Huaaaaaaaa… Benar-benar nggak nyangka! Saya dapat juara ketiga di Lomba Cermin Indosiar!
Setelah masuk sepuluh besar, jujur saja saya nggak berani berharap akan menang. Alasannya sederhana : cuma takut kecewa kalau sudah terlanjur berharap eh ternyata nggak menang.
Upss….. Apalagi sewaktu Kang Iwok memberi kabar lagi kalau saya masuk lima besar!! Ck ck ck…. Saya semakin takut! Akhirnya saya memutuskan untuk benar-benar tidak berharap.
Saat itu saya masih berada di Jogja. Sebenarnya ingin sekali memantau perkembangan mengenai pemenang lomba itu. Tapi apa daya, saya tidak bisa ke warnet setiap hari. Untunglah banyak teman yang selalu memberi kabar lewat SMS.
Rabu, 28 Mei saya kembali ke Jakarta. Di tengah perjalanan Kang Iwok kirim SMS lagi, mengabarkan bahwa saya berhasil menjadi pemenang ketiga!!!!
Waaaaaaaaaaahhhhhh… Surprise!!!!!
Duhh, saya benar-benar nggak percaya.
Menurut saya tulisan saya itu “kurang greget”. Pengolahannya kurang dalam dibanding kenyataannya.
Proses membuat tulisan itu juga benar-benar “dadakan”. Sejak membaca pengumuman lomba, saya memang sudah memikirkan akan membuat cerita itu. Tapi namanya juga saya, sering menunda-nunda menulis sampai detik terakhir.
Begitu juga dalam hal ini. Deadline pengiriman tulisan adalah tanggal 7 Mei. Dan…. Saya baru membuat tulisan itu tanggal 7 Mei pagi. Itu juga sambil mengerjakan pekerjaan kantor. Alhasil jam lima sore saya baru mengirim tulisan itu. Dalam hati, saya berpikir kalau tulisan itu sampai di tangan panitia ya syukur. Tapi kalau tulisan itu nyasar atau tidak sampai di tangan panitia, itu berarti bukan rejeki saya untuk ikut lomba.
Tujuan saya ikut lomba ini adalah untuk memacu semangat. Juga untuk terus melatih kemampuan saya. Biar bagaimanapun saya masih belajar.
Satu hal yang pernah dikatakan oleh Aditya Gumay, pelatih teater saya dulu, dan sampai sekarang masih saya terapkan yaitu : pisau yang tumpul jika diasah terus menerus lama kelamaan akan tajam, sebaliknya pisau yang tajam, jika tidak diasah lama kelamaan akan tumpul.
Itu sebabnya, saya benar-benar tidak menyangka kalau akhirnya saya mendapat juara tiga. Senang…. Bangga… Bahagia…..
Jum’atnya, saya datang ke kantor Indosiar untuk mengambil hadiah. Wahhh.. Seru… hadiahnya adalah setumpuk buku-buku keren! Pokoknya menggiurkan deh! Di kantor Indosiar juga sempat bertemu Mbak Indah. Mengalirlah cerita-cerita dari mbak Indah bagaimana proses lomba itu berlangsung. Ternyata penilaiannya benar-benar objektif kok.
Jujur saja, awalnya saya sempat khawatir untuk ikut lomba itu karena salah satu dewan jurinya sudah saya kenal. Bukan khawatir karya saya dimenangkan mentah-mentah, justru sebaliknya, khawatir karya saya tidak “layak pakai” karena saya tahu kualitas tulisan seperti apa yang menjadi standard sang Dewan Juri tersebut. Hehehe….
Ini dia buku-buku hadiahnya :
Rara Mendut (YB. Mangunwijaya, GPU)
Stranger Than Fiction (Nova Riyanti Yusuf, )
Lilly (Camilla Gibb, Qanita)
Twilight (Stephanie Meyer, GPU)
Cinta Adinda (Afifah Afra, Mizania)
Munajat Cinta (Taufiqurrahman Al Azizy, Diva Press)
Dengan Hati (Syafrina Siregar, GPU)
Tolong, Radith Membuat Saya Bego (Raditya Dika, Gagas Media)
Buat seluruh panitia, dewan juri dan teman-teman yang terlibat dalam lomba ini baik secara langsung atau tidak langsung, trima kasih yaaaa…..
Leave a Reply