seperti itu?

Yuk, saya kenalkan dahulu dengan Scoville Heat Unit (SHU). Ini adalah satuan yang digunakan untuk mengukur tingkat kepedasan cabai. Kisarannya adalah 5.000 hingga jutaan. Sebagai bayangan, cabai rawit itu tingkat kepedasannya 100.000 SHU. Jalapeno, cabai yang suka ditambahkan pada sandwich dan makanan Eropa, tingkat kepedasannya adalah 5.000.

Bagaimana dengan Carolina Reaper?

Tingkat kepedasannya. 1.569.300! Jutaan!

Konon, kepedasannya sama dengan 2,2 juta cabai merah biasa. Ckckck … kayak apa itu, ya?

Makanya, si teman mengatakan, cabai ini sangat pedas. Kalau kita colek sedikit saja bubuk itu, sudah terasa pedasnya.

Saya yang suka pedas tapi mulai tidak tahan dengan tingkat kepedasan yang terlalu tinggi, hanya mencoba sedikit. Saya letakkan bubuk cabai Carolina Reaper di sendok, lalu saya colek dengan ujung jari dan saya tempelkan ke lidah.

Sesendok ini pun tak berani saya habiskan. Padahal, biasanya sambal matah satu botol saya habiskan dalam sehari sampai seminggu saja.
Sesendok ini pun tak berani saya habiskan. Padahal, biasanya sambal matah satu botol saya habiskan dalam sehari sampai seminggu saja.

Wow! Pedasnya gila! Serius!

Saya memberanikan diri memakannya menggunakan nasi. Tentu saja tetap ambil sedikit. Benar-benar deh, langsung terasa panas di ujung lidah. Berbeda orang, berbeda juga tingkat keberaniannya dalam mencoba bubuk Carolina Reaper. Teman yang satu sama sekali tidak berani mencoba, teman yang lain dengan lahapnya menggunakan bubuk cabai ini sebagai teman makan nasi.

Penasaran, saya langsung cari wujud asli cabai ini di internet. Rupanya tampangnya nggak secantik namanya. Cabai ini berbentuk bulat dengan kulit yang keriput. Bagian bawahnya terdapat bentuk seperti capit kepiting.

 

Tampangnya nggak terlalu tampak pedas.
Tampangnya nggak terlalu tampak pedas.
Bagian dalamnya seperti ini.
Bagian dalamnya seperti ini.

Saking pedasnya, cabai ini sudah masuk Guinnes Book of World Record sebagai salah satu cabe terpedas di dunia.

Ternyata, di Indonesia sudah banyak yang jual bibit Carolina Reaper. Buat kamu yang hobi menanam, bisa nih, coba-coba menanam Si Pedas ini.

Kalau dipikir-pikir, memasak menggunakan Carolina Reaper akan lebih hemat, ya. Satu cabai mungkin bisa dipakai untuk menu masakan selama dua minggu.

Ada yang sudah pernah mencoba?

Food, Review

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Comments

  1. Haya Aliya Zaki says

    September 15, 2015 at 16:48

    Sekilas mirip paprika merah ya, Nik.

    Reply
  2. Ety Abdoel says

    September 16, 2015 at 11:18

    Penasaran pedasnya kayak apa. Bisa awet tuh sambalnya, kalu makan secuil aja gak nahan pedasnya qeqeqe.

    Reply
  3. Emi AFrilia says

    September 16, 2015 at 11:23

    Belum pernah mencobanya mak. Taunya aja dari blog ini he..he…
    Cabe setan pedasnya lewat ya dibandingin dengan cabe ini.

    Reply
    • Nunik Utami says

      September 26, 2015 at 20:41

      Aku juga baru tahu jenis cabai ini. Dan memang sangat pedas 😀

      Reply
  4. Riski ReeNgan says

    September 16, 2015 at 16:08

    Kalo pedasnya sdh sampe jutaan, sy ga berani.. mau sehemat apapun..
    hiks.. butuh tisu berapa gulung itu buat nyeka keringat?

    Reply
    • Nunik Utami says

      September 26, 2015 at 20:40

      Sammaa. Kalau terlalu pedas, apa nikmatnya, ya?

      Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Menerbitkan Buku
  • Kulkas 2 Pintu Terbaru dari Panasonic, Ini Kelebihannya
  • Pijer? Apa itu?
  • Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Paket Freedom Internet IM3 Ooredoo, Kuota Habis, Pulsa Tidak Terpotong

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,055 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

nunikutami

Writer

Nunik Utami Ambarsari
#JalanBarengOreon : Mengenal Candi Sukuh Lebih Jau #JalanBarengOreon : Mengenal Candi Sukuh Lebih Jauh.

Akhirnya saya jadi juga main ke Candi Sukuh. Candi ini memang beda dari yang lain karena terkesan sakral. Yup, reliefnya bercerita tentang perjalanan manusia, sejak dalam kandungan. 

Arsitektur candi ini juga mirip dengan bangunan-bangunan kuno Suku Maya di Meksiko. 

