• Home
  • About
  • Contact
  • Portfolio
  • Secret!

Nunik Utami

Menulis adalah Merekam Jejak untuk Anak Cucu

  • Artikel
    • Beauty
    • Events
    • Fashion
    • Healthy
    • Tips
  • Finance
  • Parenting
  • Review
    • Book
    • Food
    • Film
    • Hotel
    • Place
    • Product
  • Travel
    • Indonesia
    • Malaysia
    • Thailand
    • Singapore
  • Working
    • Writer
    • Editor
    • Blogger
    • Trainer
  • Story
    • Cerpen
    • Dongeng
  • Savana Hijab
    • Hijab Tutorial
You are here: Home / Parenting / Mas Rexy / 5 Tips Agar Anak Mau Berbaur dengan Lingkungan

5 Tips Agar Anak Mau Berbaur dengan Lingkungan

August 21, 2015 Nunik Utami 7 Comments

Mas Rexy ini termasuk anak yang nggak mudah berbaur di lingkungan baru. Di tempat yang dirasa kurang nyaman, dia akan jadi anak pendiam. Duduk anteng, tanpa kata, apalagi senyum. Tapi, di lingkungan yang menurutnya nyaman, dia akan berubah drastis.

Saya sering bingung menghadapi sikapnya yang tak mau berbaur dengan lingkungan. Padahal, di sana banyak anak seusianya.

Jadi, di lingkungan tempat tinggal saya, sudah beberapa tahun terakhir tidak ada perlombaan 17an. Tahun ini baru diadakan lagi. Mas Rexy antusias ikut acara ini. Tapi, saya jadi ciut sendiri, karena sifatnya yang tidak mudah berbaur dengan lingkungan baru. Apalagi, peserta lomba kebanyakan anak yang tidak dikenalnya.

Bagaimana kalau nanti hatinya ciut juga dan batal ikut acara seru-seruan ini?

Lama kelamaan saya “membaca” sendiri keinginannya. Saya pun berhasil mendapatkan cara memperlakukan Mas Rexy, saat berada di lingkungan baru.

Ini dia!

1. Biarkan apa adanya

Saya tidak lagi menyarankan Mas Rexy berkenalan dengan teman baru, atau bermain dengan teman yang sudah dikenal, kalau dia tidak mau. Contohnya, di acara perlombaan 17an ini. Mas Rexy diam saja, duduk di sebelah saya, dan tidak peduli pada teman-teman sebayanya. Saya sih, inginnya dia main sendiri dengan teman-teman. Tapi saya biarkan dia menyandar ke saya, selama acara berlangsung. Saya ingin membuatnya nyaman dan tidak merasa terasing, agar kepercayaan dirinya terus meningkat.

2. Biarkan dia menolak

Saya lebih suka anak yang aktif berkegiatan. Tentu saja inginnya juga Mas Rexy mengikuti kegiatan-kegiatan perlombaan yang ada. Sebenarnya dia antusias mengikuti bermacam-macam lomba. Sayangnya, ada beberapa perlombaan yang tidak ingin diikutinya, karena alasan sepele. Alasan itu sebenarnya membuat saya gemas, sebab terasa ganjil. Misalnya, tidak mau ikut lomba membawa kelereng menggunakan sendok yang digigit, karena katanya sendoknya bau besi dan dia mau muntah. Atau, tidak mau ikut lomba memasukkan pensil ke dalam botol, karena posisinya seperti orang yang sedang buang air. Gemas, kan? Tapi, saya biarkan dia menolak. Dengan begini, Mas Rexy tidak merasa terpaksa saat saya berharap dia berbaur dengan lingkungan.

3. Tanamkan konsekuensi kompetisi

Pada setiap perlombaan tentu saja ada yang menang dan kalah. Yang ikut lomba saja belum tentu menang, apalagi yang tidak ikut lomba. Oleh karena itu, saya tanamkan pada Mas Rexy bahwa lomba 17an ini sekadar lucu-lucuan dan seru-seruan. Tujuan utamanya bukan untuk dapat hadiah. Saya tegaskan juga bahwa ini hanya permainan. Jadi, kalau tidak menang, Mas Rexy akan tetap tenang dan tidak merasa “tersingkir”, yang nantinya akan membuatnya malas berbaur lagi dengan lingkungan.

Jpeg

Jpeg

4. Cari minatnya

Balap karung, memindahkan bendera, dan makan kerupuk, adalah beberapa lomba yang dia senangi. Tapi, tidak semua lomba berhasil dimenangi. Namanya anak-anak, pasti masih ada rasa sedih ketika tidak menang lomba. Nah, di sini saya berusaha mencari minatnya, agar Mas Rexy menemukan keasyikan tersendiri ketika bergabung dengan lingkungan. Kebetulan tahun ini ada lomba sepeda hias. Mas Rexy yang tadinya antusias memilih datang ke ulang tahun teman, tiba-tiba berpindah haluan, ingin ikut lomba sepeda hias. Dari sini tampak minatnya. Ayahnya pun berusaha menghias sepeda dengan desain yang berbeda. Maka, ketika pawai berlangsung dan pesertanya lebih banyak anak yang tidak dikenalnya, Mas Rexy tetap merasa senang dengan keseruan acara dan sepeda yang dihias menjadi pesawat.

5. Beri penghargaan

Ketika akhirnya Mas Rexy berhasil menjadi juara pertama dalam lomba sepeda hias, saya dan keluarga tak henti-henti menunjukkan sikap senang. Saya sengaja menciptakan bahwa lomba itu adalah prestasinya, walaupun yang menghias sepeda adalah ayahnya. Dengan demikian, Mas Rexy akan merasa senang berada di lingkungan yang baru dengan sebagian anak yang tidak dikenalnya.

Hal yang paling membuat saya senang adalah, Mas Rexy ingin ikut acara ini lagi, tahun depan.

Merdeka!

Mas Rexy, Parenting

About Nunik Utami

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy.

Comments

  1. Lidya says

    August 21, 2015 at 14:30

    kepercayaan diri anak biasanya meningkat ya kalau sudah menjuarai suatu hal

    Reply
  2. Evi says

    August 22, 2015 at 10:53

    Banyak cara menunjukan hal menarik pada anak kalau mereka mau berbaur dengan lingkungan ya, Mbak. Tergantung kreativitas orang tua saja. Selamat untuk Mas Rexy 🙂

    Reply
    • Nunik Utami says

      August 27, 2015 at 14:49

      Betul, orangtua harus lebih kreatif ya, Mbak Evi. Makasih, ya

      Reply
  3. as says

    August 22, 2015 at 14:09

    eiya, sama kek Faiz..katanya malah kalau ikut lomba bawa kelereng mulutnya nanti sakit…hasyiiiik sekali alasan penolakannya. Selamat ya Mas Rexy menang sepeda hiasnya

    Reply
    • Nunik Utami says

      August 27, 2015 at 14:49

      Makasih, Tante As. Iya, mungkin Kak Faiz nggak suka bau besi juga ya.

      Reply
  4. Choirul Huda says

    August 23, 2015 at 16:40

    berhubung saya belom punya anak jadi ga bisa komentar deh 🙂

    oh ya, poin ketiga jadi ingat baca buku apa gitu dulu, katanya dengan menanamkan semangat kompetisi dari kecil, bisa menentukan apakah si anak itu bakal jadi introvert atau ekstrovert

    entah juga, saya udah lupa bukunya…

    Reply
    • Nunik Utami says

      August 27, 2015 at 14:48

      Ayo baca-baca lagi, Rul. Buat bekal kalau udah punya anak nanti. Hehehe

      Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search Here

Welcome

Penulis, Editor, Trainer Penulisan, Mommy. More…

  • Email
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter

Archive

Top Posts & Pages

  • Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Menerbitkan Buku
  • Pijer? Apa itu?
  • Perbedaan Antara Penerbit Mayor dan Indie
  • Paket Freedom Internet IM3 Ooredoo, Kuota Habis, Pulsa Tidak Terpotong
  • Kulkas 2 Pintu Terbaru dari Panasonic, Ini Kelebihannya

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 4,110 other subscribers

Follow Instagram @nunikutami

nunikutami

Writer

Nunik Utami Ambarsari
Dari dulu saya berprinsip, punya hobi itu jangan s Dari dulu saya berprinsip, punya hobi itu jangan selalu ngabisin uang. Tekuni hobi sampe jadi skill tersendiri. Jadi kalau pekerjaan utama lagi berantakan, kita bisa cari uang dari skill yang dikuasai, yang berasal dari hobi itu. 
 
Terus, biasakan segala sesuatu yang butuh cost, harus bisa membiayai dirinya sendiri. Misalnya, kita butuh internet. Ya manfaatkan internet buat cari uang, yang bisa membiayai internet itu sendiri. 

Pada intinya, harus kreatif. Bisa menghabiskan, ya harus bisa menciptakan. 

Selamat Hari Kartini. 

#harikartini2021
Lagi ngapain? Rebahan? Coba deh dengerin pantun i Lagi ngapain? Rebahan? 
Coba deh dengerin pantun ini! Dijamin extra faedah 😄

#RamadhanExtraFaedah #PantunExtraFaedah #UnlimitedBisaSemua
@sctv @smartfrenworld
Boleh bernapas lega deh yaa, kalo semua urusan uda Boleh bernapas lega deh yaa, kalo semua urusan udah beres. Hari kedua puasa ini lumayan sibuk. Pengiriman peyek, kue kering, dan batik, yang butuh perhatian lebih. Telpon sana sini buat koordinasi dan memastikan pengiriman berjalan lancar. 

Ngerjain kerjaan rutin, ngetik naskah, ngedit naskah, kirim report, dan urusan rumah, juga aman terkendali. Yaa kalo kehabisan energi, biasanya saya bisa tiba2 ketiduran. Butuh istirahat, dong. Apalagi lagi puasa. 

Kegiatan bulan puasa jadi agak beda, sih. Saya sengaja ambil jam istirahat beberapa kali, buat ibadah yang agak lebih. Satu yang belum kesampaian: tarawih di masjid. Masjid favorit yang dekat rumah, sekarang belum buka tarawih berjamaah. Adanya masjid yang dekat rumah juga tapi penuh. Masih belum berani kalau tarawih di situ karena ramai banget. 

Semoga kalian puasa dan aktivitas selama puasa lancar juga, ya. 

#ramadan #ramadan2021
Anak alergi susu sapi? Selain gak boleh minum susu Anak alergi susu sapi? Selain gak boleh minum susu sapi, pemberian makanannya juga harus hati2. Nggak boleh ngonsumsi produk turunannya, seperti keju, yogurt, dan beberapa lainnya. 

Tenang. Ada kok, resep makanan untuk anak yang alergi susu sapi. Nih, saya punya buku resepnya, dari @soya_generasimaju . Boleh banget lho, nyoba2 ini. Biar anak yang alergi susu sapi, bisa tetap dapat nutrisi yang cukup. 

#SoyaDukungTumbuhMaksimal #SemangatGenerasiMaju
Sore-sore duduk-duduk di sini sambil ngobrol sambi Sore-sore duduk-duduk di sini sambil ngobrol sambil ngemil sambil minum teh, enak banget, lho. 

Jaraknya cuma 50 m dari rumah. Dulu malah rumahnya tepat di kiri depan candi ini. Rumah pertama yang ada di depan candi. 

Sekarang Candi Sari masih ditutup untuk umum, tapi kalo tetangga mau main di sini, boleh aja. Pagarnya kadang dikunci, kadang nggak. 

Kalo lagi nggak dikunci ya tinggal buka aja. Kalo lagi dikunci, tinggal nyamperin penjaganya, minta dibukain. Wong penjaganya juga tetangga. Malah ada juga yang sodara, yang kerjanya di Dinas Purbakala. 🤭

#candisari #candi #candijogja #wisatacandi #wisatajogja
Dari dulu kalo mudik ke Jogja udah pasti nyempetin Dari dulu kalo mudik ke Jogja udah pasti nyempetin makan tengkleng. Biasanya saya makan di daerah Amplas. 

Masalahnya, sekarang kangennya sama tengkleng rica-rica-nya Pak Manto. Waktu itu pernah makan di Solo, enak banget. Adanya memang cuma di Solo. 

Eeh, ternyata sekarang ada juga di Jogja. Tepatnya di Gejayan. Kedai yang di Solo sih, rame banget. Makanya waktu itu sengaja makannya jam 10-an biar nggak terlalu ramai. 

Begitu makan yang di Jogja, tempatnya sepiiii banget. Maklum, deh. Namanya juga lagi pandemi. 

Porsi yang di Jogja sama banyaknya dengan yang di Solo. Kelihatannya buanyaak banget ya. Padahal bawahnya juga banyak ganjalannya, berupa kol. Hahaha ... Tapi ya tetap, porsi segitu masih kebanyakan buat saya. Soalnya dagingnya banyak.
Kalo pengin pake nasi, seporsi nasi biasa buat berdua atau bertiga. Jadi tengklengnya bisa dihabiskan. 

Bisa juga dibalik. Nasinya satu porsi. Tengklengnya satu porsi buat berdua. 

Makan di Solo, setahun yang lalu, seporsi Rp65 rb. 
Makan di Jogja, seporsi Rp69 rb. 
Sudah sama nasi. 
Tinggal nambah es jeruk atau es teh manis. 
Kenyang, deh. 😍

#tengklengricarica #tengklengricaricapakmanto #kulinersolo #kulinerjogja
Load More... Follow on Instagram

Join Us

 Blogger Perempuan
PRchecker.info

Lets Eat

Tag

batik belanja online blog budaya buku cerpen editor fashion film financial planner finansial freelancer hijab hijab tutorial hotel hukumonline hukumpedia indonesia jalan-jalan jawa tengah jilbab kerudung kesehatan keuangan kuliner liburan lombok makanan enak menerbitkan buku mobil muslimah parenting pashmina penulis properti restoran savana hijab seni toko online traveling travelling voucher diskon wisata Writer yogyakarta

Posting Terbaru

  • HP Spectre x360 14 Terbaru, Dukung Aktivitas Semua Impian
  • Mobil Toyota Kijang dari Masa ke Masa
  • Anak Mengalami Alergi Susu Sapi, Ingat Saja “SOYA”
  • Imugard Memperkuat Imun Tubuh dengan Bahan Alami
  • Dear Perempuan, Mari Merayakan Hidup!

Komentar Terbaru

  • nia nastiti on HP Spectre x360 14 Terbaru, Dukung Aktivitas Semua Impian
  • Nunik Utami on Anak Mengalami Alergi Susu Sapi, Ingat Saja “SOYA”
  • Nunik Utami on Anak Mengalami Alergi Susu Sapi, Ingat Saja “SOYA”
  • Nunik Utami on Anak Mengalami Alergi Susu Sapi, Ingat Saja “SOYA”
  • Nunik Utami on Anak Mengalami Alergi Susu Sapi, Ingat Saja “SOYA”
Copyright © 2021 Nunik Utami · Part of Blogger Perempuan. built on the Genesis