Suatu waktu, ketika saya sedang berselancar di internet, tahu-tahu iklan bermunculan. Iklannya adalah penawaran harga tiket pesawat ke Yogya. Saya kaget. Kok, tiba-tiba muncul iklan itu? Kemarin saya memang cari tiket ke sana, tapi belum menentukan pilihan. Kok, internet bisa tahu yang saya inginkan, ya?
Di lain waktu, seorang teman juga bercerita soal itu. Dia lagi kepengen banget peralatan masak canggih dan sempat cari di internet. Eh, saat buka internet di lain waktu, iklan alat masak itu muncul lagi! Seakan-akan internet tahu keinginan kita. Hebat, ya?
Pada saat menghadiri acara Kafe BCA ke-9, terkuaklah semua ini. Kafe BCA kali ini temanya adalah dukungan BCA terhadap Indonesia Knowledge Forum (IKF) VII. Salah satu narasumbernya adalah Pak Onno. W. Purbo, seorang pakar teknologi informasi.
Pak Onno mengatakan bahwa internet merekam semua perilaku kita. Semua yang kita unggah atau tulis di dunia maya, akan direkam oleh internet. Misalnya, saat kita menulis status di Facebook, media sosial itu akan merekam jejaknya. Lalu, dimanfaatkan untuk analisis saat pemasangan iklan. Itu sebabnya iklan yang muncul di Facebook selalu sesuai dengan hal yang kita tulis. Masuk akal juga, ya. Facebook juga pandai memanfaatkan keadaan untuk mengambil keuntungan. Iya, dong. Kalau iklannya tepat sasaran kan, namanya untung.
Contoh lain yang disampaikan oleh Pak Onno adalah soal lalu lintas. Pak Onno pernah coba melakukan tes, yaitu mencari informasi tentang kondisi lalu lintas satu minggu dari hari ini. Ternyata Google mampu memberikan info kondisi lalu lintas, meskipun hari itu belum kita lalui. Kan, aneh, kalau Google sudah tahu kondisi lalu lintas tujuh hari dari sekarang. Rupanya Google memprediksi kondisi lalu lintas di masa yang akan datang berdasarkan history dari hari dan jam yang sama, di masa lalu.
Sebenarnya hal ini sudah nggak aneh. Dulu, saya juga melakukan ini, tapi di dunia kuliner dan dunia nyata. Bukan di sunia maya yang berbasis digital. Yang membuat kita tercengang adalah, kita sama sekali nggak menyangka bahwa internet mencatat semua perilaku kita.
Sekrang, kalau internet bisa “mengambil keuntungan” dari kita, ya kita seharusnya juga bisa melakukan hal yang sama. Gimana caranya? Jadikan internet sebagai wadah untuk mencari ide, mencari inspirasi, untuk mengembangkan kreativitas dan melebarkan sayap.
Untuk itulah BCA mendukung dan memotiviasi para generasi millenials, untuk berkreasi dalam memanfaatkan perkembangan teknologi dan transformasi digital. Bentuk dukungan ini adalah dengan menggelar IKF VII, demi tercapainya Indonesia sebagai negara maju. Hal ini dituturkan oleh Lena Setiawati, Executive Vice President Learning and Development BCA.
Perkembangan teknologi ini juga dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Tidak ketinggalan, perusahaan yang bergerak dalam dunia perbankan, termasuk BCA. Saat ini BCA memiliki virtual assistant (VIRA) yang dapat diakses melalui beberapa aplikasi chat dari media sosial terkenal seperti Facebook, LINE, Kaskus Chat, dan Google Assistant.
BCA juga ingin menggerakkan perekonomian digital di Indonesia. Karenanya, IKF VII ini bertema “Fostering Innovation and Creating Value Through Digital Transformation”. IKF VII akan diselenggarakan tanggal 9-10 Oktober 2018 di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta. Akan ada 17 pembicara yang kompeten di bidang masing-masing.
Keren banget, kan? Kamu, generasi millenials, serta para professional dan pelaku bisnis, yuk, ikutan IKF! Biar sama-sama belajar, demi kemajuan banyak hal. Daftarnya di www.bcalearningservice.com
Sampai jumpa di IKF VIII, ya.
Dede Ariyanto says
Setuju! Internet ambil keuntungan dengan merekam data atau percakapan kita pun harus bisa memaksimalkan internet yang ada. ?