Asyiiik, sebentar lagi puasa, terus lebaran. Selain soal ibadah, hal menyenangkan saat lebaran adalah mudik. Ritual tahunan ini tentu saja ditunggu semua orang. Saat inilah kita bisa bertemu saudara yang sudah lama nggak bertemu. Bisa reuni dengan teman-teman masa kecil. Bisa menjelajah ke seluruh kampung untuk napak tilas hidup kita. Bisa plesiran ke tempat-tempat terkenal di kampung kita. Pokoknya banyak banget. Semua ini hanya bisa dilakukan setahun sekali, lho. Wajar banget kalau kita nunggu-nunggu libur lebaran untuk mudik.
Sayangnya ….
Tahun ini, masa-masa indah yang sudah kita rencanakan saat mudik nanti, harus dilupakan dahulu. Momen satu tahun sekali yang ditunggu-tunggu, harus ditunda. Kenapa?
Sudah empat minggu ini kita menjalani masa physical distancing. Berada di rumah saja. Anak-anak belajar di rumah, para pekerja nggak boleh ke kantor, kita nggak boleh main ke mall atau tempat-tempat umum lainnya. Yup, Covid-19 sedang melanda dunia. Ingat ya, dunia, bukan hanya Indonesia. Virus ini bergerak sangat cepat, menulari dan menginfeksi banyak orang. Sudah banyak korban berjatuhan. Orang yang tadinya sehat, ketika terinfeksi virus, langsung sakit. Bahkan ada yang sampai meninggal. Sedih banget, kan?
Makanya, physical distancing ini maksudnya adalah untuk menghindari penularan yang semakin luas.Tujuannya untuk memutus rantai penyebaran virus corona. Kalaupun harus bertemu orang, harus menjaga jarak, minimal 1 meter.
Lingkungan juga harus lebih bersih daripada biasanya. Semua tempat seperti perkantoran, fasilitas umum, serta wilayah perumahan, dilakukan penyemprotan disinfektan agar virus-virus mati.
Seserius itu?
Iya. Sebab, virus corona ini nggak main-main. Ini bahaya tingkat dunia. Sudah banyak negara yang kondisinya parah akibat adanya wabah ini. Banyak penduduk negara itu yang meninggal karena terkena penyakit Covid-19.
Itu sebabnya negara kita serius mencegah penularan lebih luas. Nggak mudik adalah salah satu cara ampuh agar penularan ini nggak semakin luas.
Lalu, apa jadinya kalau kita nekad mudik? Ini risikonya:
Mudik ke kampung halaman, kita bisa bertemu orangtua. Tidak hanya mereka. Ada juga paman, pakde, nenek, sepupunya orangtua, dan lain-lain. Banyak di antara mereka yang sudah berusia lanjut (lansia). Nah, mereka ini termasuk kelompok usia yang sangat mudah tertular virus corona. Mengapa demikian?
Bersyukur kalau sampai sekarang kita masih sehat. Nggak ada orang yang mau sakit, kan? Pada kenyataannya, saat wabah seperti sekarang, kita yang sehat, belum tentu benar-benar sehat. Sangat mungkin sebenarnya kita sudah terpapar virus, tapi karena daya tahan tubuh kita kuat, virus nggak sampai menyerang. Namun, virus-virus yang ada di tubuh kita, bisa berpindah ke orang lain. Akhirnya kita menyebarkan virus. Nah, orang yang terpapar, bisa sakit karena daya tahan tubuhnya nggak sekuat kita. Sedih banget kan, kalau kita menularkan virus ke orang lain? Apalagi orang lain itu adalah orangtua atau saudara-saudara kita.
Menurut riset, satu orang bisa menularkan empat orang. Masih menurut riset, diam di rumah atau nggak pergi ke mana-mana atau nggak mudik, bisa menyelamatkan banyak orang.
Jadi, dalam kondisi wabah mengerikan seperti saat ini, lebih baik jangan mudik dulu, deh. Memang pahit, lebaran nggak bertemu orangtua, teman, dan saudara, tapi ini demi kesehatan dan keselamatan banyak orang.
Lebaran tahun ini, kangen-kangenannya lewat video call saja, ya. Biar kita bisa benar-benar memutus rantai penyebaran virus.
Saya tim tidak mudik. Kamu juga, kan?
Sama, Mbak. Saya juga tahun ini gak mudik. Malah mamah saya duluan yang bilang seperti itu. Memang kangennya pasti luar biasa, tetapi kesehatan jauh lebih penting. Alhamdulillah. Meskipun sedih banget, tetapi saya lega karena mamah mengerti banget ?