Videonya sudah tayang di oreon.id lho. Sekarang juga sedang ada event #AduKonten

Kalian ikutan juga, yuk! salmanbiroe andini_harsono chalinopita bayufitri adindarara_
Seberapa besar keberanian kamu untuk mengubah hidu Seberapa besar keberanian kamu untuk mengubah hidup? Saya, nggak seberani itu. Saya cenderung mengikuti arus dan gini-gini aja. Namun saat pandemi terjadi, saya baru sadar. Kita harus berani mengubah hidup untuk mencari solusi. Biar survive. Pelajaran berharganya, saya jadi lebih menyiapkan diri dengan kemungkinan yang terjadi di masa mendatang. 

Ini ada kaitannya dengan diskusi bersama FWD tadi siang. Salah satu cara untuk menyiapkan diri dengan segala kemungkinan dalam hidup adalah memiliki asuransi. Biar kalau ada apa-apa, kita punya proteksi. Biar kita juga lebih berani menjalani hidup meskipun harus mengalami perubahan besar. 

Selengkapnya tentang obrolan ini akan saya tulis di blog. Tungguin, ya!

fwd_id
#FWDInsurance
#Bebaskan langkah, berani!
Yeaay! Weekend! Produktif itu enak banget, ya. Ngg Yeaay! Weekend! Produktif itu enak banget, ya. Nggak terasa, tau-tau udah weekend lagi. Apalagi saya kerjaannya menyenangkan. Bisa dibilang, kerja bisa sambil main sama anak. 

Nah, istirahatnya ya nonton film. Suka banget ada #FrenchFest2021 jadi saya nonton film-film berbahasa Prancis. Lumayan, bisa dengarin lagi bahasa ini karena selepas kursus bahasa Prancis, udah jarang lagi deh dengar bahasa ini.
Eits, tenang. Ada subtitle-nya kok. Jadi kita tetap bisa nikmatin film ini. 

Saya buka #myfrenchfilmfestival dan sudah nonton yang Kuessipan. Ceritanya tentang dua cewek yang tumbuh bersama. Salah satunya bercita-cita menjadi penulis. Coba deh, kamu nonton sendiri. Jangan diceritain dulu deh, ya. 

Oh ya, nontonnya di klikfilm . French Fest ini berlangsung selama 15 Jan - 15 Feb 2021. Selamat milih-milih film, ya. 😊😊
Butoooo, jangan makan saya! Tolooong! 😭😭😭 Butoooo, jangan makan saya! Tolooong! 😭😭😭

Hmm untung aja, pas harus bikin puluhan konten, saya sedang ada di sini. Banyak tempat yang pas dan menginspirasi. Triknya, tunggu saat benar-benar sepi. Biar aman dan tetap sehat.
Ada yang rutin membacakan cerita bergambar ke anak Ada yang rutin membacakan cerita bergambar ke anak menjelang tidur? Sama dong, kayak saya.  Ternyata kegiatan itu  banyak manfaatnya buat anak dan orangtua, lho. Saya yang penulis bacaan anak, nggak pernah kesulitan nyari dongeng dan buku cerita bergambar. Tinggal bacain aja salah satu buku karya saya. 

Saya juga pakai aplikasi Let's Read untuk nambah referensi. Biar bahan untuk bacain ceritanya makin banyak. Let's Read ini menarik banget. Anak-anak suka banget kalau dibacain dongeng di aplikasi ini, sambil lihat-lihat gambarnya. 

Kamu udah install Let's Read?

Oh ya, ini manfaat membiasakan diri membacakan dongeng dengan cerita bergambar bagi anak, yang sudah saya tulis di blog. 

https://nunikutami.com/lets-read-dan-manfaat-membaca-dongeng-untuk-perkembangan-anak.html

#LetsReadAsia #AyoMembaca #LetsReadxBloggerPerempuan letsread.indonesia bloggerperempuan
Ujan melulu ya? Mumpung cerah, pengin mandi sinar Ujan melulu ya? Mumpung cerah, pengin mandi sinar matahari. Cari tempat yang sepi juga. 😍😍

#30haribercerita #30hbc2102
Load More... Follow on Instagram

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

batik belanja online blog budaya buku cerpen editor fashion film financial planner finansial freelancer hijab hijab tutorial hotel hukumonline hukumpedia indonesia jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil muslimah parenting pashmina penulis properti restoran savana hijab seni toko online traveling travelling voucher diskon wisata Writer yogyakarta

Posting Terbaru

  • 7 Tips Membeli Apartemen untuk Investasi
  • Hoster, Tempat Membuat Website yang Murah dan Nyaman
  • Let’s Read dan Manfaat Membaca Dongeng untuk Perkembangan Anak
  • Ternyata, Inilah Salah Satu Cara Hindari Kanker
  • 7 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Menyewa Apartemen

Komentar Terbaru

  • Nunik Utami on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Catur on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Riza Firli on Telon Lang, Minyak Legendaris Sahabat Ibu dan Anak
  • Bakti on Inilah 7 Roti Terkenal di Dunia
  • Bayu Segara on Pijer? Apa itu?
Copyright © 2021 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis