• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Artikel / Aktivitas Seru Bersama Ibu Menlu

Aktivitas Seru Bersama Ibu Menlu

December 2, 2019 Nunik Utami Leave a Comment

Semasa SMA, ada teman saya yang bercita-cita menjadi seorang diplomat. Saat itu yang terbayang oleh saya, pekerjaan diplomat adalah sering pergi ke luar negeri, mengenalkan Indonesia ke negara yang sedang dikunjungi.

Nggak sepenuhnya salah sih, tapi seiring berjalannya waktu, saya semakin tahu bahwa seorang diplomat tidak sekadar mengenalkan negeri ini kepada negara yang sedang dikunjungi, melainkan juga ke dunia internasional, dengan segala keribetannya.

Ribet? Iya, pasti. Namanya juga menjadi bagian dari warga dunia. Sudah pasti sangat banyak hal yang harus dilakukan. Semua demi kesejahteraan dan harga diri bangsa Indonesia.

Gedung Pancasila, Tempat Menerima Tamu Luar Negeri

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan mengunjungi Gedung Pancasila. Awalnya saya tidak tahu keistimewaan gedung ini. Saya dan beberapa teman pun dipandu untuk mengenal gedung ini lebih jauh.

Gedung Pancasila berlokasi di Jalan Taman Pejambon, Jakarta. Dari luar gedung ini tampak jelas, karena di bagian atasnya terdapat tulisan “Gedung Pancasila”.

Gedung ini dibangun tahun 1830 oleh pemerintah Belanda. Mereka membantun gedung ini sebagai tempat tinggal Hertog Bernhard, orang Jerman yang bekerja sebagai Panglima Angkatan Perang Kerajaan Belanda di Hinda Belanda (Indonesia) . Selanjutnya, gedung ini menjadi Gedung Volksraad atau Dewan Rakyat.

Namun, setelah masa kemerdekaan, pada awal 1950-an, gedung ini diserahkan kepada Departemen Luar Negeri, lalu kepada Kementerian Luar Negeri.

Pada 1 Juni 1964, gedung ini diganti namanya menjadi Gedung Pancasila. Sebab, sebelum merdeka, di sini pula Ir. Soekarno mengemukakan pendapatnya bahwa nanti setelah merdeka, dasar negara Indonesia adalah pancasila.

Tahun 1960-an gedung ini digunakan untuk mendidik calon diplomat. Sekarang, gedung ini dipakai untuk menerima tamu penting dari luar negeri, yang akan melakukan diskusi atau kerja sama dengan negara kita. Mentei Luar Negeri, menerima tamu tersebut di beberapa ruangan di sini.

Ruang tete a tete

Sebelum mulai rapat, tamu-tamu dari luar negeri diminta mengisi buku tamu. Selanjutnya, delegasi utama diterima di ruang tete a tete. Nama ini diambil dari bahasa Prancis, yang artinya “face to face”. Maksudnya adalah pertemuan empat mata, meskipun pada praktiknya seringkali pertemuan ini dihadiri oleh banyak mata, atau beberapa dilegasi.

Di sini, wakil dari Indonesia menyesuaikan tamu yang datang. Apabila tamu ada dua orang, wakil kita juga dua orang. Jika tamunya empat orang, yang menemani mereka juga dua orang. Tentu saja orang pertamanya adalah Menteri Luar Negeri yang sedang menjabat.

Bagaimana kalau delegasi dari luar negeri itu banyak? Selebihnya akan diterima di ruangan lain yang nggak kalah indahnya. Ruangan ini dilengkapi meja panjang dengan taplak batik yang cantik. Kursi, hiasan jendela, dan bagian tasnya, sangat elegan.

Ruang bendera

Di sini terpajang semua bendera negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia. Duh, saya terharu banget berada di ruangan ini. Terasa banget kemegahan bangsa Indonesia dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Semua hal yang berkaitan dengan Gedung Pancasila, baik perencanaan bangunan, penataan ruangan, serta fungsinya, adalah dalam rangka diplomasi negeri ini ke dunia luar.

Joget Seru Bersama Ibu Menlu

Tadinya saya pikir acara ini hanya ajang untuk mengenalkan Gedung Pancasila. Namun, ketika kami sudah akan pindah ke gedung lain, tiba-tiba … surprise! Ibu Menlu datang!

Ibu Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Indonesia saat ini, hadir menyapa saya dan teman-teman. Bu Retno membahas tentang diplomasi. Bahwa orang seringkali mengira diplomasi itu hanya bisa dilakukan oleh kalangan pejabat terkait. Padahal, diplomasi itu penerapannya bisa dalam banyak hal. Misalnya, memakai batik saat menghadiri pertemuan di luar negeri, adalah salah satu bentuk diplomasi yang bisa dilakukan.

Semua orang bisa berdiplomasi. Pada era serbadigital ini, kita juga bisa berdiplomasi melalui internet, terutama media sosial. Contohnya bagaimana? Ya mengisi media sosial kita dengan berbagai kabar baik yang terjadi di Indonesia.

Semudah itu? Iya. Dengan menuliskan hal-hal baik seputar Indonesia, berarti sudah membuka mata dunia bahwa Indonesia itu layal diperhitungkan di kancah Internasional. Itu juga berarti menanamkan rasa percaya dunia internasional terhadap negeri ini.

Dampaknya, nama baik Indonesia akan semakin terangkat. Negara-negara lain pun akan lebih percaya apabila akan mengajak kerja sama bangsa kita.

Eh, yang nggak disangka lagi, Bu Retno mengajak kami berjoget TikTok. Tahu lagu “Entah Apa”, kan? Bu Retno memimpin joget dengan iringan lagu ini, lho. Saya yang sebelumnya nggak pernah tahu, apalagi ikutan, njoget TikTok, sekarang bisa minta ajakan. Nggak tanggung-tanggung, minta diajarkan oleh menteri, lho!

Saya tahu, pekerjaan menteri itu tidak mudah. Mengelola bangsa besar ini butuh energi yang tak pernah putus. Oleh karena itu, sejenak bersantai bersama rakyat seperti ini, menjadi hal yang perlu. Biar pejabat dan rakyat membaur dan akhirnya bisa bahu membahu dalam berdiplomasi ke dunia luar.

Diskusi di Kantin Diplomasi

Selesai joget bersama, Bu Retno pamit untuk melanjutkan tugasnya. Saya dan teman-teman pun berpindah ke Kantin Diplomasi, untuk berdiskusi mengenai peran Indonesia di Dewan Keamanan PBB.

Kantin Diplomasi ditata santai. Bean bag warna-warni sudah ditata di lantai. Panggung pun menggunakan kursi lesehan. Di sebelah panggung, sudah ada Band Diplomat yang menghibur dengan lagu-lagu asyik. Yup, Band Diplomat ini personilnya adalah para pegawai Kementerian Luar Negeri.

Di acara diskusi ini ada Bapak Febrian Alphyanto Ruddyard (Dirjen Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri RI). Pak Febrian menceritakan bahwa posisi Indonesia sudah ambil bagian penting dalam tingkat dunia. Tahun 2019-2020, Indonesia terpilih menjadi salah satu anggota Elected Ten Dewan Keamanan PBB (DK PBB). Mei lalu, Indonesia juga sudah berhasil menjadi Presiden DK PBB dengan kepemimpinan yang berwibawa. Intelektualitas bangsa Indonesia sudah sangat diakui di sini.

Jika melihat ke tahun-tahun sebelumnya, tahhun 2018, Indonesia sudah terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020. Negeri kita ini terpilih bersama negara lain seperti Jerman, Belgia, Afrika Selatan, dan Republik Dominika.

Jadi, selama bergabung bersama PBB, Indonesia sudah empat kali terpilih dalam DK PBB. Mandat utamanya adalah untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.

Diperhitungkannya Indonesia di kancah internasional dalam menjaga keamanan dan perdamaian dunia adalah suatu proses panjang yang sudah dilakukan secara berurutan dan sistematis. Berkat kerja keras bangsa Indonesia, saat ini sudah banyak pencapaian yang dihasilkan. Tentu saja ini adalah prestasi yang luar biasa. Yuk, kita ikut berdiplomasi dengan cara dan kemampuan sendiri!

 

Artikel, Place, Review

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Menerbitkan Buku
  • Pijer? Apa itu?
  • Myeongdong, Tempat Belanja Kosmetik Murah di Korea
  • Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Kulkas 2 Pintu Terbaru dari Panasonic, Ini Kelebihannya

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,056 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

nunikutami

Writer

Nunik Utami Ambarsari
Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jal Ngelongok gerbang sedikit, ada hamparan sawah. Jalan maju sedikit, ada candi. Ke depan sedikit lagi, ada gapura batas desa dengan desain khas Jawa. Ke sanaan lagi, ada rumah joglo. Benteng. Dinding bermotif batik. Baligo bergambar wayang. Gedung berarsitektur khas kolonial yang tidak mencakar langit. Fly over berpemandangan gunung berapi. Papan nama jalan lengkap dengan aksara Jawa. Bangunan peninggalan zaman Jawa kuno. Hamparan pasir yang  masih agak jauh dari pantai. Mbah-mbah yang masih sehat, kuat, dan ceria. Orang tua yang ikut memutar roda perekonomian. Anak-anak berbahasa Jawa.

Lengkap. Pokoknya lengkap. Jogja punya semuanya. Dan, semua itu, sudah berhasil menjadi "support system" untuk saya.

#lifeinjogja #gumukpasirparangkusumo
Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekal Iya nih, oseng-oseng mercon memang ngangenin sekaligus nakutin. Disebut mercon, karena masakan ini dibuat sangat pedas. Saya sering pengin makan oseng mercon. Suka sih, masakan pedas, tapi sekadarnya aja. Hanya ada rasa pedasnya. Bukan pedas yang pedas banget sampai-sampai malah jadi nggak bisa nikmatin makanannya. 

Oseng-oseng mercon ini bahan utamanya bervariasi. Ada yang menggunakan daging sapi dicampur tetelan, ada yang pakai sandung lamur (daging sapi yang banyak lemaknya), ada juga yang menggunakan kikil. 

Yang di foto ini adalah daging sapi dicampur tetelan. Saya makannya di Kampoeng Mataraman. Enak nih, pedasnya nggak gila-gila amat. 

Dulu di sini makannya sistem prasmanan. Ada penyewaan jarik dan kebaya juga, buat foto-foto di tempat. Sejak pandemi, makannya nggak prasmanan lagi. Nggak ada penyewaan baju-baju Jawa juga. Malah, minggu lalu saya lewat lagi, resto ini tutup. 

Mudah-mudahan kondisi segera membaik. PSBB/PPKM segera berakhir. Biar semua resto di Jogja (dan seluruh dunia) buka lagi seperti biasa.

#osengmercon #kulinerjogja #jogjafood #lifeinjogja
Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepa Terbang. Terasa banget, waktu berjalan sangat cepat, seperti terbang. Kata seorang sahabat, hidup di Jogja bisa terbawa santai. Ritme hidup lebih lambat. Pada kenyataannya, setelah menjalani hidup di kota kelahiran ini, produktivitas saya meningkat. Semua berawal dari rasa semangat. Di sini, kalau capek, istirahatnya nyusurin jalan yang masih banyak hijau-hijaunya. Deretan pohon yang subur, hamparan sawah yang padinya mulai menguning, enak banget buat dipandangi lama-lama. Enak banget buat dihirup udaranya. Kalau mau menikmati Jogja dari ketinggian seperti di foto ini, ya bisa juga. 

Yuk, semangat! 😍

#jogja #yogyakarta #lifeinjogja #lifelessons
Langsung belanja ahh besok! . Reposted from atome. Langsung belanja ahh besok!
.
Reposted from atome.id
.
Siapkan Valentine yang berkesan buat doi dengan atome.id !
.
Reposted from amandacaesaa
.
Happy Valentine!
.
Buat kamu yang lagi menyiapkan kado spesial untuk orang kesayangan kamu atau kado untuk diri kamu sendiri, kebetulan banget nih!
.
Masih ada promo spesial di store sephoraidn dan markandspencer_id khususnya di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
.
Kalau kamu belanja pakai atome.id senilai minimal 500 ribu, kamu langsung dapat voucher diskon MAP senilai 100 ribu.
.
Tapi promo ini berlaku cuma sampai hari Minggu 14 Februari. So, jangan sampai terlewatkan ya!
.
Oh iya! Pembayaran pakai Atome itu bunganya 0%, bisa cicilan 3 dan 6 bulan, tanpa perlu DP juga.
.
Belanja kado spesial pakai atome.id dan nikmatin promonya.
.
#Atome
#SephoraIDN
#MarkAndSpencer
#TimeToOwnit
Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita b Sehat itu anugerah luar biasa. Kalau sehat, kita bisa melakukan apa saja untuk memutar roda kehidupan. Cari nafkah, mendidik anak, bergaul dengan teman-teman, baca buku, nyoba resep masakan, ngepoin instagram seleb, nonton drakor. Pokoknya semuanya.

Sayangnya kita suka lupa. Ketika sehat, lupa bahwa kesehatan itu perlu dijaga. Ketika sakit, baru tersadar kesehatan itu mahal harganya. Selain olahraga teratur dan cukup istirahat, tubuh juga butuh suplemen multivitamin terutama ketika menu makan kita kurang variatif, jarang makan buah & sayur serta tetap harus beraktivitas di luar rumah di masa pandemi ini. 

Karenanya, saya minum Therabex dari Combiphar, satu kaplet sehari setiap pagi. Kualitasnya tak perlu diragukan lagi karena Therabex telah dipercaya Indonesia sejak tahun 1985 & terdaftar di BPOM. Kandungan vit C 500 mg & 6 vit B kompleks dalam Therabex setia menjaga daya tahan tubuh keluarga di tengah pandemi. 

Therabex ini jg sugar-free jadi cocok buat mereka yang mengidap diabetes dan yang terpenting harganya ekonomis. 1 box family pack isi 100 seperti ini bisa untuk konsumsi 3 anggota keluarga selama 1 bulanan.

Nah, kalau Moms yang lain gimana? Sudah minum vitamin hari ini? Therabex nya lagi diskon 15% + ada potongan voucher toko Rp 5.000 lho di Combiphar Official Store di Shopee & Tokopedia. Tapi, kuota vouchernya terbatas nih. Jadi sebaiknya beli sekarang deh, takutnya kehabisan.

#TherabexSetiaMenjaga #Sejak1985 #MultivitaminKeluargaIndonesia #KarenaKeluargaNo1
Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saj Aktivitas saya mendukung banget untuk di rumah saja. Ngedit novel, bikin naskah komik, jadi juri lomba, dan ngurusin batik, semuanya menyenangkan. Meskipun hujan terus selama belasan jam, tetap aja betah di rumah.

Nanti kalo matanya udah terasa capek karena kelamaan ngeliatin gadget, baru deh, butuh ke luar rumah. 

Mumpung saat ini lagi nggak hujan, jalan-jalan, deh, sambil momong bocah, sambil nyari makanan, sambil ngafalin jalan. Btw, sekarang kalo ke mana-mana udah nggak pake GPS. Udah hafal sebagian jalan utama. 

Hmmm ... Penasaran sih, pengen nyoba ke Solo bawa motor. Etapi, bocahnya malah minta ke Semarang. Lhaaa... Ke Solo aja belum tentu berani, je 😅

#lifeinjogja #yogyakarta #hometown
Load More... Follow on Instagram

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

batik belanja online blog budaya buku cerpen editor fashion film financial planner finansial freelancer hijab hijab tutorial hotel hukumonline hukumpedia indonesia jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil muslimah parenting pashmina penulis properti restoran savana hijab seni toko online traveling travelling voucher diskon wisata Writer yogyakarta

Posting Terbaru

  • Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Penggabungan FWD Life dan FWD Insurance Serta Inspirasi Every Heroes
  • Review Kelebihan dan Kekurangan Realme XT
  • Bisnis Online, Sudah Saatnya Melatih Para Pelaku UMKM
  • Tinggalkan yang Lalu, Sambut 2021 dengan Resolusi Baru

Komentar Terbaru

  • Oca on Menjelajah Sumatera Utara Bersama Anak Tercinta
  • Caroline Adenan on Green Jobs, Peluang Kerja Sambil Memelihara Lingkungan
  • Telkom University on Lewat Pintaria, Kuliah Sambil Kerja Jadi Mudah Terlaksana
  • Nunik Utami on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Catur on Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
Copyright © 2021 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis