Semua orang pasti menghasilkan sampah setiap hari, baik sampah yang bersifat organik maupun anorganik. Sampah punya peran penting dalam merusak lingkungan, bahkan bisa memicu bencana seperti banjir dan tanah longsor.
Sumber: Pixabay
Jika tidak diolah dengan baik, sampah akan menjadi pemicu utama terjadinya kerusakan lingkungan. Sudah seharusnya setiap daerah memiliki penanganan serta pengelolaan sampah dengan tepat. Daerah Banyumas, Jawa Tengah, sudah mulai melakukan pengelolaan limbah organik berkat ide cemerlang Arky Gilang Wahab.
Arky Gilang Wahab Sang Pelopor Sistem Konversi Limbah Organik
Sampah menjadi masalah besar penanganan terbaiknya belum ditemukan. Namun, berbeda bagi Arky Gilang Wahab. Pria asal Banyumas Jawa Tengah yang berhasil memelopori sistem konversi limbah organik untuk menciptakan ketahanan pangan. Melalui ide cemerlang Arky Gilang, sampah yang dianggap menjijikkan bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Sumber: Astra
Arky Gilang Wahab mulai menerapkan ide tersebut sejak 2021. Arky berharap, adanya sistem konversi limbah tersebut bisa menciptakan ketahanan pangan serta lingkungan di daerah Banyumas. Bahkan Arky ingin idenya diterapkan di daerah-daerah lain.
Konversi limbah tersebut lebih mengedepankan pemberdayaan masyarakat, terutama pengelolaan sampah peternakan. Limbah peternakan yang kotor dapat diolah menjadi sesuatu bermanfaat bagi petani, sehingga tercipta keuntungan antara peternak dengan petani dalam meningkatkan usahanya.
Arky Gilang sangat bersemangat dalam menuangkan seluruh ide tersebut demi menciptakan lingkungan, alam, serta manusia yang sehat. Berkat ide cemerlangnya, Arky Gilang Wahab berhasil memenangkan Satu Indonesia Awards 2021. Ide serta gagasan yang Arky keluarkan berhasil mengonversi limbah organik di daerah tempat tinggalnya untuk budidaya maggot.
Sebenarnya ide tersebut tidak muncul begitu saja, melainkan dari keresahan Arky Gilang melihat kondisi lingkungan sekitar. Banyak sisa makanan di daerahnya yang terbuang sia-sia dan diabaikan, hingga menimbulkan bau tidak sedap. Kesadaran masyarakat sekitar yang minim akan kondisi lingkungan semakin menambah keresahan Arky.
Minimnya kesadaran masyarakat serta besarnya perjuangan pahlawan kebersihan membuat Arky semakin mengerti pentingnya pengelolaan limbah organik. Masalah tersebut memunculkan ide serta gagasan Arky Gilang untuk mengurangi bau tidak sedap dari sampah di sekitar, hingga meringankan pekerjaan pahlawan kebersihan.
Awalnya Arky Gilang ingin mengolah limbah tersebut menjadi pupuk kompos. Namun dia kembali melakukan diskusi dengan rekannya, untuk menghasilkan pemikiran lebih matang. Arky Gilang ingin limbah organik tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi warga di daerah tempat tinggalnya. Akhirnya, muncul ide pengelolaan limbah organik untuk pembudidayaan maggot.
Hampir seluruh warga di sekitar tempat tinggal Arky Gilang merupakan seorang pembudidaya maggot. Maggot atau larva lalat jenis BSF dapat membantu mengonversi limbah organik menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. BSF bisa mengekspresikan energi serta nutrien dari sampah sayuran, kotoran, sisa-sisa makanan, sampai bangkai hewan.
Pemuda yang Penuh Perjuangan dan Pantang Menyerah
Arky Gilang Wahab adalah sarjana Teknik Geodesi ITB. Berkat sikap penuh perjuangan dan pantang menyerah, Arky Gilang menemukan mekanisme terbaik dalam pengelolaan limbah organik untuk budidaya maggot. Proses ini dilakukan melalui pemikiran mendalam agar masyarakat tidak merasa terganggu, tetapi semangat untuk ikut terlibat.
Mulanya Arky Gilang bersama tim mengumpulkan limbah organik dari instansi maupun masyarakat. Arky melakukan pemilahan limbah menggunakan mesin berkapasitas 3-5 kubik per jam. Adanya mesin tersebut semakin mempercepat pengelolaan limbah hingga menjadi bubur sampah.
Sumber: Mongabay
Bisnis tersebut semakin hari semakin menunjukkan keuntungan yang cukup besar. Apalagi Arky Gilang bisa mendapatkan dua keuntungan sekaligus. Pertama, bisa mengatasi masalah limbah organik di lingkungan sekitar. Kedua, mengubah sampah yang menjijikkan menjadi komoditas berharga.
Dampak Konversi Limbah Organik bagi Perekonomian Masyarakat Sekitar
Sebenarnya Arky Gilang belum merasakan dampak yang signifikan dari penerapan ide tersebut. Namun, masyarakat sudah bisa merasakannya secara langsung. Bahkan ide yang sudah diterapkan ini berhasil membantu pemerintah Banyumas dalam mengatasi masalah limbah dan menciptakan ketahanan pangan di wilayah Banyumas. Masyarakat yang terhimpun dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) juga bisa merasakan penggunaan pupuk organik dari gagasan Arky Gilang.
Sumber: Mongabay
Apresiasi SATU Indonesia Award 2021
Arky Gilang berhasil mengelola limbah yang jumlahnya tidak sedikit, yaitu mencapai 60 ton setiap hari. Arky Gilang punya peran yang sangat penting dalam pengelolaan limbah organik di sekitar tempat tinggalnya. Tidak heran jika Arky Gilang mendapat penghargaan dari PT Astra Internasional melalui ajang SATU Indonesia Award tahun 2021, kategori lingkungan.
Arky Gilang Wahab pantas mendapatkan penghargaan tersebut, apalagi perjuangannya untuk masyarakat sekitar tempat tinggalnya sangat besar. Tentu saja perjuangan Arky Gilang Wahab dapat dijadikan contoh bagi pemuda dari daerah-daerah lain di seluruh Indonesia.
jadikan ini sebagai penyemangat dalam hidup dan janlup mampir website saya