Sebagai orangtua saya merasa sudah memberikan kasih sayang pada anak secara maksimal. Saya berusaha memenuhi semua kebutuhan anak, mulai dari pangan, sandang, sampai perhatian. Bahkan, saya cenderung menganggap memenuhi permintaan anak adalah bagian dari kasih sayang itu sendiri.
Rupanya, semua itu belum cukup. Orangtua tidak cukup hanya memberi kasih sayang dan segala kebutuhan sehari-sehari si anak. Orangtua harus berpikir lebih dalam dan berpandangan jauh ke depan, sampai ke masa depan anak.
Sebagai ibu, saya tahu bahwa untuk menjadi orang hebat di masa depan, anak perlu sesuatu yang dipupuk sejak dini. Tapi, saya belum mengerti, yang dipupuk itu apa, sih? Bakat? Benarkah hanya itu?
Akhirnya saya mendapat jawabannya ketika menghadiri acara Bebehero yang diselenggarakan oleh Bebelac dari PT. Nutricia Indonesia Sejahtera. Narasumber acara ini adalah Ade Umiyana Savitri (Marketing Manager Bebelac), Andi Airin (Senior Brand Manager Bebelac), dan Roslina Verauli (psikolog). Satu lagi, ada Bambang Pamungkas, pemain sepakbola nasional yang ikut menceritakan pengalamannya dalam membentuk anak menjadi anak hebat.
Dalam talkshow di acara ini, Ade menyampaikan bahwa orangtua dianjurkan untuk mengerti cara-cara mengembangkan kecerdasan anak dan menumbuhkan empati. Hal ini bisa disampaikan melalui kegiatan sehari-hari. Dengan demikian, anak bisa menampilkan aksi hebat di lingkungannya.
Andi Airin menambahkan, perkembangan anak dapat lebih optimal jika anak diberi nutrisi yang tepat, sesuai kebutuhan. Pemberian nutrisi yang optimal sudah harus diberikan sejak bayi masih di dalam kandungan. Anak yang tercukupi nutrisinya, tumbuh kembangnya pun akan lebih optimal. Ini juga PR buat saya nih, karena Mas Rexy masih susah makan sayur. Makan buahnya juga belum rutin setiap hari. Untungnya Mas Rexy masih tetap suka minum susu. Dengan susu, kebutuhannya akan vitamin A, zinc, zat besi, kalsium, dan iodium dapat tercukupi.
Setelah saya pikir-pikir, ternyata cara memancing anak untuk dapat tumbuh hebat, sederhana saja, ya. Bahkan, menurut Roslina, empati ini menjadi awal dari kemauan anak untuk peduli pada orang lain. Yang harus diingat, hal ini harus dilakukan sedini mungkin. Wah, kalau bicara sedini mungkin, Mas Rexy sudah berusia sembilan tahun. Mudah-mudahan saja belum terlambat. Sebab, semua yang dilakukan sejak kecil, akan berpengaruh di masa dewasa nanti. Rasa empati ini juga menjadi dasar yang mengasah anak memiliki sifat kepahlawanan.
Satu lagi, untuk mengasah kemampuan anak dalam menjadi pahlawan bagi diri sendiri dan lingkungan, bukan hanya tugas ibu. Ayah juga berperan penting dalam hal ini. Saya suka banget ketika Bambang Pamungkas memberikan pengalamannya. Bambang mengungkap bahwa tantangan terbesar sebagai orangtua yang ingin memunculkan aksi hebat anak adalah menemukan caranya. Akhirnya, pemain sepakbola nasional ini melakukannya dengan cara berusaha memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, menolong orang yang mobilnya mogok atau melibatkan anak dalam berbagai kegiatan.
Menurut saya, inilah cara yang tepat untuk menyayangi anak. Anak tidak hanya dipenuhi kebutuhan secara fisik, tetapi juga dibekali pembentukan karakter. Sebab, pembentukan karakter ini akan bertahan lebih lama, seumur hidupnya.
Setelah mengikuti talkshow, Mas Rexy boleh bermain di play ground yang disediakan. Sayangnya, kebanyakan arena bermain ini diperuntukkan bagi anak usia enam tahun ke bawah. Untunglah ada photo booth yang keren banget. Mas Rexy senang banget berfoto ala hero di sini.
Yang juga mengasyikkan adalah adanya booth psikolog. Semua peserta yang hadir bisa berkonsultasi secara pribadi kepada psikolog, tentang anak. Saya ikut memanfaatkan kesempatan ini untuk berkonsultasi tentang minat dan bakat Mas Rexy. Konsultasinya tidak dipungut biaya, lho.
Acara Bebehero yang disponsori oleh Bebelac ini memberi saya banyak ilmu. Belum terlambat untuk memupuk Mas Rexy dalam memunculkan karakter peduli dan mengasah aksi hebatnya. Semoga kelak Mas Rexy tetap memiliki empati yang dalam dan dapat menginspirasi teman-temannya untuk melakukan kebaikan.
Leave a Reply