• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Artikel / Batik Pekalongan, Aset Bangsa yang Patut Diperhitungkan

Batik Pekalongan, Aset Bangsa yang Patut Diperhitungkan

May 30, 2017 Nunik Utami 4 Comments

Ada buku batik baru, lho. Kali ini temanya tentang batik Pekalongan. Berbicara sesuatu yang menarik seperti batik, rasanya tidak habis-habis. Kain tradisional yang satu ini memang cantik banget, sih. Cara membuatnya itu yang unik banget.

Menurut saya, batik itu sakral. Ada motif tertentu yang hanya boleh dipakai oleh raja. Meskipun saat ini motif tersebut sudah boleh dipakai oleh semua kalangan, tetap saja motif-motif tertentu sebaiknya tidak dipakai sembarangan. Sebab, batik mengiringi kehidupan manusia, sejak dalam kandungan sampai nanti tiba saatnya pulang ke pangkuanNya. Para pembatik zaman dahulu pun berpuasa dahulu sebelum membatik. Tujuannya agar proses membuat kain tersebut tidak dipengaruhi oleh hawa nafsu duniawi. Keren banget, ya.

Batik Pekalongan Memiliki Ciri Khas yang Mudah Dikenali

Yang membuat kain ini semakin unik, seluruh daerah di Indonesia punya batik masing-masing. Setiap daerah pun punya ciri khas tertentu. Salah satunya adalah batik Pekalongan. Ciri khas batik Pekalongan adalah warnanya yang cerah serta motifnya yang beragam. Ada buketan, burung phoenix, serta motif jlamprang. Ciri khas ini menjadikan batik Pekalongan mudah dikenali.

Budi Mulyawan baru saja menuangkan berbagai informasi tentang batik dalam buku yang berjudul “Batik Pekalongan dari Masa ke Masa”. Peluncuran buku ini didukung oleh PT. Bank Central Asia (BCA) yang diadakan melalui forum Kafe BCA VI.

Batik Pekalongan yang kaya warna dan motif.

BCA Mendukung Sepenuhnya Perkembangan Batik Pekalongan

Acara yang bertema “Khasanah Batik Pesona Budaya” ini menghadirkan pembicara Poppy Savitri, Direktur Edukasi & Ekonomi Kreatif Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Suryani (Rektor Universitas Pekalongan), Nita Kenzo (Ketua Yayasan Batik Indonesia), dan Jahja Setiaatmadja (Presiden Direktur BCA).

Para pembicara membahas tentang batik sebagai karya seni tradisional yang mengawal perjalanan bangsa Indonesia dari masa ke masa. Betapa selembar kain batik mengandung makna, cinta, dan falsafah yang dalam, yang patut dihargai, sehingga batik harus dilestarikan.

Sayangnya, di Indonesia hanya ada satu kampus yang memiliki jurusan batik, yaitu Universitas Pekalongan. Peminatnya pun kebanyakan dari luar negeri. Sementara, anak bangsa masih banyak yang belum punya keinginan untuk memelajari kain tradisional ini lebih dalam. Bahkan generasi muda lebih banyak yang belum mengenal batik.

Batik Bukan Sekadar Kain Bermotif

Iya sih, banyak orang yang belum tahu batik yang sebenarnya. Batik yang mereka ketahui sebatas kain bermotif batik. Padahal batik sesungguhnya adalah kain yang dibuat dengan proses berupa tahapan-tahapan tertentu sehingga menghasilkan kain yang bernilai tinggi. Nilai inilah yang membuat batik sangat memungkinkan menjadi aset berharga sekaligus mencerminkan identitas bangsa kita.

Adanya acara ini juga sebagai dukungan BCA terhadap Pekalongan sebagai salah satu kota Batik. Apalagi di daerah ini terdapat ribuan unit Industri Kecil Menengah (IKM) batik dan tentu saja dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi.

Yang ini sudah diberi perintang warna dan diwarnai. Nantinya perintang warna ini akan dilepas.

Pewarna Alam Indigo dan Kampung Batik Pekalongan

Sebagai Ketua Yayasan Batik Indonesia, Nita Kenzo sudah melanglang buana mengenalkan batik ke seluruh dunia. Salah satu jenis koleksinya adalah batik indigo. Sesuai namanya, batik ini berwarna biru dan menggunakan pewarna alam yang dibuat dari tanaman Indigofera tinctoria atau Indigofera sumatrana. Tanaman ini banyak tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia.

Sebenarnya tanaman ini sudah digunakan sejak ratusan tahun yang lalu. Nita ikut memanfaatkan tanaman itu untuk mewarnai batik-batiknya. Meskipun menggunakan pewarna alam, biru indigo yang diterapkan pada batik-batik milik Nita tidak tampak kusam. Malah birunya terlihat cerah dan cantik. Acara ini juga menggelar fashion show batik-batik indigo koleksi Nita. Tentu saja sudah berupa pakaian jadi. Model bajunya bagus-bagus banget, lho. Bisa digunakan untuk sehari-hari.

Begitu besarnya keinginan Nita untuk turut memajukan batik Indonesia. Cerita-ceritanya tentang batik yang sudah dibawa ke berbagai negara pun sesuai dengan dukungan yang diberikan oleh BCA pada batik Pekalongan.

Satu lagi bentuk dukungan BCA, yaitu baru saja meresmikan Kampung Batik Gemah Sumilir, Pekalongan, sebagai salah satu Desa Wisata Binaan BCA. BCA juga berharap, buku “Batik Pekalongan dari Masa ke Masa” dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih mengenal batik.

Wah, keren banget ini. Saya jadi kepengen main ke desa wisata di Pekalongan itu dan … belanja batik Pekalongan!

Artikel, Fashion batik, batik pekalongan, filosofi batik

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Comments

  1. Inayah says

    June 4, 2017 at 08:13

    Yuk mba, ke kampung batik gemah semilir. Deket itu sama rumahku hehehe

    Reply
    • Nunik Utami says

      June 4, 2017 at 08:18

      Waah, mau banget! Kapan2 ya, kalo aku ke Pemalang, kepengen mampir ke Pekalongan 🙂

      Reply
  2. Abdul Malik says

    June 11, 2017 at 17:04

    wah mba batik pekalongan ini emang bagus sekali, selain bagus dari segi design batiknya dari segi bahan atau kainnya pun enak dan nyaman untuk dipakai

    Reply
  3. martinsetiawan says

    June 12, 2017 at 01:23

    Batik pekalongan nggak cuma harus diperhitungkan mbak, tapi harus dilestarikan

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Menerbitkan Buku
  • Pijer? Apa itu?
  • Paket Freedom Internet IM3 Ooredoo, Kuota Habis, Pulsa Tidak Terpotong
  • Nonton Film Toko Barang Mantan, Yuk!
  • Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,056 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

nunikutami

Writer

Nunik Utami Ambarsari
Ini enak banget! Biasanya saya masak, tapi hari in Ini enak banget! Biasanya saya masak, tapi hari ini banyak banget kesibukan. Jadinya ambil persediaan Fiesta Ready Meal di freezer. Kali ini pilih yang ayam tandori. 

Cara menyajikannya juga gampang banget. Tinggal bolong-bolongin bagian atas kemasan, lalu panasin pakai microwave. 

Nggak punya microwave? Bisa pakai pengukus, kok. Nggak perlu repot-repot. 

Ini juga praktis banget. Di dalam kemasannya tuh, sudah ada nasinya. Jadi begitu selesai dipanasin, langsung bisa dimakan. 

Udah praktis, enak pula! Harganya juga terjangkau banget  Di freezer masih ada varian lainnya. Ada chicken teriyaki dan kari. Buat persediaan. 

Kamu udah simpan ini di dalam kulkas? 

#FiestaReadyMeal #EnakPraktisTerjangkau #TasteOfTheWorld #SatuRasaBanyakCerita #CharoenPokphandIndonesia
Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jal Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jalan maju sedikit, ada candi. Ke depan sedikit lagi, ada gapura batas desa dengan desain khas Jawa. Ke sanaan lagi, ada rumah joglo. Benteng. Dinding bermotif batik. Baligo bergambar wayang. Gedung berarsitektur khas kolonial yang tidak mencakar langit. Fly over berpemandangan gunung berapi. Papan nama jalan lengkap dengan aksara Jawa. Bangunan peninggalan zaman Jawa kuno. Hamparan pasir yang  masih agak jauh dari pantai. Mbah-mbah yang masih sehat, kuat, dan ceria. Orang tua yang ikut memutar roda perekonomian. Anak-anak berbahasa Jawa.

Lengkap. Pokoknya lengkap. Jogja punya semuanya. Dan, semua itu, sudah berhasil menjadi "support system" untuk saya.

#lifeinjogja #gumukpasirparangkusumo
Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekal Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekaligus nakutin. Disebut mercon, karena masakan ini dibuat sangat pedas. Saya sering pengin makan oseng mercon. Suka sih, masakan pedas, tapi sekadarnya aja. Hanya ada rasa pedasnya. Bukan pedas yang pedas banget sampai-sampai malah jadi nggak bisa nikmatin makanannya. 

Oseng-oseng mercon ini bahan utamanya bervariasi. Ada yang menggunakan daging sapi dicampur tetelan, ada yang pakai sandung lamur (daging sapi yang banyak lemaknya), ada juga yang menggunakan kikil. 

Yang di foto ini adalah daging sapi dicampur tetelan. Saya makannya di Kampoeng Mataraman. Enak nih, pedasnya nggak gila-gila amat. 

Dulu di sini makannya sistem prasmanan. Ada penyewaan jarik dan kebaya juga, buat foto-foto di tempat. Sejak pandemi, makannya nggak prasmanan lagi. Nggak ada penyewaan baju-baju Jawa juga. Malah, minggu lalu saya lewat lagi, resto ini tutup. 

Mudah-mudahan kondisi segera membaik. PSBB/PPKM segera berakhir. Biar semua resto di Jogja (dan seluruh dunia) buka lagi seperti biasa.

#osengmercon #kulinerjogja #jogjafood #lifeinjogja
Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepa Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepat, seperti terbang. Kata seorang sahabat, hidup di Jogja bisa terbawa santai. Ritme hidup lebih lambat. Pada kenyataannya, setelah menjalani hidup di kota kelahiran ini, produktivitas saya meningkat. Semua berawal dari rasa semangat. Di sini, kalau capek, istirahatnya nyusurin jalan yang masih banyak hijau-hijaunya. Deretan pohon yang subur, hamparan sawah yang padinya mulai menguning, enak banget buat dipandangi lama-lama. Enak banget buat dihirup udaranya. Kalau mau menikmati Jogja dari ketinggian seperti di foto ini, ya bisa juga. 

Yuk, semangat! 😍

#jogja #yogyakarta #lifeinjogja #lifelessons
Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita b Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita bisa melakukan apa saja untuk memutar roda kehidupan. Cari nafkah, mendidik anak, bergaul dengan teman-teman, baca buku, nyoba resep masakan, ngepoin instagram seleb, nonton drakor. Pokoknya semuanya.

Sayangnya kita suka lupa. Ketika sehat, lupa bahwa kesehatan itu perlu dijaga. Ketika sakit, baru tersadar kesehatan itu mahal harganya. Selain olahraga teratur dan cukup istirahat, tubuh juga butuh suplemen multivitamin terutama ketika menu makan kita kurang variatif, jarang makan buah & sayur serta tetap harus beraktivitas di luar rumah di masa pandemi ini. 

Karenanya, saya minum Therabex dari Combiphar, satu kaplet sehari setiap pagi. Kualitasnya tak perlu diragukan lagi karena Therabex telah dipercaya Indonesia sejak tahun 1985 & terdaftar di BPOM. Kandungan vit C 500 mg & 6 vit B kompleks dalam Therabex setia menjaga daya tahan tubuh keluarga di tengah pandemi. 

Therabex ini jg sugar-free jadi cocok buat mereka yang mengidap diabetes dan yang terpenting harganya ekonomis. 1 box family pack isi 100 seperti ini bisa untuk konsumsi 3 anggota keluarga selama 1 bulanan.

Nah, kalau Moms yang lain gimana? Sudah minum vitamin hari ini? Therabex nya lagi diskon 15% + ada potongan voucher toko Rp 5.000 lho di Combiphar Official Store di Shopee & Tokopedia. Tapi, kuota vouchernya terbatas nih. Jadi sebaiknya beli sekarang deh, takutnya kehabisan.

#TherabexSetiaMenjaga #Sejak1985 #MultivitaminKeluargaIndonesia #KarenaKeluargaNo1
Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saj Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saja. Ngedit novel, bikin naskah komik, jadi juri lomba, dan ngurusin batik, semuanya menyenangkan. Meskipun hujan terus selama belasan jam, tetap aja betah di rumah.

Nanti kalo matanya udah terasa capek karena kelamaan ngeliatin gadget, baru deh, butuh ke luar rumah. 

Mumpung saat ini lagi nggak hujan, jalan-jalan, deh, sambil momong bocah, sambil nyari makanan, sambil ngafalin jalan. Btw, sekarang kalo ke mana-mana udah nggak pake GPS. Udah hafal sebagian jalan utama. 

Hmmm ... Penasaran sih, pengen nyoba ke Solo bawa motor. Etapi, bocahnya malah minta ke Semarang. Lhaaa... Ke Solo aja belum tentu berani, je 😅

#lifeinjogja #yogyakarta #hometown
Load More... Follow on Instagram

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

batik belanja online blog budaya buku cerpen editor fashion film financial planner finansial freelancer hijab hijab tutorial hotel hukumonline hukumpedia indonesia jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil muslimah parenting pashmina penulis properti restoran savana hijab seni toko online traveling travelling voucher diskon wisata Writer yogyakarta

Posting Terbaru

  • Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Penggabungan FWD Life dan FWD Insurance Serta Inspirasi Every Heroes
  • Review Kelebihan dan Kekurangan Realme XT
  • Bisnis Online, Sudah Saatnya Melatih Para Pelaku UMKM
  • Tinggalkan yang Lalu, Sambut 2021 dengan Resolusi Baru

Komentar Terbaru

  • Oca on Menjelajah Sumatera Utara Bersama Anak Tercinta
  • Caroline Adenan on Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Telkom University on Lewat Pintaria, Kuliah Sambil Kerja Jadi Mudah Terlaksana
  • Nunik Utami on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Catur on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
Copyright © 2021 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis